Perbedaan Individual Minat LANDASAN TEORI

6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perbedaan Individual

Manusia adalah makhluk sosial, akan tetapi juga sebagai makhluk individual. Antara individu satu dengan yang lainnya memiliki persamaan dan perbedaan yang menjadikan manusia menjadi suatu individu yang khas. Perbedaan individu sangat ragam dan sering disebut keragaman individu. Menurut Ruslan 1986 keragaman individu dapat ditemukan salahsatunya pada kecakapan individu. Kecakapan individu dibagi menjadi kecakapan nyata dan potensial. 1 kecakapan nyata merupakan suatu kecakapan yang dapat dilihat angsung hasilnya, dan dapat dilihat melalui hasil prestasi belajar dalam bentuk nilai-nilai hasil ulangan dan rapor. 2 kecakapan potensial merupakan kecakapan yang terpendam antara lain adalah bakat, kecakapan ini dapat dilihat dan di ukur melalui alat non tes, seperti melalui wawancara, pengamatan, atau melihat prestasinya. Manusia merupakan makhluk yang sangat kompleks. Manusia tidak pernah puas akan satu hal saja dan tidak pernah merasakan kepuasan yang sempurna, dengan kata lain keinginan pada manusia tidak akan ada habisnya. Menurut Widiyanto 1986 kalau kita tertarik akan suatu kesimpulan, disini akan tampak adanya perbedaan individu, entah itu perbedaan dalam kesimpulan, kepribadian, atau aspek-aspek lain yang ikut membentuk merupakan bagian dari kepribadian manusia. Misal, perbedaan dalam motivasi dan minat.

B. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan suatu hal dan tidak hanya berperan pada pembelajaran saja melainkan dapat dalam bidang-bidang kehidupan lainnya seperti dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan sains. Menurut Paranto 1981: 3 motivasi merupakan daya atau usaha yang menyebabkan seseorang terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhannya . Menurut Winkel 2004: 171 dalam literatur profesional tentang motivasi dapat ditemukan empat pandangan dasar: a Pandangan behavioris menerapkan beberapa pengertian diantaranya kontiguitas, peneguhan atau penguatan, dan hukuman yang berhubungan tentang motivasi. Orang akan bermotivasi untuk melakukan hal tertentu untuk mendapatkan peneguhan atau penguatan serta untuk mengindari suatu hukuman. Misalnya, siswa akan bermotivasi dalam belajarnya dan akan semakin giat dalam belajarnya karena sebelumnya mendapatkan pujian dari guru dan orang tua atas nilai yang diperoleh sedangkan siswa tersebut tidak akan termotivasi atau bahkan tidak ingin belajar karena siswa tersebut tidak mendapatkan pujian oleh guru dan orang tua atas nilai yang telah diperolehnya. Motivasi ini dapat dikatakan dipengaruhi oleh faktor-faktor luar orang tersebut dan tidak dipengaruhi oleh keadaan mental orang tersebut. b Pandangan humanistis menekankan pada suatu kebebasan dari orang tersebut termasuk dalam pengaturan, penentuan, pengoptimalan, serta dorongan guna memperkaya diri. Daya penggerak menimbulkan kegiatan dan aktivitas bersumber pada unsur-unsur internal dan mental ini, misalnya seorang seniman lukis berdaya upaya selama bertahun-tahun untuk mengekspresikan penghayatan tentang makna kehidupan manusia dalam lukisannya dengan cara yang semakin sempurna. c Pandangan kognitivis berkebalikan dari pandangan behavioris yang menekankan faktor eksternal seperti peneguhan ataupun penguatan, pandangan ini lebih menonjolkan peranan internal orang tersebut seperti keyakinan, tujuan penafsiran, harapan, minat, kemampuan; dan lain sebagainya. Misalnya, seorang siswa SMA tidak harus baru mulai membaca suatu buku setelah diberi tugas oleh guru, akan tetapi dia dapat mempelajarinya dengan inisiatif sendiri, karena beranggapan bahwa mata pelajaran tertentu patut di perdalam dan dia mampu untuk itu. d Pandangan belajar sosial social learning yang memperhitungkan baik dari pengaruh efek maupun peranan dari interpretasi individual dan merupakan integrasi dari pandangan behavioris dan kognitivis. Pandangan berkonsep pada “pengharapan dan penghargaan” expentancy-value. Ini berarti bahwa motivasi pada seseorang merupakan suatu produk dari pengharapan untuk memperoleh suatu efek bagi dirinya sendiri.

1. Motivasi belajar

Dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, prinsip dan hukum paling penting adalah seseorang akan berhasil dalam belajar, bila pada dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi belajar. Menurut Sardiman 2011: 40 motivasi belajar meliputi dua hal : 1 mengetahui apa yang akan dipelajari; dan 2 memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak pada dua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yanag baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi tidak mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu dipelajari kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil. Menurut Winkel 2004: 169 motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu demi mencapai suatu tujuan. Hal tersebut dapat berarti juga bahwa hasil belajar dapat dicapai bila memiliki motivasi belajar yang baik. Hakikat motivasi belajar adalah seluruh faktor diri siswa termasuk dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2 adanya dorongan dan kebutuhan belajar ; 3adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4 adanya penghargaan dalam belajar; 5 adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6 adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik Uno, 2007: 23.

