kemungkinan gangguan fungsi hati, yang dapat menyebabkan gagal hati Gupta, 2014. Kadar bilirubin serum merupakan biomarker fungsi hati yang nyata, yang
mana dapat mengukur kemampuan hati untuk membersihkan bilirubin dari darah ketika mengalir melalui hati Senior, 2006. Kadar bilirubin total normal pada tikus
yaitu 0,1 – 0,2 mgdl Suckow, Weisbroth, dan Franklin, 2006.
B. Hepatotoksisitas
Hepatotoksisitas termasuk kerusakan hati yang dipengaruhi oleh senyawa kimia. Obat tertentu apabila digunakan melebihi dosis dan kadang sudah
digunakan pada dosis terapi dapat menyebabkan kelukaan pada hati. Senyawa kimia lain seperti yang digunakan di laboratorium contohnya karbon tetraklorida
CCl
4
, industri contohnya timbal, senyawa kimia alam contohnya aflatoksin, dan bahan herbal cascara sagrada dapat juga menyebabkan hepatotoksisitas.
Senyawa yang menyebabkan hepatotoksisitas disebut hepatotoksin Robin, Sunil, dan Nidhi, 2012. Hepatotoksisitas dapat diklasifikasikan menjadi intrinsik dan
idiopatik. Hepatotoksisitas dapat diklasifikasikan menjadi intrinsik jika suatu agen atau obat memiliki struktur yang berpotensi menyebabkan kerusakan hati.
Hepatotoksisitas dapat diklasifikasikan sebagai idiopatik apabila suatu senyawa atau obat menimbulkan kejadian hepatotoksisitas yang tidak terduga Mumtaz,
2010. a. Hepatotoksisitas intrinsik terjadi ketika senyawa secara langsung merusak sel
hati yang normal. Contohnya, hepatotoksisitas langsung atau terprediksi ditimbulkan oleh asetaminofen pada ingesti berlebih atau interval penggunaan
tertentu. Hepatotoksisitas intrinsik juga disebabkan oleh senyawa kimia yang
berada di lingkungan seperti CCl
4
dan kloroform. Hepatotoksisitas tidak langsung terjadi ketika obat mengubah fungsi fisiologi normal atau vital seperti
sekresi dan metabolisme hepatosit dan menyebabkan kerusakan. Contohnya, kontrasepsi oral mempengaruhi fungsi metabolisme, isoniazid mempengaruhi
fungsi sekresi hepatosit. Adanya gangguan pada transfer protein termasuk aliran empedu secara normal dapat menyebabkan gangguan kolestasis Mumtaz,
2010. b. Hepatotoksisitas idiopatik merupakan hepatotoksisitas tidak langsung.
Hepatotoksisitas idiopatik menghasilkan respon hepatotoksik yang tidak tergantung pada dosis dan memiliki masa laten yang bervariasi mulai dari hari
sampai bulan. Obat yang dapat menginduksi respon hepatotoksik dapat melalui beberapa mekanisme, seperti pengancuran hepatosit dan melepaskan beberapa
protein sel yang berikatan kovalen dengan obat, melalui proses tertentu kemudian terbentuk sesuatu yang dikenali tubuh sebagai antigen dan memicu
reaksi hipersensitif. Metildopa, fenitoin, obat golongan sulfa dapat menimbulkan hipersensitifitas. Inhibisi aktivitas enzim hepatik oleh obat dapat menimbulkan
hepatotoksisitas Mumtaz, 2010.
C. Karbon Tetraklorida