Secara keseluruhan siswa jurusan IPA pada empat sekolah meminati bidang
optika sebesar 70,77 .
Secara keseluruhan siswa jurusan IPA pada empat sekolah meminati bidang gelombang mekanika sebesar 70,07 .
Secara keseluruhan siswa jurusan IPA pada empat sekolah meminati bidang
termofisika sebesar 66,98 .
Secara keseluruhan siswa jurusan IPA pada empat sekolah meminati bidanag listrik dan magnet sebesar 66,39 .
Secara keseluruhan siswa jurusan IPA pada empat sekolah meminati bidang
mekanika sebesar 65,65 .
Deskripsi minat bidang fisika untuk tiap sekolah dapat dipaparkan sebagai berikut:
Siswa jurusan IPA di SMA N 9 Yogyakarta paling berminat untuk mendalami
bidang astronomi dengan persentase 72,68.
Siswa jurusan IPA di SMA N 6 Yogyakarta paling berminat untuk mendalami bidang astronomi dengan persentase 69,95.
Siswa jurusan IPA di SMA IMMANUEL Kalasan Yogyakarta paling berminat
untuk mendalami bidang optika dengan persentase 72,4.
Siswa jurusan IPA di SMA PIRI 1 Yogyakarta paling berminat untuk mendalami bidang optika dengan persentase 78,79.
C. Pembahasan
keberhasilan siswa dalam belajar dapat terjadi jika siswa memiliki dorongan untuk belajar, dengan kata lain siswa harus memiliki motivasi belajar yang baik
untuk dapat mencapai suatu tujuan belajar. Dalam penelitian ini, didapati bahwa secara keseluruhan motivasi siswa jurusan IPA di empat SMA yang diteliti berada
dalam katagori baik dengan persentase sebesar 69,39 . Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa jurusan IPA termotivasi dalam belajar fisika.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji one way Anova, menunjukkan bahwa motivasi belajar fisika pada siswa jurusan IPA terdapat perbedaan secara
significant. Hal tersebut berarti terdapat perbedaan motivasi belajar fisika yang besar pada siswa jurusan IPA di empat SMA yang diteliti, yaitu kelas XI jurusan
IPA di SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA Swasta IMMANUEL Yogyakarta, dan SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta.
Evaluasi terhadap perolehan skor pada setiap item pernyataan dalam kuesioner selanjutnya digunakan untuk melihat adanya keragaman posisi skor tertinggi dan
terendah pada empat sekolah dengan membandingkan lima skor tertinggi dan terendah untuk setiap sekolah. Pada tabel 4.5 dan 4.6 ditunjukkan bahwa adanya
perbedaan peringkat skor untuk beberapa item pernyataan.
Tabel 4.5. Perbedaan motivasi fisika berdasarkan peringkat skor item pernyataan tertinggi untuk masing-masing sekolah.
No Item
SMA N 6 Yogyakarta
SMA N 9 Yogyakarta
SMA S IMMANUEL
Kalasan Yogyakarta
SMA S PIRI 1 Yogyakarta
Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor 1
Siswa memiliki keinginan untuk
memperoleh nilai fisika yang
tinggi 1
93,7 1
95,8 1
96,9 1
98,9
2 Siswa belajar
fisika karena merupakan salah
satu mata pelajaran yang
diujikan dalam ujian nasional
dan siswa ingin memperoleh
nilai tinggi dalam ujian
2 88,9
2 88,1
5 84,4
2 93,2
3 Siswa
menanyakan kepada teman
yang lebih pandai dalam
pelajaran fisika tentang hal-hal
yang tidak diketahui
3 84,0
2 5
82,8 4
84,4 6
85,2
4 Siswa akan
terpacu semangat belajarnya jika
memperoleh nilai fisika yang
tinggi 4
83,2 4
83,9 3
87,5 4
87,5
5 Siswa
melakukan kegiatan belajar
fisika karena sadar bahwa
belajar adalah kebutuhan
sebagai seorang siswa
5 79,3
7 80,2
7 78,1
7 85,2
Tabel 4.6. Perbedaan motivasi fisika berdasarkan peringkat skor item pernyataan terendah untuk masing-masing sekolah.
No Item
SMA N 6 Yogyakarta
SMA N 9 Yogyakarta
SMA S IMMANUEL
Kalasan Yogyakarta
SMA S PIRI 1 Yogyakarta
Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor 1
Siswa ingin menjadi guru fisika
1 34,6
1 37,6
2 40,6
1 51,1
2 Siswa ingin
menjadi fisikawan 2
45,7 2
52,4 3
46,9 4
63,6 3
Siswa selalu menyelesaikan
tugas dan PR fisika terlebih dahulu
dibandingkan dengan pelajaran
lainnya 3
50,5 3
52,8 7
53,1 5
64,8
4 Fisika adalah
pelajaran yang mudah untuk di
pelajari 4
50,7 6
59,4 1
46,9 2
53,4
5 Siswa rajin
mengerjakan soal latihan fisika
5 53,5
5 58,9
6 53,1
8 65,8
Perbedaan peringkat skor menunjukkan adanya perbedaan prioritas motivasi belajar fisika siswa jurusan IPA untuk masing-masing sekolah. Jumlah n banyak
siswa pada penghitungan statistik untuk setiap masing-masing sekolah juga dapat dimungkinkan menjadi salah-satu faktor perbedaan skor untuk setiap item sehingga
mempengaruhi pada penghitungan Uji Anova one way dan terdapat perbedaan motivasi belajar fisika secara significant. Untuk setiap SMA dapat dimungkinkan
memiliki perlakuan sistem pembelajaran khas yang diperlakukan kepada siswa yang memiliki perilaku yang khas pula dengan kata lain yaitu menyesuaikan motif
belajar fisika dari siswa bersangkutan.
