10
2. Mendeskripsikan kehidupan para tokoh wanita golongan atas dan
bawah dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial yang ada dalam novel THE DRAGON SCROLL karya Inggrid J Parker.
1.5.2 Manfaat Penelitian
Dengan mengadakan penelitian terhadap novel THE DRAGON SCROLL karya Inggrid J Parker, diharapkan memberi manfaat, yakni:
1. Untuk menambah pengetahuan mengenai kehidupan wanita pada
zaman Heian di Jepang, khususnya bagi mahasiswa jurusan Sastra Jepang.
2. Untuk menambah pemahaman mengenai kehidupan wanita golongan
atas dan bawah dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial pada zaman Heian dalam novel THE DRAGON SCROLL karya Inggri
J Parker.
1.6 Metode Penelitian
Sesuai dengan tema dan permasalahan yang akan dianalisis dalam novel THE DRAGON SCROLL, maka penelitian ini menggunakan metode Deskriptif
Kwalitatif. Menurut koentjaraningrat 1976:30, penelitian yang bersifat deskriptif
yaitu memberikan gambaran yang secermat mungkin tentang suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Dalam penelitian ini penulis
menguraikan dan menjelaskan secermat mungkin maslah-masalah yang terdapat dalam novel THE DRAGON SCROLL.
Universitas Sumatera Utara
11
Penulis menggunakan metode ini karena penulis mencoba mendeskripsikan atau menganalisa mengenai kehidupan wanita Jepang golongan
atas dan bawah dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial pada zaman Heian yang ada dalam novel THE DRAGON SCROLL karya Inggrid J Parker.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka library research, yaitu dengan menyelusuri sumber- sumber kepustakaan dengan buku-buku dan
referensi yang berkaitan dengan tema penulisan ini. Data diperoleh dari berbagai buku, dan berbagai situs internet.
Universitas Sumatera Utara
12
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP
NOVEL “THE DRAGON SCROLL” DAN KEHIDUPAN WANITA JEPANG ZAMAN HEIAN
2.1 Defenisi Novel
Novel menurut Henry Guntur dalam Fikri 2010:3 adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu yang melukiskan para tokoh, gerak serta
adegan kehidupan yang nyata dalam suatu alur atau keadaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel adalah karya prosa yang
panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya, dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Selain itu
Nurgiyantoro 1995:9 menyatakan bahwa novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajkan
dengan halus. Sebagai suatu karya fiksi, novel memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bentuknya panjang, biasanya lebih dari 10.000 kata
b. Sering menawarkan lebih dari satu tema.
c. Jumlah tokoh lebih dari satu dengan karakter yang berbeda.
d. Alur ceritanya kompleks.
Universitas Sumatera Utara
13
e. Ditulis dengan gaya narasi yang terkadang dicampur deskripsi untuk
menggambarkan suasana. f.
Lebih mencerminkan gambaran tokoh nyata yaitu tokoh yang berangkat dari realitas.
Selain itu, novel mampu menghadirkan perkembangan suatu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan
berbagai peristiwa rumit yang terjadi beberapa tahun silam dengan lebih menditail. Jadi novel merupakan suatu media untuk mengungkapkan sisi kehidupan secara
nyata dalam bentuk yang lebih menarik. Novel dengan tokoh, alur, tema dan permasalahannya yang kompleks
harus memiliki keutuhan dan kelengkapan agar novel tersebut menjadi karya sastra yang baik. Keutuhan dan kelengkapan sebuah novel dapat dilihat dari
unsur-unsur yang membangunnya. Secara garis besar unsur-unsur pembangun novel ada dua yaitu unsur intrinsik
dan unsur ekstrinsik. 1.
Unsur intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang berada dalam suatu karya
sastra itu sendiri. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur yang secara langsung turut membangun cerita. Nurgiyantoro 1995:23 berpendapat
bahwa unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra. Dengan kata lain, keterpaduan antar unsur inilah yang
membuat sebuah novel berwujud.
Universitas Sumatera Utara
14
Unsur-unsur tersebut adalah tokoh, alur, latar, judul, sudut pandang, gaya bahasa, tema, dan amanat Wiyatmi, 2009:30.
a. Tokoh
Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam novel merupakan ciptaan pengarang meskipun dapat juga
merupakan gambaran dari orang-orang yang ada dikehidupan yang nyata. Tokoh terbagi 2 yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama
adalah tokoh yang paling banyak terlibat cerita dan paling banyak berhubungan dengan tokoh lain.
b. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan sebab-akibat. Alur sering berpusat pada konflik, namun konflik
tidak bisa dipaparkan begitu saja. Biasanya, sebelum konflik urutan alur diawali dengan pengenalan, timbulnya konflik, konflik memuncak,
klimaks, kemudian pemecahan soal. Alur terbagi 2 yaitu alur maju progresif dan alur mundur atau flash back regresif.
