Obat Tradisional TINJAUAN PUSTAKA

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Obat Tradisional

Obat tradisional banyak dipasarkan dalam bentuk sediaan obat cair, baik untuk penggunaan obat dalam maupun sebagai obat luar. Pengertian obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat BPOM RI, 2014. Cairan obat dalam adalah sediaan obat dalam berupa larutan emulsi atau atau suspensi dalam air yang bahan bakunya berasal dari serbuk simplisia atau sediaan galenik dan digunakan sebagai obat dalam, jamu merupakan salah satu bentuk sediaan cair obat tradisional Wasito, 2011. Jamu merupakan obat tradisional yang dapat disajikan dalam bentuk serbuk, seduhan, pil atau cairan. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan uji empiris Suharmiati dan Handayani, 2002. Obat tradisional untuk penggunaan obat dalam perlu diwaspadai adanya mikroba patogen seperti Salmonella, E. coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa. Jika ditemukan mikroba patogen pada obat tradisional termasuk jamu, maka jamu tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Mikroba patogen yang dimaksud adalah semua mikroba yang dapat menyebabkan orang menjadi sakit apabila seseorang tersebut terpapar mikroba, sedangkan jamur yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bersifat patogen yang tidak boleh ada dalam obat tradisional adalah jamur Aspergillus flavus yang dapat menghasilkan aflatoksin DepKes RI, 1994. Upaya untuk menjamin mutu dan keamanan obat tradisional harus dilakukan sejak awal proses pembuatan obat tradisional, mulai dari pemilihan dan penggunaan simplisia, seluruh proses produksi sampai produk tersebut beredar di masyarakat. Sebagian besar produk obat tradisional yang terdaftar di Badan POM RI adalah kelompok jamu, dimana pembuktian khasiat dan keamanannya berdasarkan penggunaan empiris secara turun temurun Wasito, 2011.

B. Jamu Kunyit Asam