Uji Angka Kapang Khamir

dilakukan untuk mendapatkan koloni yang terpisah dan jumlah koloni yang sekurang kurangnya dalam satu cawan memenuhi range yang telah ditetapkan sehingga mempermudah perhitungan koloni. Jika tidak dilakukan pengenceran, maka koloni yang tumbuh akan semakin pekat sehingga akan mempersulit proses perhitungan jumlah koloni. Hal ini disebabkan jumlah mikrobia yang terdapat dalam sampel tersebut tidak diketahui sebelumnya. Prinsip dari pengenceran adalah diperolehnya individu fungi yang tumbuh secara terpisah yang tampak pada cawan petri setelah inkubasi. Larutan pengencer yang digunakan dalam uji AKK adalah PDF yang mengandung pepton. Pepton merupakan protein dengan komponen utama nitrogen yang sangat dibutuhkan bakteri untuk kelangsungan hidupnya. PDF berfungsi sebagai buffer untuk mempertahankan pH optimum untuk pertumbuhan bakteri dan jamur yaitu antara 6,5-7,5 Atlas, 2000.

D. Uji Angka Kapang Khamir

Uji kapangkhamir yang dilakukan bertujuan untuk melihat dan menghitung jumlah koloni kapangkhamir dalam jamu kunyit asam dari penjual jamu di wilayah Ngawen. Jumlah koloni kapangkhamir yang besar menunjukkan kemunduran dari suatu mutu obat tradisional. Kapangkhamir dapat berkembang dengan baik apabila tempat tumbuhnya sesuai untuk pertumbuhan. Kapang khamir dapat tumbuh pada kondisi kelembaban tinggi dan lingkungan yang hangat. Uji AKK ini menggunakan media PDA karena media tersebut sesuai untuk pertumbuhan kapangkhamir. Menurut Bridson 2006 penggunaan media PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PDA berdasarkan kandungan nutrisi pada PDA yang meliputi ekstrak kentang, glukosa, dan agar yang merupakan nutrient baik untuk pertumbuhan kapangkhamir. PDA adalah media yang direkomendasikan untuk mendeteksi, menumbuhkan dan menghitung kapangkhamir pada produk makanan atau minuman. Kapang dan khamir dapat tumbuh pada rentang pH pertumbuhan bakteri 6,5-7,5, tetapi pertumbuhan optimumnya berada pada pH 5-6 Radji, 2010. Penambahan kloramfenikol berfungsi sebagai antibakteri sehingga diharapkan koloni yang tumbuh pada media PDA adalah kapangkhamir. Kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum luas sehingga banyak bakteri yang dapat dihambat pertumbuhannya. Cara kerja dari kloramfenikol adalah mengikat sub unit ribosom 50s dan menghambat pembentukan ikatan peptida bakteri dan sel prokariotik lainnya. Ribosom 50s berperan dalam proses translokasi peptidil tRNA yang diperlukan untuk sintesis protein yang bermanfaat sebagai penyusun tubuh bakteri dan membantu sel dalam melakukan aktivitas. Jika sub unit ribosom 50s diikat, maka proses sintesis protein tidak akan berlangsung sehingga kelangsungan hidup bakteri akan terganggu. Ikatan peptida berperan untuk pembentukan dinding sel bakteri. Apabila ikatan peptida tidak terbentuk, maka pembentukan dinding sel akan terganggu dan sel akan lisis. Kloramfenikol tidak akan menghambat pertumbuhan kapangkhamir karena kapangkhamir adalah sel eukariotik yang tidak memiliki sub unit ribosom 50s Fardiaz, 1992. Prinsip pengujian AKK adalah untuk melihat adanya pertumbuhan kapangkhamir pada media yang sesuai setelah diinkubasi selama 5 hari pada suhu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 ⁰C. Suhu ruangan 25⁰C karena merupakan suhu yang baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir. Inkubasi dilakukan 5 hari karena koloni jamur tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan bakteri, sehingga membutuhkan waktu beberapa hari sampai tumbuh koloni yang dapat dilihat pada permukaan agar Cappuccino, 2008. Kapangkhamir memiliki struktur yang kompleks dan membutuhkan waktu yang lama untuk membentuk spora Bryson, 2006. Inkubasi kapangkhamir dalam cawan petri dilakukan dengan posisi terbalik agar uap yang terkondensasi pada tutup cawan petri tidak