c. Latar
Latar atau setting terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Fungsi latar adalah memberi konteks cerita, yaitu sebuah cerita
yang terjadi dan dialami oleh tokoh di suatu tempat tertentu, pada suatu masa dan lingkungan masyarakat tertentu.
d. Judul
Judul merupakan hal pertama yang paling mudah dikenal oleh pembaca. Judul sering mengacu pada tokoh, latar, tema, maupun
Universitas Sumatera Utara
15
kombinasi dari ketiganya. Judul harus mewakili keseluruhan isi cerita. Bentuknya singkat namun padat dan jelas.
e. Sudut Pandang
Sudut pandang atau point of view terbagi atas sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama
dibagi lagi menjadi sudut pandang akuan sertaan first person central yaitu cerita disampaikan oleh tokoh utama dengan memakai kata ganti
“aku”, dan sudut pandang akuan taksertaan first person peripheral yaitu pencerita merupakan tokoh pembantu yang hanya muncul diawal cerita
dan akhir cerita. Sedangkan sudut pandang orang ketiga dibagi lagi menjadi sudut
pandang diaan maha tahu third person omniscient yaitu pencerita berada diluar cerita dan menjadi pengamat dan mengetahui banyak hal tentang
tokoh-tokoh lain, dan sudut pandang diaan terbatas third person limited yaitu pencerita hanya tahu dan menceritakan tokoh yng menjadi tumpuan
cerita saja. Sudut pandang ini jarang ditemui dengan detail tokoh yang terbatas, cerita menjadi tidak hidup.
f. Gaya
Gaya merupakan cara pengungkapan yang khas bagi seorang pengarang. Gaya tersebut meliputi penggunaan diksi pilihan kata, imajeri
citraaan, dan sintaksis pilihan pola kalimat. Gaya dalam karya sastra akan memperindah bahasa, sehingga membuat nilai lebih suatu karya
sastra. g.
Tema
Universitas Sumatera Utara
16
Tema merupakan makna cerita atau sikap pengarang terhadap subjek atau pokok cerita. Fungsi tema adalah menyatukan unsur-unsur lainnya.
Dalam sebuah novel bisa mengemukakan lebih dari satu tema, karena bentuk novel yang cukup luas dan kompleks.
h. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat biasanya merupakan pandangan hidup pengarang
tentang nilai-nilai kebenaran yang ingin disampaikan kepada pembaca. Menurut Kenny dalam Fikri 2010:19, amanat dalam cerita biasanya
dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis kemudian dapat diambil melalui cerita oleh
pembaca. 2.
Unsur ekstrinsik Unsur ekstrinsik adalah unsur diluar karya sastra tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi suatu karya sastra. Unsur ekstrinsik merupakan segala faktor yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Unsur
ekstrinsik karya sastra cukup berpengaruh terhadap totalitas keterpaduan cerita yang dihasilkan.
Pengkajian terhadap unsur ekstrinsik karya sastra mencakup empat hal, yaitu: mengkaji hubungan antara sastra denagn biografi atau psikologi
pengaarang, mengkaji hubungan sastra dengan aspek-aspek politik, sosial, ekonomi, budaya, da pendidikan, mengkaji hubungan antara sastra denagn
hasil-hasil pemikirn manusia seperti ideologi, filsafat, pengetahuan, dan
Universitas Sumatera Utara
17
teologi, serta mengkaji hubungan antara sastra dengan semangat zaman, atmosfir atau ilkim intelektual tertentu.
Unsur ekstrinsik meliputi tradisi dan nilai-nilai, struktur kehidupan sosial, keyakinan dan pandangan hidup, suasana politik, lingkungan hidup,
agama, dan sebagainya. 2.2 Setting Novel The Dragon Scroll
Sebagai salah satu bagian dari unsur pembangun karya fiksi, setting selalu memiliki hubungan dengan unsur-unsur signifikan lain dalam rangka
membangun totalitas makna serta adanya kesatuan dari keseluruhan isi yang dipaparkan pengarang. Setting selalu memiliki hubungan dengan penokohan,
perwatakan, suasana cerita, alur atau plot maupun dalam rangka mewujudkan tema suatu cerita Aminuddin, 2000:69.
Staton dalam Fikri dalam Arum 2012:23 menyebutkan bahwa setting merupakan lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita,
semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.
