Hasil keputusan penjurusan baiknya dilakukan dengan berbagai pertimbangan dari berbagai pihak baik dari segi sekolah, siswa, orang tua, serta
karir siswa kedepan. Sehingga, siswa yang telah masuk dalam jurusan IPA harus memiliki bakat, minat, serta motivasi yang tinggi terhadap IPA agar menjadi siswa
jurusan IPA.
E. Siswa Jurusan IPA
Siswa jurusan IPA merupakan peserta didik yang mempelajari bidang ilmu pengetahuan secara lebih khusus yaitu pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam
IPA atau sains yang berada pada tingkat Sekolah Menengah Atas SMA dan telah memilih jurusan di bidang ilmu pengetahuan Alam IPA.
Kegiatan pembelajaran
IPA mencakup
pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami
jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam sekitar malalui cara-cara sistematis yang
akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah
mengidentifikasi masalah, menyusun hipotesa, melakukan eksperimen untuk menguji hipotesa atau prediksi Eri, 2015: 14.
Untuk menjadi siswa jurusan IPA siswa juga harus dapat bersikap terhadap sains atau IPA. Menurut Kamisah, dkk 2007 beberapa sikap yang harus
dimiliki siswa sains adalah kesenangan dalam sains, siswa akan merasakan kesenangan saat mengikuti proses pembelajaran terhadap mata pelajaran sains.
Kesenangan belajar sains dapat digambarkan dari kesenangan mempelajari sains dalam kelas, melakukan kegiatan di laboratorium tanpa ada unsur paksaan,
bercerita tentang sains, menonton program sains, berminat dan merasa senang terhadap mata pelajaran sains.
Dengan demikian, siswa yang yang telah memilih jurusan IPA selain memiliki kecakapan atau keterampilan dalam berproses IPA juga dapat bersikap
terhadap sains yaitu berminat pada bidang sains termotivasi terhadap belajar sains.
F. Fisika SMA
Fisika merupakan ilmu yang menjelaskan tentang gejala alam. Menurut Syukri, Dkk 2011 ”fisika merupakan salah-satu cabang ilmu sains yang mengkaji
hal-hal dasar di alam ini seperti bunyi, daya, gerak, cahaya dan atom. Fisika tidak hanya menjelaskan kejadian alam dengan bagaimana tetapi juga berapa besar dan
bisa dikatakan pemahaman sains bermula dari memahami fisika”. Fisika adalah ilmu yang ilmiah, sehingga proses-proses ilmiah dibutuhkan
dalam mempelajari fisika. Proses ilmiah membutuhkan suatu kreativitas, misalnya dalam merumuskan masalah dan hipotesis, serta mengembagkan perencanaan dan
melaksanakan tindakan Wayan, 2014: 72. Kreativitas akan muncul pada diri seseorang bila seseorang tersebut memiliki minat dan motivasi yang besar dan
berikutnya dapat menjadikan manusia kreatif seperti ilmuan, penemu hukum-hukum fisika.
. Secara umum pembelajaran fisika di SMA terbagi atas beberapa cabang ilmu yaitu mekanika, gelombang mekanika, optika, termofisika, listrik dan magnet,
dan astronomi.
17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah metode survei. Metode survei Kasmadi, 2013: 63
mengumpulkan data dengan cara mengadakan survei ke lapangan untuk kasus-kasus yang jumlah populasinya relatif besar. Pada penelitian ini
menggunakan metode survei guna memperoleh informasi keadaan suatu responden. Metode survei ini juga dapat digunakan sebagai pengadaan evaluasi
suatu sistem dimana sistem yang dibahas pada penelitian ini adalah penjurusan IPA. Penelitian survei mengambil sempel dari satu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok Singarimbun, 2012: 3 .
Penelitian ini merupakan jenis penelitian evaluasi formatif. Evaluasi formatif biasanya melihat dan meneliti pelaksanaan suatu program, mencari umpan balik
untuk memperbaiki pelaksanaan program tersebut Singarimbun, 2012: 5.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di empat sekolah berbeda yaitu; a.
SMA N 6, Jalan C. Simanjuntak 2 Yogyakarta, b.
SMA N 9, Jalan Sagan No. 1, Yogyakarta,