Jaringan Kabel Wired Network Routing Protocol

6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Jaringan Kabel Wired Network

Jaringan kabel adalah jaringan yang menggunakan kabel sebagai medianya untuk menghubungkan antara satu komputer dengan komputer lainnya agar bisa saling bertukar informasidata atau terhubung dengan internet. Dalam penggunaannya, kabel jaringan komputer terdiri dari kabel coaxial, kabel twisted pair, dan kebel fiber optik yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, topologi jaringan, protokol dan ukuran jaringan komputer tertentu. Pada jaringan wired, kestabilan koneksi jaringan menjadi suatu keunggulan tersendiri yang tidak dapat dijumpai pada jaringan lain, yakni jaringan nirkabel wireless. Hal ini disebabkan pada jaringan wired tidak adanya interferensi atau gangguan penurunan jaringan

2.2. Internet Protocol Version 4 Ipv4

IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protocol jaringan TCPIP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia. Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik dotted-decimal notation, yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit sehingga nilainya berkisar antara 0 hingga 255.

2.2.1. Pengalamatan Ipv4

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni : 1. Network IdentifierNetID atau Network Address alamat jaringan yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255. 2. Host IdentifierHostID atau Host address alamat host yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCPIP di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifiersegmen jaringan di mana ia berada. Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut: 1. Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one. 2. Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber. Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. 3. Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many. Alamat IP Multicast Multicast IP Address adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.3. Routing Protocol

