dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentasi antara
larutan di luar sel dan di dalam sel Heinrich, et al., 2012.
2. Ekstraksi panas
Pada metode ini menggunakan tabung alas bulat untuk meletakkan pelarut dan bahan. Labu alas bulat yang sudah berisi bahan dan pelarut kemudian
dipanaskan. Pada umumnya, bahan tanaman akan ‘direbus’ menggunakan pelarut seperti etanol atau campuran etanol dan air. Kelebihan dari metode ini adalah
dengan penggunaan etanol sebagai pelarut maka senyawa lipofilik akan banyak terjaring. Kekurangan dari metode ini adalah pemanasan yang terlalu lama dapat
menyebabkan beberapa komponen bahan yang tidak tahan panas akan rusak. Contohnya metode ekstraksi soxhlet Heinrich, et al., 2012.
Ekstraksi soxhlet merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan. Metode ini dilakukan dengan cara mengekstraksi bahan secara terus
menerus menggunakan pelarut yang polaritasnya ditingkatkan Heinrich, et al., 2012.
F. Metode Fraksinasi
Senyawa yang terkandung dalam campuran, seperti ekstrak dari tumbuhan dapat dipisahkan menjadi beberapa kelompok senyawa yang memiliki
kemiripan karakteristik fisikokimia. Proses ini disebut fraksinasi yang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Proses fraksinasi dapat dipengaruhi oleh kelarutan,
ukuran, bentuk, dan muatan listrik Houghton dan Raman, 1998. Beberapa metode yang umum digunakan untuk fraksinasi yaitu:
1. Presipitasi
Presipitasi terjadi ketika konsentrasi senyawa dalam pelarut mencapai kelarutan maksimumnya. Presipitasi dapat digunakan untuk mengeluarkan senyawa
yang diinginkan atau untuk mengeluarkan senyawa yang tidak diperlukan dan menahannya pada pelarut. Metode sederhana untuk mencapai presipitasi adalah
dengan menurunkan suhu larutan ekstrak. Senyawa yang sukar larut akan mengendap dan dapat dipisahkan dengan sentrifugasi atau filtrasi Houghton dan
Raman, 1998.
2. Ekstraksi cair-cair
Jika suatu ekstrak yang sudah dilarutkan dalam pelarut ditambahkan dengan pelarut lain yang tidak saling bercampur dengan pelarut pertama, maka akan
terbentuk dua lapisan. Tiap senyawa yang terkandung di ekstrak tersebut akanmemiliki kelarutan pada masing-masing lapisan biasanya disebut fase dan
kemudian akan tercapai titik keseimbangan konsentrasi pada kedua lapisan. Ketika suatu ekstrak dihadapkan pada dua larutan tak saling campur, solut akan menyebar
sesuai koefisien partisinya. Jika koefisien partisinya lebih besar dari 100 untuk tiap kandungan, maka proporsi yang besar dari senyawa tersebut akan berada hanya
pada satu fase Houghton dan Raman, 1998.
3. Distilasi
Pemisahan campuran yang mengandung senyawa volatil dapat dilakukan dengan distilasi. Proses ini sering digunakan pada industry tetapi
penggunaannya sangat terbatas untuk pemisahan ekstrak tanaman dan hanya
digunakan untuk senyawa yang bersifat mudah menguap Houghton dan Raman, 1998.
4. Dialisis
Dialisis merupakan metode pemisahan senyawa dari campuran berdasarkan ukuran molekulnya. Proses ini terjadi secara alami melalui membran
sel dan sangat penting pada proses fisiologis. Prosedur penting dalam proses dialisis adalah adanya membran semipermeabel yang tipis, mengandung bahan polimer
dengan pori-pori reguler yang dapat dilewati oleh molekul kecil massa molekul 1000 dalton Houghton dan Raman, 1998.
5. Prosedur kromatografi
Pemisahan dengan prosedur kromatografi merupakan metode yang paling sering digunakan. Prosedur kromatografi dilakukan berdasarkan perbedaan
distribusi senyawa pada dua fase yang berbeda. Fase ini disebut fase gerak dan fase diam. Fase gerak dapat berupa cairan maupun gas atau cairan. Fase diam yang
digunakan biasanya berupa partikel padatan. Jenis kromatografi yaitu adsorpsi, partisi, partisi fase terbalik, ion-exchange, eksklusi ukuran, dan afinitas Houghton
dan Raman, 1998.
6. Elektroforesis
Elektroforesis merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan muatan listrik. Elektroforesis utamanya digunakan sebagai metode analisis untuk
sampel kecil campuran molekul bermuatan, seperti protein, peptide dan asam amino, daripada sebagai prosedur fraksinasi Houghton dan Raman, 1998.
G. Landasan Teori