2. Fungsi motivasi dalam belajar

Telah di uraikan diatas bahwa tujuan belajar dapat dicapai bila dalam prosesnya dilandasi oleh motivasi belajar yang baik. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Sardiman 2011: 85 bahwa motivasi sangat bertalian dengan suatu tujuan, sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi: 1 Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2 Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3 Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatanyang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Sehingga dapat dikatakan motivasi sebagai daya penggerak bagi seseorang untuk memperoleh suatu tujuan yang di inginkan.

3. Jenis-jenis motivasi belajar

Motivasi belajar dibedakan menjadi dua yakni motivasi ekstrinsik dan intrinsik Winkel, 2004: a Motivasi ekstrinsik merupakan suatu aktivitas belajar yang berdasarkan kebutuhan dan dorongan dan tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu sendiri Winkel, 2004: 194. Motivasi ekstrinsik bukanlah motivasi yang dipandang berdasar faktor luar siswa misalnya orang lain. Motivasi belajar selalu berpusat dari kebutuhan yang dihayati khusus bagi orang itu sendiri. Maka, dengan kata lain bahwa motivasi ekstrinsik merupakan aktivitas yang dilakukan siswa untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya tidak hanya dapat melalui aktivitas belajar melainkan dapat dilakukan dengan cara lain. Misalnya, siswa belajar dengan tekun karena hanya ingin mendapatkan pujian dari orang tua dan gurunya. Winkel 2004: 195 merumuskan beberapa hal yang tergolong dalam bentuk motivasi belajar ekstrinsik, antara lain; 1 belajar demi memenuhi tujuan; 2 belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan; 3 belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan; 4 belajar demi meningkatkan gengsi sosial; 5 belajar demi memporeleh pujian dari orang yang penting, misalya guru dan orang tua; 6 belajar demi tuntunan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan jenjanggolongan administratif. b Motivasi intrinsik berbeda dengan motivasi ekstrinsik yang yang berpusat pada hasil atau efek dari kebutuhan yang diinginkan dengan menggunakan aktivitas belajar sebagai salah satu opsi untuk mendapatkan efek tersebut dengan kata lain bukan mutlak dari aktivitas belajar, motivasi ini lebih berpusat pada aktivitas belajar yang dilakukan siswa tersebut yaitu kebutuhan dan dorongan yang mutlak berasal dari aktivitas belajar yang dilakukan siswa. Misalnya, siswa melakukan aktivitas belajar karena siswa tersebut ingin mengetahui akar permasalahan tersebut atau ingin menjadi ahli dalam bidang tersebut Winkel, 2004.

4. Ciri-ciri motivasi belajar

Siswa yang memiliki ciri-ciri motivasi belajar yang tinggi dapat dilihat dari tindakan siswa tersebut. Menurut Sardiman 2011: 83 motivasi yang terdiri pada setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikiut: a Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai. b Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya. c Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya. d Lebih senang bekerja mandiri. e Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif. f Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu. g Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Jika seseorang memiliki ciri-ciri seperti diatas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat.

C. Minat

Menurut Widiyanto 1986: 3 Minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap di dalam diri individu, untuk merasa tertarik atau tidak tertarik terhadap sesuatu. Sedangkan, menurut Sefrina 2013: 28 minat adalah ketertarikan akan suatu objek yang berasal dari hati, bukan karena paksaan dari orang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat adalah ketertarikan seseorang akan suatu hal yang memiliki sifat kecenderungan menetap dan berasal pada diri sendiri dengan kata lain tanpa paksaan orang lain. Persoalan motivasi tergantung pada unsur pengalaman dan interest Sardiman, 2011: 40. Sebagai contoh misalnya seorang siswa SMA yang kebetulan memiliki spesialis bidang sejarah, kemudian diajak temannya untuk menghadiri ceramah fisika, jelas siswa ini tidak akan interest dan bahkan tidak dapat pengalaman yang berarti. Ini sebagai ilustrasi bahwa siswa tadi jelas tidak dilandasi oleh suatu motivasi dan bahkan mungkin siswa tersebut jera untuk mengikuti ceramah serupa. Sehingga dalam mengikuti ceramah tadi tidak akan terjadi proses belajar yang baik pada dirinya. Telah diketahui bahwa minat dan motivasi merupakan suatu hal yang bertalian. Seseorang yang termotivasi pada suatu bidang pasti memiliki minat tinggi pada bidang tersebut. Menurut Safri 2003 dalam Sriana 2013: 4 seseorang dapat dikatakan berminat bila 1 memiliki perasaan senang saat berproses dalam bidang tersebut; 2 adanya ketertarikan siswa pada bidang tersebut; 3 adanya perhatian pada bidang tersebut; 4 adanya keterlibatan siswa dalam belajar bidang tersebut.

D. Penjurusan IPA