menetes pada media yang dapat mengganggu perhitungan jumlah koloni. Penggunaan kontrol media PDA dilakukan dengan tujuan untuk melihat bahwa tidak ada pertumbuhan kapang dan khamir yang berasal dari media tersebut. Kontrol pelarut PDF digunakan untuk menjamin bahwa tidak ada kapang dan khamir yang tumbuh dari pelarut. Penanaman koloni dilakukan dengan metode tabur pour plate pada uji AKK, metode ini digunakan karena khamir dapat hidup dalam keadaan aerob maupun anaerob. Selain itu, metode pour plate digunakan agar khamir yang bersifat aerob maupun anaerob dapat tumbuh dengan baik dan dihitung jumlah keseluruhan sel yang hidup Tarigan, 2000. Pengamatan angka kapang dan khamir dilakukan setelah inkubasi pada hari ke-5. Pengamatan dilakukan hingga hari ke-5 yang merupakan puncak pertumbuhan fungi. Setelah inkubasi hari ke-5, koloni yang tumbuh dihitung. Penghitungan koloni khamir yaitu berbentuk bulat, berwarna putih dan terpisah, sedangkan koloni kapang memiliki serabut seperti kapas tanpa membedakan warna koloni serta tunggal. Apabila terdapat koloni yang bertumpuk, maka dianggap sebagai 1 koloni. Tumbuhnya koloni bukan berasal dari pelarut ataupun cara kerja saat pengujian karena kontrol media dan pelarut AKK tidak ditumbuhi kapangkhamir Lampiran 5. Kemudian koloni yang tumbuh dihiitung dan dianalisis hasilnya sesuai dengan PPOMN 2006. Tabel II. Angka Kapang Khamir AKK Jamu Kunyit Asam Setelah 5 Hari Inkubasi Keterangan: PG = Pengenceran R.1 = Replikasi 1 R.2 = Replikasi 2 R.3 = Replikasi 3 Nilai AKK dihitung berdasarkan perhitungan menurut PPOMN 2006 Lampiran 2. Berdasarkan tabel II, maka AKK dari tiap sampel dapat ditentukan tabel III. Tabel III. Angka Kapang Khamir AKK Jamu Kunyit Asam dari ke- 3 Sampel Jamu Kunyit Asam Sampel AKK koloniml A 2,9 x 10 2 B 2,3 x 10 1 C 10 PG Jumlah Koloni sampel A Jumlah Koloni sampel B Jumlah Koloni sampel C R.1 R.2 R.3 R.1 R.2 R.3 R.1 R.2 R.3 10 -1 60 19 7 3 1 3 10 -2 8 2 3 1 10 -3 1 10 -4 Berdasarkan data yang diperoleh tabel III dari ketiga sampel jamu kunyit asam yang diuji, ketiga sampel jamu tersebut berada pada batas aman atau masuk dalam range aman untuk persyaratan obat tradisional yang ditetapkan oleh BPOM No.12 Tahun 2014 yaitu AKK yang diperbolehkan tidak melebihi 10 3 . Terlebih untuk penjual jamu kunyit asam yang ketiga diperoleh hasil 10 koloniml yang artinya bahwa sampel jamu kunyit asam tersebut tidak tercemar kapangkhamir sama sekali setelah inkubasi 5 hari. Hasil tersebut dipengaruhi oleh cara pembuatan jamu kunyit asam, bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan jamu kunyit asam, serta cara penyimpanan jamu kunyit asam tersebut. Pencucian yang bersih setidaknya dapat mengeliminasi kapang dan khamir dari bahan baku jamu kunyit asam berupa rimpang-rimpangan. Pemanasan yang tinggi dapat menjadi faktor minimnya AKK yang tumbuh pada sampel jamu kunyit asam. Hal ini didukung oleh pernyataan menurut Hageskal, et.al. 2009 bahwa spora khamir dan kebanyakan kapang akan hancur pada suhu 65-70 ⁰C dalam waktu beberapa menit saja, namun terdapat spora beberapa kapang yang dapat hidup pada suhu 90 ⁰C dengan waktu 4-5 jam. Nilai AKK yang rendah yaitu ≤ 10 3 koloniml dapat menghindarkan dari beberapa penyakit yang merugikan karena jumlah kapangkhamir yang tinggi bersifat patogen. Salah satu khamir yang bersifat patogen adalah Candida albicans yang dapat menyebabkan infeksi mulut atau sariawan Jawetz, 1996. Jamu kunyit asam setelah pembuatan langsung dimasukkan dalam wadah tertutup sehingga menimbulkan uap air yang menyebabkan kelembapan pada wadah meningkat. Kelembaban yang tinggi dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menjadi pertumbuhan yang baik bagi kapang, tetapi pertumbuhan kapangkhamir pada ketiga sampel jamu kunyit asam masih dalam batas aman. E. Uji Identifikasi E. coli