Routing Protocol maksudnya adalah protocol untuk merouting. Routing protocol digunakan oleh router-router untuk memelihara meng- update isi routing table. Semua routing protokol bertujuan mencari rute tersingkat untuk mencapai tujuan. Dan masing-masing protokol mempunyai cara dan metodenya sendiri-sendiri. Terdapat 2 bentuk routing, yaitu :  Direct Routing direct delivery : paket dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara langsung host berada pada jaringan fisik yang sama sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway.  Indirect Routing indirect delivery : paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain yang tidak terhubung langsung berbeda jaringan sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju. Jenis-Jenis Routing : a. Routing Statis Routing statis terjadi jika Admin secara manual menambahkan route-route di routing table dari setiap router. Routing statis memiliki kentungan-keuntungan berikut:  Tidak ada overhead waktu pemrosesan pada CPU router router lebih murah dibandingkan dengan routeng dinamis  Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.  Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.1 Routing Protokol Di Jaringan Kabel Routing statis memiliki kerugian-kerugian berikut:  Administrasi harus benar-benar memahami internetwork dan bagaimana setiap router dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar.  Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, Administrasi harus menambahkan sebuah route kesemua router secara manual.  Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar karena menjaganya akan menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri. b. Routing Default Routing default digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual menambahkan router ke sebuah network tujuan yang remote yang tidak ada di routing table, ke router hop berikutnya. Bisanya digunakan pada jaringan yg hanya memiliki satu jalur keluar. c. Routing Dinamis Routing dinamis adalah ketika routing protocol digunakan untuk menemukan network dan melakukan update routing table pada router. Dan ini lebih mudah daripada menggunakan routing statis dan default, tapi ia akan membedakan Anda dalam hal proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan Secara garis besar, routing protokol dibagi menjadi Interior Routing Protocol dan Exterior Routing Protocol. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada Exterior Protocol, Autonomous System AS merupakan sebuah network dengan systempolicy yang pegang dalam satu pusat kendali. Internet terdiri dari ribuan AS yang saling terhubung. Untuk bisa saling berhubungan antara AS, maka tiap-tiap AS menggunakan exterior protocol untuk pertukaran informasi routingnya. Informasi routing yang dipertukarkan bernama reachability information informasi keterjangkauan. Tidak banyak router yang menjalankan routing protokol ini. Hanya router utama dari sebuah AS yang menjalankannya. Dan untuk terhubung ke internet setaip AS harus mempunyai nomor sendiri. Protokol yang mengimplementasikan exterior adalah Border Gateway Protocol BGP Pada Interior Routing Protocol, Sesuai namanya, interior berarti bagian dalam. Dan interior routing protocol digunakan dalam sebuah network yang dinamakan autonomus systems AS. AS dapat diartikan sebagai sebuah network bisa besar atau pun kecil yang berada dalam satu kendali teknik. AS bisa terdiri dari beberapa sub network yang masing- masingnya mempunyai gateway untuk saling berhubungan. Interior routing protocol mempunyai beberapa macam implementasi protokol, yaitu : Routing Information Protocol RIP, Enhanced Interior Gateway Routing Protocol EIGRP, Open Shortest Path First OSPF dan sebagainya. Pada protokol kelas Interior Gateway Protocols IGPs dinamic routing di bagi menjadi 2, yaitu distance vector routing dan link state routing.  Distance Vector Routing Router yang menggunakan jarak dan arah sebagai acuan routing dinamakan distance vector routing. Pada distance vector routing protocol digunakan algoritma Bellman-Ford dalam kalkulasi untuk pemilihan jalur. Informasi atau update table pada distance vector dilakukan secara berkala oleh router, berbeda dengan link-state yang melakukan update table setiap ada perubahan pada topologi jaringan, sehingga pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI distance vector membutuhkan proses komputasi yang lebih sederhana. Contoh routing protocol yang menggunakan distance vector adalah RIPv1, RIPv2, dan IGRP. Seperti namanya, maka pada distance vector menggunakan jarak dan arah untuk melakukan routing. Jarak yang dimaksud adalah hop count atau jumlah router yang dilalui, dan untuk arah yang dimaksud adalah alamat next hop atau interface keluar yang digunakan oleh router.  Link State Routing Link-state routing protocol dibangun dengan algoritma Edsger Dijkstra’s atau kadang disebut algoritma shortest path first SPF. Algoritma ini menjumlahkan total cost yang dibutuhkan pada masing- masing jalur dari alamat asal ke alamat tujuan. Link state membangun suatu topologi jaringan, dimana masing-masing router yang terhubung menggunakan gambaran topologi tersebut untuk menentukan jalur atau rute untuk menjangkau jaringan yang ingin dicapai. Router dengan link state akan mengirimkan kondisi dari linknya ke router-router lain yang berada dalam routing domain yang sama. Informasi atau kondisi link yang disebarkan adalah kondisi link pada router yang terhubung langsung suatu jaringan dan kondisi link pada router yang saling terhubung. Router dengan link-state routing protocols menggunakan Hello protocol untuk mengetahui link-link yang terhubung dengan router tetangga atau router yang terhubung langsung. Pada link-state routing protocol ada beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan distance-vector routing protocol, seperti membangun peta topologi jaringan, sehingga masing-masing router dapat menentukan sendiri jalur yang pendek untuk mencapai jaringan yang lain. Konvergensi jaringan terjadi dengan cepat, karena ketika router menerima paket LSP langsung disebar ke router tetangganya yang lain dalam jaringan. Update atau pembaharuan informasi dilakukan saat terjadi perubahan pada link secara langsung. Desain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.2 Format Paket OSPF secara hirarki, dimana link-state routing protocols menggunakan konsep area, sehingga routing lebih baik. Namun link state juga memiliki kekurangan, dimana routing protocol ini membutuhkan kinerja CPU, memory, dan bandwith yang lebih besar.

2.4. Open Shortest Path First OSPF

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Routing Dinamis Degan Teknik OSPF(Open Shortest Path First) Pada Topologi Mesh Dalam Jaringan Lan (Local Area Network) Menggunakan Cisco Packet Tracer

2 79 119

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

3 22 100

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Routing Dinamis Open Shortest Path First (OSPF) Multi Area

0 0 1

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 0 12

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 0 2

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 1 4

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

1 4 17

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 0 1

Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)

0 0 24

PENGARUH MODEL JARINGAN TERHADAP OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF)

0 0 13