6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Gel
Gel adalah sistem semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, yang terpenetrasi
oleh suatu cairan. Gel dapat digunakan secara topikal atau dimasukkan kedalam lubang tubuh Ditjen POM, 1995. Menurut Niazi 2004 gel merupakan suatu
sistem semi padat dimana fase cair dibatasi oleh jaringan tiga dimensi, antara matriks yang saling terkait dan bersilangan.
Hidrogel adalah sistem yang menjebak air karena adanya polimer- polimer tidak larut yang membentuk jaringan. Alasan digunakannya hidrogel
sebagai komponen dari sistem penghantaran dan pelepasan obat adalah kompatibilitasnya
dengan jaringan
biologis relatif
baik Zatsdan
Kushla,1996.Sediaan gel hidrofilik memiliki sifat daya sebar yang baik pada kulit, pelepasan obat yang baik, tidak menghambat fungsi fisiologis kulit, efek
dingin yang ditimbulkan, dan mudah dicuci dengan air Voigt, 1995. Karakteristik gel yang digunakan harus sesuai dengan tujuan penggunaan
gel. Gel topikal tidak boleh terlalu liat, dan konsentrasi bahan pembentuk gel yang terlalu tinggi atau penggunaan bahan pembentuk gel dengan berat molekul yang
terlalu besar dapat mengakibatkan sediaan sulit dioleskan dan sulit pula didispersikan Zatz and Kushla, 1989. K
emampuan menembus permeabilitas kulit merupakan salah satu penghalang dalam sistem penghantaran topikal. Upaya
dalam meningkatkan penetrasi bahan aktif ke dalam kulit dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan memodifikasi lapisan stratum corneum seperti
pada penggunaan enhancer dan dengan mengunakan sistem pembawa Benson, 2005.
B. Gelling Agent
Saat didispersikan dalam suatu pelarut yang sesuai, gelling agent bergabung dan saling menjerat, kemudian membentuk struktur jaring koloid tiga
dimensi. Jaring ini akan membatasi aliran cairan dengan menjebak dan menghentikan pergerakan molekul pelarut. Struktur ini juga menahan deformasi
dan bertanggung jawab terhadap viskositas gel Pena, 1990.
1. Natrium alginat
Natrium alginat digunakan untuk sediaan oral maupun topikal. Dalam sediaan topikal, natrium alginat biasanya digunakan sebagai pengental
dan suspending agent pada pasta, krim dan gel, serta sebagai stabilizing agent untuk emulsi tipe OW. Natrium alginat praktis tidak larut dalam etanol
95, eter, kloroform, dan etanol atau campuran air danetanol dengan konsistensi etanol lebih dari 30. Natrium alginat juga, praktis tidak larut
dalam pelarut organik lainnya dan larutan asam dengan pH kurang dari 3, perlahan-lahan larut dalam air membentuk larutan koloid kental. Selama ini
WHO belum menyatakan adanya batasan untuk asupan alginat dan garam alginat yang digunakan sehari-hari Rowe, et al., 2009.
Gambar 1. Struktur natrium alginat FAO, 1997 2. Na-CMC
Na-CMC umumnya digunakan dalam sediaan oral dan topikal, terutama untuk meningkatkan viskositas. Biasanya Na-CMC digunakan pada
konsentrasi 3 - 6 untuk menghasilkan gel yang digunakan sebagai basis pasta dan krim. Glikol sering ditambahkan pada basis yang menggunakan Na-
CMC untuk mencegah pengeringan basis. Solusi Na-CMC stabil pada pH 2- 10. Jika pH kurang dari 2 maka dapat terjadi presipitasi sedangkan bila pH
lebih dari 10 dapat menyebabkan penurunan viskositas Rowe, et al., 2009.
Gambar 2. Struktur Na-CMC Rowe, et al., 2009
C. Propilenglikol
Propilenglikol biasanya digunakan sebagai antimikrobial preservatif, disinfektan, humektan, plasticizer, pelarut, agen stabilitas, dan cosolvent.
Pemerian propilenglikol adalah jernih, tidak berwarna, kental, biasanya tidak berbau, dengan rasa manis, sedikit tajam seperti gliserol. Berfungsi sebagai
humektan pada konsentrasi sekitar 15 dari formula. Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95, gliserin, dan air, kelarutannya adalah 1 bagian
dalam 6 bagian eter. Tidak bercampur dengan minyak mineral, tetapi dapat terlarut dalam beberapa minyak esensial.Secara kimia stabil ketika dicampur
dengan etanol 95, gliserin, atau air, dan larutannya dapat disterilisasi dengan autoklaf Rowe, et al., 2009.
Gambar 3. Struktur propilenglikol Rowe, et al., 2009
D. Metil Paraben