ditambahkan ekstrak daun petai cina. Semua bahan diaduk kuat menggunakan mixer dengan kecepatan putar level 2 hingga homogen
selama 1 menit.
3. Uji Sterilitas
Uji Sterilitas dilakukan setelah proses pencampuran. Uji sterilitas dilakukan didalam ruangan dan LAF yang sudah disterilisasi dengan sinar
UV selama 3 jam, pengerjaan dilakukan secara aseptis. Seluruh alat gelas dan logam disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121
o
C. Nutrient agar dilarutkan dalam aquadest dengan konsentrasi 28gL, lalu
nutrient agar disterilisasi dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121
o
C. Nutrient agar steril dimasukkan ke dalam petri dan ditunggu hingga
mengeras. Setiap formula di spread kedalam tiap petri dan diinkubasi selama 24 jam.
4. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel
a. Uji Daya Sebar. Pengukuran daya sebar sediaan gel dilakukan setelah
pembuatan, 48 jam dan 4 minggu penyimpanan. Gel ditimbang sejumlah 1 gram kemudian gel diletakkan di tengah lempeng kaca bulat berskala.
Di atas gel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian
dicatat diameter sebarnya Garg, et al., 2002. b.
Uji Viskositas. Uji viskositas dilakukan setelah pembuatan, 48 jam dan 4 minggu
penyimpanan. Masing-masing
formula gel
ditentukan
viskositasnya dengan menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04. Ukuran rotor yang digunakan adalah skala 2.
5. Uji aktivitas antiinflamasi
Uji aktivitas antiinflamasi menggunakan 6 ekor tikus. Tikus yang digunakan adalah tikus jantan galur SD yang berumur 2-3 bulan dengan berat
200-300 g. Semua tikus di anastesi terlebih dahulu menggunakan ketamine- xilazine, kemudian diukur tebal kakinya dan dinyatakan sebagai X
. Kaki kiri tiap tikus diinjeksi dengan 0,05 mL karagenin-saline 1. Tikus dibagi
menjadi 2 kelompok, masing-masing terdiri dari 3 ekor tikus. Satu jam setelah penyuntikan, kelompok 1 diberi gel formula 1 secara topikal dan
kelompok 2 tidak diberi perlakuan. Setelah 15 menit kaki tikus diukur dan dinyatakan sebagai X
t
. Pengukuran dilakukan tiap 15 menit selama 3 jam. Presentase inflamasi masing-masing tikus dihitung dengan rumus:
inflamasi = 100
Abdassah, Sumiwi, Hendrayana, 2009.
F. Optimasi dan Analisis Data