Sedangkan Abrams dalam Fananie 2000:61 menyebutkan bahwa setting merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa secara umum, waktu
berlangsungnya suatu tindakan. Novel “The Dragon Scroll” adalah novel yang menceritakan sebuah
peristiwa penyidikan di Jepang pada abad kesebelas yang menyajikan sebuah sisi kehidupan masyarakat Jepang pada saat itu. Jepang pada abad kesebelas
Universitas Sumatera Utara
18
terdapat pada zaman Heian 794-1192 yang ditandai dengan dipindahknnya ibukota dari Nara ke Kyoto HeianKyo oleh kaisar Kanmu.
Jepang pada masa itu didominasi oleh bangsawan dengan kekuasaan politik Istana Kekaisaran berada di tangan keluarga bangsawan. Pada saat itu,
keluarga Fujiwara adalah bangsawan yang paling berkuasa. Tidak hanya dalam pemerintahan, peran perempuan dimasyarakat Jepang
pada masa itu sangat terbatas. Golongan perempuan kelas atas menghabiskan sebagian hidup mereka di dalam rumah orang tua atau suami mereka,
sedangkan perempuan menengah dan miskin bekerja bahu-membahu dengan kaum laki-laki. Perempuan kelas atas di abad sebelas bisa memiliki harta
benda, tetapi mereka berada di bawah kendali laki-laki. Perempuan kelas bawah lebih memiliki kebebasan tapi sedikit bisa menikmati waktu santai.
Lokasi dan tempat terjadinya cerita novel “The Dragon Scroll” adalah di Jepang khususnya di Provinsi Kazusa. Nama tempat-tempat yang ada pada
masa itu dalam novel tersebut adalah kediaman gubernur, tempat tinggal tamu, pasar, toko sake, rumah Tachibana, rumah Ayako, Rumah petak Jasmin,
sekolah sumo, penjara, dan beberapa tempat lainnya.
2.3 Kehidupan Wanita Zaman Heian
Kaum perempuan adalah mitra kaum pria yang diciptakan dengan kemampuan-kemampuan mental yang setara. Kaum perempuan memiliki hak
penuh untuk berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas kaum pria, dalam detil yang sekecil-kecilnya. Hal tersebut merupakan hal yang secara fitrah dimilliki oleh
kaum wanita secara alamiah Gandhi, 2002:5.Tetapi tidak berlaku bagi wanita
Universitas Sumatera Utara
19
jepang di zaman Heian. Wanita-wanita di zaman Heian memiliki keterbatasan dalam menentukan kehidupannya sendiri. Hal ini terdapat dalam novel The
Dragon Scroll karya Inggrid J Parker. Inggrid mengungkapkan wanita pada zaman Heian secara jelas bagi wanita golongan atas dan golongan bawah. Dan penulis
akan menganalisis kehidupan wanita-wanita tersebut dengan melihat dari aspek
keluarga dan sosial masyarakat.
Citra wanita dalam aspek sosial disederhanakan ke dalam dua peran, yaitu peran wanita dalam keluarga dan peran wanita dalam masyarakat. Peran ialah
bagian yang dimainkan seseorang pada setiap keadaan, dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan keadaan Wolfman dalam Sugihastuti 2000:
121. Peran dapat berarti seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh seseorang yang berkedudukan dalam masyarakat. Peranan wanita artinya bagian
dari tugas utama yang harus dilaksanakan wanita. Ada berbagai peran wanita yang dimilikinya sejak lahir sampai pada usia-usia selanjutnya. Peran-peran itu
merupakan bagian dari hidupnya. Peran-peran tersebut menyangkut peran wanita sebagai makhluk individu dan
sekaligus sebagai makhluk sosial. Pemisahan secara tegas setiap peran tidak memungkinkan peran-peran itu saling berkaitan. Keterlibatan kehidupan wanita
dalam banyak peran serba memungkinkan, namun dari berbagai peran tersebut penulis menyederhanakan pembahasan peran yang bersangkutan dengan cerita
dalam novel The Dragon Scroll, yaitu kehidupan wanita Heian dalam keluarga dan lingkungan sosial masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
20
Kehidupan wanita disetiap negara pastilah memiliki perbedaan. Masing- masing negara memiliki cirikhas tersendiri. Perbedaan disetiap negara itu bisa
berupa kehidupan sosial, karir, dan sebagainya. Perbedaan itu sendiri sewaktu- waktu juga bisa berubah maupun berkembang disetiap negara. Hal ini juga tidak
terlepas dari faktor-faktor budaya dan kehidupan masyarakat yang ada pada saat itu.Begitu juga halnya dengan Jepang. Jepang juga memiliki cirikhas tersendiri
terhadap kehidupan sosial wanitanya. Kehidupan sosial ini terus berkembang dan mengalami perubahan dari zaman ke zaman.
2.3.1 Kehidupan Wanita Jepang Zaman Heian Dalam Lingkungan Keluarga