bersumber pada unsur-unsur internal dan mental ini, misalnya seorang seniman lukis berdaya upaya selama bertahun-tahun untuk mengekspresikan
penghayatan tentang makna kehidupan manusia dalam lukisannya dengan cara yang semakin sempurna.
c Pandangan kognitivis berkebalikan dari pandangan behavioris yang
menekankan faktor eksternal seperti peneguhan ataupun penguatan, pandangan ini lebih menonjolkan peranan internal orang tersebut seperti
keyakinan, tujuan penafsiran, harapan, minat, kemampuan; dan lain sebagainya. Misalnya, seorang siswa SMA tidak harus baru mulai membaca
suatu buku setelah diberi tugas oleh guru, akan tetapi dia dapat mempelajarinya dengan inisiatif sendiri, karena beranggapan bahwa mata pelajaran tertentu
patut di perdalam dan dia mampu untuk itu. d
Pandangan belajar sosial social learning yang memperhitungkan baik dari pengaruh efek maupun peranan dari interpretasi individual dan merupakan
integrasi dari pandangan behavioris dan kognitivis. Pandangan berkonsep pada “pengharapan dan penghargaan” expentancy-value. Ini berarti bahwa
motivasi pada seseorang merupakan suatu produk dari pengharapan untuk memperoleh suatu efek bagi dirinya sendiri.
1. Motivasi belajar
Dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, prinsip dan hukum paling penting adalah seseorang akan berhasil dalam belajar, bila pada dirinya sendiri ada
kemauan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut
dengan motivasi belajar. Menurut Sardiman 2011: 40 motivasi belajar meliputi dua hal : 1 mengetahui apa yang akan dipelajari; dan 2 memahami mengapa hal
tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak pada dua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yanag baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi tidak mengerti
apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu dipelajari kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil.
Menurut Winkel 2004: 169 motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu demi mencapai suatu tujuan. Hal tersebut dapat berarti juga bahwa hasil belajar
dapat dicapai bila memiliki motivasi belajar yang baik. Hakikat motivasi belajar adalah seluruh faktor diri siswa termasuk dorongan
internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1
adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2 adanya dorongan dan kebutuhan belajar ; 3adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4 adanya penghargaan dalam
belajar; 5 adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6 adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar
dengan baik Uno, 2007: 23.
2. Fungsi motivasi dalam belajar
Telah di uraikan diatas bahwa tujuan belajar dapat dicapai bila dalam prosesnya dilandasi oleh motivasi belajar yang baik. Hal tersebut sesuai dengan
yang dikatakan oleh Sardiman 2011: 85 bahwa motivasi sangat bertalian dengan suatu tujuan, sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:
1 Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2 Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3 Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatanyang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Sehingga dapat dikatakan motivasi sebagai daya penggerak bagi seseorang
untuk memperoleh suatu tujuan yang di inginkan.
3. Jenis-jenis motivasi belajar