Dari hasil analisis, didapati beberapa hal menarik yaitu pada siswa jurusan IPA di
SMA N 6 Yogyakarta yang telah dikenal sebagai “The Research School of Jogja
”. Siswa di sekolah memiliki, motivasi belajar fisika yang tergolong pada katagori baik, akan tetapi dalam dalam tingkat motivasi belajarnya lebih rendah
dari sekolah lain yang bahkan sekolahnya kurang diminati masyarakat. Hal ini dimungkinkan terjadi karena pengaruh guru fisika dalam pemberian nilai fisika.
Hal tersebut diteguhkan saat pengambilan data, peneliti menanyakan kepada siswa dalam satu kelas bahwa siswa selalu di berikan nilai ujian materi dengan nilai
rendah, sedangkan dalam segi hasrat dan keinginan belajar fisika adalah tinggi. Berdasarkan data kesioner juga bahwa pada salah-satu pertanyaan menyatakan
bahwa siswa akan terpacu semangat belajarnya jika memperoleh nilai fisika yang tinggi, sehingga hal ini menjadikan salah-satu faktor prioritas bagi siswa untuk
memacu motivasi belajar. Pembelajaran fisika dalam jurusan IPA tersusun atas beberapa bidang ajar
diantaranya mekanika, gelombang mekanika, optika, termofisika, dan astronomi. Secara keseluruhan siswa jurusan IPA mempunyai minat paling besar untuk
mempelajari: 1 bidang fisika astronomi dengan prosentase sebesar 70,86 ; 2 minat bidang fisika optika dengan prosentase sebesar 70,77 ; 3 minat bidang
fisika gelombang mekanika dengan prosentase sebesar 70,07 ; 4 minat bidang fisika termofisika 66,98 ; 5 minat bidang fisika listrik dan magnet dengan
prosentase sebesar 66,39 ; 6 dan mempunyai minat paling rendah untuk mempelajari bidang fisika mekanika dengan prosentase sebesar 65,65 .
Berdasarkan data kuesioner, terdapat hal menarik saat di lakukan evaluasi tiap item pertanyaan tertinggi dan terendah pada minat bidang fisika, seperti yang
dipaparkan pada tabel 4.7 dan tabel 4.8.
Tabel 4.7. Skor lima item pertanyaan minat bidang fisika tertinggi
No Pertanyaan
Skor
1 Saya berkeinginan meihat bintang menggunakan teropong bintang
78,276 2
Saya ingin mengetahui penyebab terjadinya pelangi 74,404
3 Saya tertarik untuk mempelajari proses melayangnya kereta api di
Jepang 71,658
4 Saya senang menonton film tentang perbintangan dan antariksa
69,245 5
Saya tertarik dengan bunyi yang dihasilkan pada petikan senar gitar 68,932
Tabel 4.8. Skor lima item pertanyaan minat bidang fisika terendah
No Pertanyaan
Skor
1 Saya ingin bekerja di PLN
48,068 2
Saya ingin menjadi seorang astronout 49,956
3 Saya gemar mengoleksi miniatur benda-benda langit
54,087 4
Saya sangat menyukai materi tentang gerak 55,815
5 Saya senang mempelajari tentang materi tentang kecepatan dan
percepatan suatu benda 56,705
Berdasarkan hasil tabel 4.7 menyatakan bahwa siswa memiliki kecenderungan yang besar untuk selalu ingin tahu akan fenomena-fenomena yang terjadi di alam.
Sedangkan pada tabel 4.8 menyatakan bahwa siswa memiliki kecenderungan memiliki minat yang rendah untuk berkarir dalam bidang fisika. Berdasarkan hasil
dari tabel 4.7 dan 4.8 ditemukan hal menarik, bahwa siswa memiliki minat paling besar terhadap bidang fisika astronomi, tetapi pada data kuesioner peneliti
mendapati bahwa siswa kurang berminat untuk menjadi seorang astronout. Hal tersebut menunjukkan bahwa minat siswa jurusan IPA untuk mempelajari
bidang-bidang fisika tidak menjadikan siswa tersebut memiliki keinginan untuk bekerja atau menjalani karir dalam bidang eksakta.
D. Implikasi