28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan dan Pembuatan Serbuk Daun Petai Cina
Daun petai cina diperoleh dari Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan diambil pada bulan Agustus 2012. Saat diambil
pohon dalam keadaan berbuah dan masih terlihat beberapa bunga. Tinggi pohon petai cina sekitar 5-6 meter. Sebelum digunakan daun petai cina di determinasi
terlebih dahulu. Determinasi dilakukan dengan mencocokkan morfologi tanaman petai cina dengan buku kunci determinasi yang ditulis oleh Van Steenis 1992
dan dibuktikan dengan Lembar Pengesahan Determinasi Lampiran 1. Determinasi bertujuan untuk mendapatkan suatu spesiesyang spesifik dan tepat
sasaran, karena tumbuhan memiliki banyak spesies. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang diambil merupakan Leucaena leucocephala
Lam. de Wit. Daun petai cina yang didapat di sortasi basah untuk menghilangkan
pengotor-pengotor yang melekat pada daun, setelah itu dilakukan pengeringan dengan cara diangin-anginkan selama 2 hari. Pengeringan berguna untuk
mengurangi kadar air di dalam daun hingga 10 , karena jika kadar air terlalu tinggi maka dapat mempercepat pembusukan dan dapat menjadi media
pertumbuhan mikroba. Daun yang sudah kering ditandai dengan hancurnya daun ketika diremas.
Pada penelitian ini simplisia daun petai cina diubah menjadi serbuk. Tujuan dari proses ini adalah untuk memperkecil ukuran partikel. Semakin kecil
ukuran partikel sampai batas tertentu maka luas permukaan kontaknya juga semakin luas sehingga zat aktif dapat terekstrasi maksimal. Ayakan yang
digunakan adalah ayakan nomor 40.
B. Pembuatan Ekstrak Daun Petai Cina
Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi karena metode ini relatif sederhana dan tidak memerlukan panas, sehingga cocok untuk menyari
senyawa yang tidak tahan panas. Daun petai cina di maserasi menggunakan pelarut etanol 96 dan aquadest dengan perbandingan 1:1. Kemudian di
remaserasi kembali dengan pelarut etanol 96. Ekstraksi bertujuan untuk menyari zat aktif berupa saponin, alkaloid, dan flavonoid. Campuran etanol 96
dan air 1:1 mampu menyari saponin, karena saponin cenderung larut dalam air. Pelarut etanol 96 digunakan untuk menyari flavonoid dan alkaloid karena
flavonoid dan alkaloid memiliki kelarutan yang lebih baik dalam etanol dibandingkan di air. Setelah dilakukan maserasi dan remaserasi ekstrak di
evaporasi pada suhu 40°C hingga 250 mL untuk menghilangkan etanol didalam ekstrak. Etanol bersifat iritatif, oleh karena itu jumlahnya tidak boleh terlalu
banyak terkandung pada sediaan. Ekstrak yang didapat berwarna hijau tua dengan pH 6.
C. Pembuatan Gel Antiinflamasi Ekstrak Daun Petai Cina