membagi konsumen dan pasar kedalam kelompok yang didasarkan pada usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
agama, ras, generasi dan kewarganegaraan.
B. Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai multi level marketing telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian sejenis yaitu :
1. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam
Pembelian Produk Sophie Martin pada B.C. Ivrina Katili. Skripsi ini melakukan pengamatan bahwa analisis perilaku konsumen
yang dilakukan PT. Sophie Martin B.C. Ivrina Katili dalam kegiatan usahanya sangat menentukan atau berpengaruh dalam usaha mendapatkan
konsumen yang sebanyak-banyaknya, sehingga dapat meningkatkan volume penjualannya.
2. Pengaruh Sistem Multi Level Marketing Terhadap Proses Keputusan
Pembelian Konsumen Produk Tupperware Di Bandung. Skripsi ini menilai bahwa masih banyak orang yang tidak tertarik untuk
melakukan pembelian produk tupperware karena harganya tinggi dan konsumen yang ingin membeli produk tupperware ini melalui proses yang
tidak mudah, karena setiap konsumen yang ingin membeli produk tupperware
harus menjadi distributor terlebih dahulu. Konsumen juga menganggap sistem multi level marketing tidak akan memberikan
keuntungan. Konsumen sudah menganggap negatif terhadap sistem ini
dikarenakan banyaknya kasus penipuan yang mengatasnamakan atau berkedok multi level marketing.
3. Pengaruh Pelayanan Distributor Terhadap Minat Beli Produk Sophie
Martin. Skripsi ini meneliti pengaruh pelayanan terhadap distributor terhadap
minat beli produk sophie martin di wilayah Jatake Tangerang.
C. Rumusan Hipotesis
Usaha multi level marketing dapat berkembang dengan pesat karena memiliki keunggulan yang lebih besar dengan jenis usaha lainnya yaitu :
a. Jika berstatus sebagai distributor sekaligus pemakai, maka akan mendapat
kemudahan dengan membeli borongan. b.
Pemakai dapat berstatus sebagai penjual sekaligus membentuk jaringan usaha network yang mandiri
c. Bagi distributor lebih leluasa dalam menentukan sasaran dan jam kerjanya,
tidak terikat oleh birokrasi yang rumit. d.
Dengan biaya yang rendah tetapi berpeluang mendapat penghasilan yang tidak terbatas besarnya
e. Wilayah usaha yang tidak terbatas internasional
f. Tidak diperlukan stok barang yang banyak
g. Memperbesar penghasilan dengan memperbesar network
h. Hubungan antara distributor dan pelanggan sangat erat, karena interaksi
kedua belah pihak sering terjadi
i. Usaha ini menawarkan kesempatan untuk mengikuti perjalanan wisata
mendapat teman baru, ilmu dan pengalaman j.
Memberikan peluang usaha yang seluas-luasnya kepada masyarakat karena kesuksesan seorang distributor tidak tergantung pada pendidikan dan
pengalamannya, tetapi tergantung keuletan dan kegigihan dalam memperbesar network dengan menjalin hubungan kerja yang baik.
Berdasarkan beberapa poin yang dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa pada multi level marketing, konsumen ditawarkan pengalaman yang lain
selain kualitas dari produk yang ditawarkan, yaitu pengalaman berwirausaha.
Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis 1a sebagai berikut. H
1
. Minat konsumen menjadi anggota multi level marketing lebih ditentukan oleh sistem kompensasi dibandingkan dengan kualitas produk.
Seseorang yang mengawali karir di usia muda akan merasakan perbedaan ketika usaha yang mereka lakukan bertumbuh. Mereka lebih realistis dalam
menghadapi masalah. Mason dan Harrison 1991: 229 juga mengemukakan, pada usia 30 tahunan seseorang cenderung memiliki keinginan lebih kuat untuk
berprestasi dan berada pada puncak profesionalisme dalam berbisnis dan akan menurun ketika berusia di atas 40 tahunan. Hal ini diibaratkan daur hidup,
dengan titik kulminasi pada usia 30 tahunan. Oleh karena itu, penenlitian ini
mengajukan hipotesis 2a sebagai berikut.
H
2A
. Kelompok usia 16 sampai 30 tahun berminat menjadi anggota multi level marketing lebih disebabkanoleh sistem kompensasi dibandingkan
kualitas produk yang ditawarkan.
Pada usia 30 tahun terjadi penurunan kesehatan seperti status hormonal tubuh yang mengalami gangguan akibat penurunan hormon estrogen dan
progesteron. Kondisi gangguan hormonal ini juga bisa diperparah oleh faktor eksternal konsumsi pil kontrasepsi, gaya hidup tidak sehat dan stres Anonim,
2012 b. Sehingga pada usia 30 tahun, seseorang cenderung lebih memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi dan kualitas produk
kesehatan yang dikonsumsi agar tubuh tetap fit. Hal ini didukung oleh kecendrungan tingkat ekonomi di usia 30 tahun yang telah matang. Oleh
karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis 2b sebagai berikut. H
2B
. Kelompok usia diatas 30 tahun lebih berminat terhadap kualitas produk yang ditawarkan dibandingkan sistem kompensasi
Salah satu faktor yang mempengaruhi minat membeli konsumen adalah tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan seseorang, semakin besar minat
membeli dari konsumen tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil pendapatan seseorang, semakin kecil pula minat seseorang untuk membeli
suatu produk atau jasa tertentu yang ditawarkan. Sumber pendapatan seseorang bisa bergantung dari bekerja, buka usaha, dan pemberian orang tua. Status
ketergantungan ini akan membedakan pola konsumsi seseorang. Multi level
marketing merupakan suatu strategi distribusi yang tidak hanya menawarkan
kualitas produk yang di hasilkan, namun juga peluang usaha untuk menambah penghasilan. Pada prakteknya, terdapat pergeseran tujuan konsumsi seseorang
yang tidak hanya mendapatkan kepuasan dan manfaat dari produk yang ditawarkan, namun juga peluang yang ditawarkan untuk menambah
pendapatan pribadi seseorang. Pergeseran tujuan konsumsi ini akhirnya memecah konsumen menjadi 2 bagian berdasarkan tujuan konsumsi, yaitu
konsumen pemakai produk dan konsumen sebagai jaringan networking. Seseorang yang memiliki status ekonomi bergantung sepenuhnya
umumnya melihat peluang multi level marketing sebagai sebuah kesempatan untuk mencoba pengalaman baru yaitu mandiri secara ekonomi, sehingga
motivasi terbesarnya bergabung menjadi anggota multi level marketing adalah untuk menambah pendapatan sehari-hari serta mendapatkan pengalaman baru.
Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis 3a sebagai berikut. H
3A
. Konsumen yang memiliki status ekonomi bergantung sepenuhnya berminat menjadi anggota multi level marketing lebih disebabkan sistem
kompensasi dibandingkan kualitas produk yang ditawarkan.
Seseorang yang memiliki status ekonomi setengah bergantung umumnya melihat peluang multi level marketing sebagai sebuah kesempatan untuk
meraih kemandirian ekonomi disamping kebutuhan akan kesehatan. Selain itu, status ekonomi setengah bergantung umumnya memiliki tuntutan yang besar
untuk mencapai kemandirian penuh secara ekonomi, sehingga motivasi
terbesarnya dalam bergabung menjadi anggota multi level marketing adalah sistem kompensasi yang ditawarkan. Oleh karena itu, penelitian ini
mengajukan hipotesis 3b sebagai berikut. H
3B.
Konsumen yang memiliki status ekonomi setengah bergantung berminat menjadi anggota multi level marketing lebih disebabkan sistem
kompensasi.
Seseorang yang memiliki status ekonomi tidak bergantung umumnya bergabung menjadi anggota multi level marketing karena kualitas produk yang
ditawarkan. Alasan nya adalah karena beberapa pekerjaan tertentu mensyaratkan memiliki stamina yang prima serta penampilan yang menarik,
sehingga kualitas konsumsi lebih diutamakan dibandingkan sistem kompensasi
yang ditawarkan. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis 3c
sebagai berikut.
H
3C
. Konsumen yang memiliki status ekonomi tidak bergantung berminat menjadi anggota multi level marketing lebih disebabkan kualitas produk
yang ditawarkan
Multi level marketing merupakan sebuah sistem pemasaran yang tidak
hanya menawarkan produk namun juga menawarkan sebuah peluang bagi setiap konsumennya untuk berwirausaha secara mandiri, sehingga dalam
prosesnya, tujuan konsumsi produk multi level marketing menjadi lebih luas. Konsumen tidak hanya terfokus dengan kualitas produk yang ditawarkan untuk
memenuhi kepuasannya, namun juga peluang yang ditawarkan untuk menambah pendapatan rumah tangga.
Peran gender yang berbeda menciptakan perbedaan motif konsumen yang sulit untuk dibedakan mengenai tujuan kosumsinya. Fischer dan Arnold
1998:2 menyatakan bahwa ”peran gender berkaitan dengan peranan, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai pria dan wanita”.
Peranan, kewajiban dan tanggung jawab pria dalam rumah tangga adalah menafkahi keluarga. Posisi sebagai kepala keluarga mendorong pria lebih
berfokus pada peluang menghasilkan uang yang lebih untuk keperluan- keperluan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, penelitian ini
mengajukan hipotesis 4a sebagai berikut. H
4A.
Pria berminat menjadi anggota multi level marketing lebih disebabkan oleh sistem kompensasi dibandingkan kualitas produk yang ditawarkan.
Peranan, kewajiban dan tanggung jawab wanita dalam rumah tangga adalah mengatur keperluan rumah tangga. Wanita sebagai pengatur keperluan
rumah tangga akan sangat memperhatikan kualitas konsumsi dari setiap anggota keluarganya dibandingkan keperluan finansial di masa yang akan
datang yang merupakan kewajiban pria. Oleh karena itu, penelitian ini
mengajukan hipotesis 4b sebagai berikut. H
4B.
Wanita berminat menjadi anggota multi level marketing lebih disebabkan oleh kualitas produk yang ditawarkan dibandingkan sistem
kompensasi yang ditawarkan.
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menguji pengaruh sistem multi level marketing terhadap minat konsumen menjadi anggota pada
PT. Kangzen Kenko Indonesia yang disebabkan oleh sistem kompensasi dan kualitas produk yang ditawarkan. Penelitian ini juga menguji perbedaan
karakteristik demografi usia, status ketergantungan ekonomi dan jenis kelamin terhadap minat konsumen menjadi anggota.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1
Subjek Penelitian
Subjek adalah orang-orang yang telah menjadi anggota multi level marketing
PT. Kangzen Kenko Indonesia yang akan diteliti berdasarkan kuesioner yang telah disediakan. Subjek penelitian adalah orang-orang yang
telah menjadi anggota multi level marketing PT. Kangzen Kenko Indonesia di Tangerang, Jakarta Barat dan Yogyakarta.
2
Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel yang akan diteliti atau sesuatu yang bisa diukur. Objek dari penelitian ini adalah :