40
Dalam cuplikan diatas merupakan diaog antara pelayan Lady Tachibana dengan Akitada yang sedang datang mengunjungi Lady Tachibana yang sudah berada
dalam ruangan Lady Tachibana. Karena seorang wanita bangsawan tidak boleh berhubungan dengan laki-laki yang bukan kerabatnya, maka dalam ruangan
seorang wanita bangsawan memiliki tirai pembatas yang membatasi antara wanita dengan tamu yang bukan kerabat. Hal tersebut tergambar dalam cuplikan
“Akitada menunggu. Takut melihat janda di balik pembatas yang tak selayaknya”.
3.2 Kehidupan Ayako, Otomi sebagai Masyarakat Golongan Bawah
3.2.1 Dalam lingkungan keluarga
Berikut adalah kehidupan Ayako, Otomi sebagai masyarakat golongan bawah dalam lingkungan keluarga yang dapat dilihat melalui cuplikan berikut.
Cuplikan 1 Hal 72
Hikeguro berkata dengan rendah hati, “Putriku terlalu melebih-lebihkan, tapi dia benar. Izinkan kami mengungkapkan rasa terima kasih. Waktu otot-otot
tungkai kakiku lumpuh, aku berkonsentrasi melatih lengan dan badan bagian atas. Membengkokkan busur panah dan memanah ke sasaran adalah latihan yang bagus.
Begitu mulai mahir, aku lalu mengambil murid.”Dia menunjuk ke lembaran kertas bertuliskan huruf yang menempel di dinding. “Kami hidup berdasarkan kata-kata
itu.” Tora berkedip dan mengangguk. Dia buta huruf.
Universitas Sumatera Utara
41
“Tidak Kerja-Tidak Makan,” baca Hikeguro. “kami semua bekerja dengan cara kami sendiri, termasuk puteri bungsuku. Dia melukis dan sangat baik dalam
bidang itu. Setelah bekerja seharian, puteri-puteriku berbagai pekerjaan rumah tangga sementara aku membuat sandal jerami. Kau pasti mengira kami tuan
rumah yang sangat miskin. Bagaimana kalau tamu kita dijamu makanan, anak- anak?”
Analisis Dalam cuplikan diatas merupakan percakapan antara Hikeguro dan Tora.
Hikeguro mengungkapkan mengenai keadaan bagaimana dia hidup dengan kedua anaknya Ayako dan Otomi. Dalam cuplikan ini kembali menunjukkan bagaimana
sebagai keluarga miskin untuk bertahan hidup dengan cara berkerja dengan keras
dengan kaum laki-laki. Hal ini terdapat dalam cuplikan “Tidak Kerja-Tidak Makan,” baca Hikeguro. “kami semua bekerja dengan cara kami sendiri,
termasuk puteri bungsuku. Dia melukis dan sangat baik dalam bidang itu. Setelah bekerja seharian, puteri-puteriku berbagai pekerjaan rumah tangga
sementara aku membuat sandal jerami.
Cuplikan 2 Hal 133
“Oh aku janji akan berusaha mempelajari apapun yang kau ajarkan, Seimei,” kata Tora, “tapi kau salah tentang Otomi. Dia bisa membaca dan
menulis.” “Bagaimana dengan puteri yang lain?”tanya Akitada.
Tora meringis. “Ayako? Dia jenis gadis yang maskulin. Membantu ayahnya melatih murid-muridnya seni bela diri. Kau takkan menyukainya, tuan.”
Universitas Sumatera Utara
42
Analisis Dalam cuplikan diatas merupakan dialog antara Tora dan Akitada. Mereka sedang
membicarakan Otomi dan Ayako. Dalam cuplikan “Membantu ayahnya melatih murid-muridnya seni bela diri”,menunjukkan bahwa seorang wanita golongan
bawah bekerja bahu-membahu dengan kaum laki-laki pada masa Heian. Tergambar pada cuplikan tersebut, Ayako seorang wanita yang berkerja keras
membantu ayahnya, sekalipun pekerjaan tersebut hany pantas dilakukan oleh laki- laki.
Cuplikan 3 Hal 191
Selama bercerita kisah tragis ini, senyum tak hilang dari wajahnya, dan Akitada sangat tersentuh oleh ketabahan luar biasa itu. “Kau mengalami
kehidupan yang sangat sulit,” katanya dengan kikuk. “Sama sekali tidak. Aku orang yang beruntung. Ayako membantuku
mengelola sekolah, dan Otomi menghasilkan banyak uang dengan lukisannya.”Dia tersenyum dengan penuh kasih sayang dan kebanggaan luar biasa
pada kedua puterinya. Analisis
Dalam cuplikan diatas kembali menunjukkan bahwa seorang wanita yang belum menikah tergantung pada orangtuanya. Dan juga bekerja bahu-membahu
dengan kaum laki-laki. Hal ini tergambar pada cuplikan “Sama sekali tidak. Aku orang yang beruntung. Ayako membantuku mengelola sekolah, dan Otomi
menghasilkan banyak uang dengan lukisannya.”Dia tersenyum dengan penuh kasih sayang dan kebanggaan luar biasa pada kedua puterinya.
Universitas Sumatera Utara
43
3.2.2 Dalam lingkungan sosial