Sistematika Penulisan Penulisan yang berjudul sejarah ekspedisi Laksaman Cheng Ho dari

17 memelihara perdamaian antara Kekaisaran Cina dengan negeri-negeri di luar Cina. Cheng Ho pun diangkat sebagai laksamana dalam memimpin ekspedisi pelayaran Dinasti Ming ke Samudera Selatan. Pada tahun 1405 M Kaisar Yongle, mengutus Laksamana Cheng Ho sebagai duta kekaisaran Cina ke Samudera Selatan. Hal ini, menjadi ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho yang pertama. Dimasa hidupnya, Laksamana Cheng Ho telah tujuh kali memimpin Ekspedisi pelayaran besar Dinasti Ming ke Samudera Selatan selama 28 tahun. Dalam setiap ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho, ia membawa serta 62 buah kapal yang disebut dengan kapal harta, yang paling besar berukuran panjang 132 meter dan lebar 54 meter. Dengan jumlah kapal lebih dari 200 buah kapal, baik ukuran besar maupun kecil, serta di lengkapi 27.800 orang pasukan. Laksamana Cheng Ho juga membawa sejumlah barang berharga berupa kerajinan, porselin, emas dan sutera dan lain sebagainya. Barang berharaga yang dibawa oleh Laksamana Cheng Ho akan digunakan untuk hadiah kepada kerajaan-kerajaan yang dikunjungi oleh Laksamana Cheng Ho dalam perjalanaannya ke Samudera Selatan. Dengan membawa hadiah dari kekaisaran Cina menjadikan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan selalu mendapat sambutan baik dari kerajaan-kerajaan yang di kunjunginya. Pada saat melakukan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho selalu mengunjungi Nusantara karena letak dari Nusantara yang strategis berada di tengah-tengah jalur tujuan pelayaran Laksamana Cheng ho dari Cina ke Afrika. Pada saat mengunjungi Nusantara Laksamana Cheng Ho secara resmi menyerahkan hadiah yang dianugrahkan 18 Kekaisaran Cina kepada raja-raja di Nusantara. Selain itu, Laksamana Cheng Ho membacakan surat perintah Kaisar Cina bahwa Kaisar Yungle telah menjadi kaisar Dinasti Ming Cina yang sah kepada kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Hal tersebut sebagai tanda itikad baik untuk bersahabat sehingga nantinya akan terjalin hubungan baik antara Cina dan Nusantara. Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara membuat banyak kebijakan yang dapat memberikan ketentraman dan kesejahteraan bagi negeri yang dikunjunginya. Disamping itu, pengutusan Laksamana Cheng Ho dalam ekspedisi pelayaran juga untuk mencari jejak Kaisar Chu Yunwen yang telah berhasil ditaklukan oleh Kaisar Yongle dari singgasananya, akan tetapi Kaisar Chu Yunwen dapat melarikan diri ke luar negeri. Oleh karena itu, Kaisar Yongle ingin menangkap kembali Chu Yunwen, akan tetapi pencarian Chu Yunwen bukan merupakan tujuan utama ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan. 35 Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan, di latar belakang oleh Dinasti Ming untuk menjalin persahabatan, perdagangan dengan negeri-negeri di Asia-Afrika, dan juga untuk mengamankan jalur perdagangan dari perompakan bajak laut yang sangat mengganggu para pedagang-pedagang dan pengiriman upeti yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan yang ada di sekitar Cina, hal ini juga untuk mempromosikan kejayaan Cina masa Dinasti Ming di 35 Ibid., hlm. 156 19 negeri-negeri yang ada di Samudera Selatan. 36 Berikut merupakan latar belakang ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho:

A. Menjalin Hubungan Persahabatan Kekaisaran Cina Dengan Kerajaan- Kerajaan di Nusantara

Hubungan persahabatan antara Cina dengan Nusantara telah lama terjalin dengan adanya kunjungan para pedagang-pedagang Cina ke Nusantara untuk melakukan perdagangan dengan pedagang-pedagang di Nusantara. Disamping itu juga, pedagang-pedagang Cina juga mencari rempah-rempah yang menjadi barang dagangan yang dibutuhkan bagi Dunia. Hubungan persahabatan antara Cina dengan Nusantara mengalami kemunduran pada masa kekuasaan Dinasti Yuan di Cina. Pada masa itu Dinasti Yuan dipemerintahan Kubilai Khan tepatnya pada tahun 1280. Pada tahun itu juga dikirim utusan Cina ke Jawa agar mengakui kekuasaan Bangsa Mongol. Kerajaan Jawa yang dikuasai oleh Kerajaan Singosari dengan Kertanegara sebagai rajanya tidak mempedulikan perintah Kubilai Khan yang disampaikan oleh utusan Cina dan melukai utusan Cina serta mengirimnya pulang kembali ke Cina. Hal ini membuat Kubilai Khan menjadi marah karena merasa terhina atas tindakan Kerajaan Singosari. Kemudian Kubilai Khan mengirim tentara untuk menyerang Kerajaan Singosari dengan seribu kapal berisikan 20.000 prajurit untuk menyerang Jawa pada tahun 1292 M. Sesampainya tentara Mongol di Nusantara, mereka mendaratkan pasukan di Tuban pada tahun 1294 M. Akan tetapi, Raja Kertanegara telah tewas dibunuh 36 Ibid., hlm. 27