Uji AKK Analisis Hasil

violet larutan gram A selama 1 menit. Cuci dengan air dan tiriskan. Tambahkan larutan-larutan lugol gram iodine selama 1 menit, cuci dengan air dan tiriskan. Cuci hilangkan warna dengan alkohol 95 selama 30 detik. Cuci dengan air, tiriskan dan tambahkan larutan safranin selama 10-30 detik. Cuci dengan air dan tiriskan. Serap dengan kertas saring, keringkan dan dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 1000 kali SNI, 1992.

F. Analisis Hasil

Hasil Uji AKK dan Identifikasi bakteri E.coli dibandingkan terhadap batas cemaran AKK dan bakteri E.coli dalam persyaratan keamanan jamu tradisional yang telah ditetapkan oleh BPOM RI No. 12 tahun 2014 tentang persyaratan keamanan obat tradisional bahwa cairan obat dalam tidak boleh mengandung Angka Kapang Khamir lebih dari 10 3 koloniml dan mikroba patogen harus negatif. Apabila jamu kunyit asam yang diuji menunjukkan AKK lebih dari 10 3 koloniml dan terdapat cemaran bakteri E.coli, maka sampel jamu kunyit asam yang diuji dinyatakan tidak memenuhi persyaratan keamanan yang ditetapkan oleh BPOM RI No. 12 tahun 2014. Hasil dari data yang diperoleh kemudian dianalisis sebagai berikut:

1. Uji AKK

Cara menghitung dan menyatakan hasil AKK sesuai dengan MA PPOMN 2006 nomor 96mik00. Cawan petri dipilih dari suatu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 10-150 koloni. Jumlah koloni dari kedua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI cawan dihitung lalu dikalikan dengan faktor pengencerannya. Jika pada cawan petri dari 2 tingkat pengenceran yang berurutan menunjukkan jumlah antara 10- 150, maka dihitung jumlah koloni dikalikan faktor pengenceran, kemudian diambil angka rata-rata. Hasil dinyatakan sebagai angka kapangkhamir dalam tiap ml atau gram contoh. Untuk beberapa kemungkinan lain yang berbeda dari pernyataan diatas, maka diikuti petunjuk sebagai berikut. a. Bila hanya salah satu diantara kedua cawan petri dari pengenceran yang sama menunjukkan jumlah koloni antara 10-150 koloni, dihitung jumlah koloni dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran. b. Bila tingkat pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah koloni lebih besar dari dua kali jumlah koloni pada pengenceran dibawahnya, maka dapat dipilih tingkat pengenceran terendah misal pada pengenceran 10 -2 diperoleh 60 koloni dan pada pengenceran 10 -3 diperoleh 30 koloni, maka dipilih jumlah koloni pada tingkat pengenceran 10 -2 yaitu 60 koloni. Bila pada pengnceran yang lebih tinggi didapat jumlah koloni kurang dari dua kali jumlah koloni dibawahnya, maka diambil angka rata-rata dari jumlah koloni dari kedua pengenceran tersebut. Hasil dinyatakan sebagai Angka Kapang dan Khamir dalam tiap gram sampel Misal pada pengenceran 10 -2 diperoleh 6 koloni dan pengenceran 10 -3 diperoleh 10 koloni, maka Angka Kapang Khamir adalah: x 10 3 = 8 x 10 3 c. Bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang menunjukkan jumlah antara 10-150 koloni, maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat pengenceran terendah dan dihitung sebagai angka kapangkhamir perkiraan. d. Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan bukan disebabkan karena faktor inhibitor, maka angka kapangkhamir dilaporkan sebagai kurang dari satu dikaliikan faktor pengenceeran terendah MA PPOMN, 2006.

2. Identifikasi E. coli