31
BAB III ANALISIS PARA TOKOH WANITA ZAMAN HEIAN
DALAM NOVEL THE DRAGON SCROLL KARYA INGGRID J PARKER
3.1 Kehidupan Lady Tachibana Sebagai Masyarakat Golongan Atas
3.1.1 Dalam lingkungan keluarga
Berikut cuplikan kehidupan lady Tachibana sebagai masyarakat golongan atas dalam lingkungan keluarga yang dapat dilihat melalui cuplikan berikut.
Cuplikan 1 Hal 120
Akitada teringat sesuatu dalam perkataan Junjiro tadi dan memutuskan untuk bertanya lebih jauh. “Lady Tacibana yang sekarang adanya baru-baru ini?”
Sato mengambil satu tarikan napas dan menyeka air mata. “Benar, tuan. Dia puteri dari teman lama majikan hamba. Majikan hamba membawanya ke sini
sebagai isteri kedua karena janji beliau pada ayahnya yang meninggal. Ketika isteri pertama meninggal, isteri kedua lalu mengambil alih rumah tangga.” Sato
menekan bibir dan melemparkan tatapan marah ke arah rumah itu. Jelas sekali dia tak menyukai nyonya muda Tachibana.
Analisis Dalam cuplikan diatas merupakan percakapan antara Akitada dan Sato.
Dalam percakapan tersebut Sato menyatakan bahwa Lady Tachibana merupakan istri kedua Tachibana. Pada masa ini laki-laki boleh memiliki lebih dari satu istri
yang tergambar dalam kata “istri kedua”.Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan
Universitas Sumatera Utara
32
laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Tidak jarang juga banyak laki-laki yang memiliki selingkuhan di luar rumah. Seperti kisah Genji Monogatari karya
Murasaki Shikibu, dalam ceritanya banyak menceritakan tentang perselingkuhan para tokohnya.
Cuplikan 2 Hal 159
Kini akitada dapat melihat para rahib dan pelayat secara lebih baik. Para pelayan, yang tinggal lima orang, berkumpul di sekitar Sato tua dan kelihatan
kurang sedih maupun ketakutan. Para pelayat, yang seluruhnya laki-laki dan tampak asing bagi Akitada, yang memasang wajah alim ini sepertinya adalah
orang-orang yang lebih suka berada di tempat lain. Di mana teman-teman Tachibana? Apakah mereka sudah mendahuluinya? Di mana teman-teman janda
itu? Perempuan yang malang Akitada tahu, gadis itu tak punya sanak-keluarga,
dan terlalu muda serta terlalu pemalu untuk menjalin hubungan pertemanan dengan perempuan bangsawan dari keluarga tetangga. Akitada menjadi iba dan
melirik sekilas ke arah partisi itu. Rasanya dia mendengar isakan pelan, namun sura itu tenggelam oleh lonceng kuningan yang baru.
Analisis Cuplikan diatas merupakan keadaan Lady Tachibana yang mengikuti
proses upacara kematian suaminya. Dalam cuplikan tersebut tampak Akitada yang menyaksikan kesedihan Lady Tachibana yang ditinggal suaminya diusia mudanya
tanpa ditemani sanak keluarga. Dalam cuplikan Di mana teman-teman
Universitas Sumatera Utara
33
Tachibana? Apakah mereka sudah mendahuluinya? Di mana teman-teman janda itu?
Dalam cuplikan tersebut kesendirian Lady Tachibana tampak bahwa seorang istri golongan atas pada masa ini menghabiskan sebagian besar hidup mereka dalam
rumah suami mereka. Sehingga Lady Tachibana ditambah usia mudanya tidak memiliki teman segolongan dengannya.
Cuplikan 3 Hal 167-168
“kalau begitu, maukah kau mengizinkan aku membantumu menangani urusan praktis? Aku menyandang pendidikan hukum dan pasti ada banyak sekali
berkas dan urusan kekayaan yang harus dihadapi tak lama lagi. Apakah Lord Tachibana sudah menunjuk wali?”
Tangan janda itu bergerak-gerak dan mengepal. “Aku tak mengerti urusan itu,” katanya. “Aku tidak tahu apa-apa tentang hal seperti itu. Tak seorang pun
yang datang menemuiku.” Analisis
Dalam cuplikan di atas merupakan percakapan Akitada dan Lady Tachibana dimana akitada sebagai seorang detektif menawarkan untuk menjadi
wali untuk menangani urusan kekayaan yang ditinggalkan oleh Tachibana.
Tergambar pada cuplikan “Tak seorang pun yang datang menemuiku.”Dalam
percakapan tersebut tampak bahwa Lady Tachibana merasa kesepian karena tidak ada sanak keluarga yang datang mengunjunginya. Hal ini terjadi karena ada
batasan pergaulan yng dilakukan oleh suaminya, sehingga si istri tidak memiliki
Universitas Sumatera Utara
34
teman yang mengunjunginya, hal ini terkait dalam cuplikan sebelumnya dimana suami mengusir teman Lady Tachibana ketika sedang berkunjung kerumahnya.
Cuplikan 4 Hal 171
“ya, dia masih sangat muda.” Akitada mendesah. Pengasuh ini pantas dipuji atas kasih sayang pada majikan kecilnya, walaupun celaannya terhadap
majikan laki-lakinya bukanlah hal yang pantas. “Usianya baru tujuh belas tahun. Musim panas kemarin, kapten muda itu
datang berkunjung. Oh, betapa nyonya mudaku suka tertawa mendengar lelucon dan ceritanya. Dia gadis yang berbeda saat itu. Tapi tuan tidak suka. Beliau justru
mengusirnya.” Analisis
Cuplikan di atas merupakan percakapan Akitada dan pelayan Lady Tachibana yang membicarakan Lady Tachibana yang masih sangat muda membutuhkan
perhatian dari seseorang yang membuatnya bahagia, tetapi karena dia menjadi seorang istri Mantan gubernur, yang merupakan golongan atas, kebahagiannya
sirna karena usianya dengan suaminya terpaut jauh, terlepas dari itu, dari cuplikan
diatas pada kalimat “tapi tuan tidak suka. Beliau justru mengusirnya”tampak
bahwa seorang wanita yang sudah menikah bergantung pada suaminya, si suami yang membatasi pergaulan istrinya dengan laki-laki lain. Jadi pada masa Heian
seorang wanita yang sudah menikah bergantung pada suaminya dalam arti si suami kerap membatasi pergaulan si istri, meskipun dalam pergaulannya dengan
teman si suami yang segolongan dengannya.
Universitas Sumatera Utara
35
Cuplikan 5 Hal 273-274
“apa maksud anda?” “Ibunya seorang pelacur di ibukota. Ayahnya kasmaran pada perempuan
ini sangat berkunjung ke sana, mengeluarkan dia dari sana lalu menjadikannya sebagai gundik. Setelah ibunya melahirkan, ayahnya kehilangan minat.
Perempuan itu kembali ke dunia lamanya, membawa serta anak itu dan sejumlah besar emas. Ketika perempuan itu meninggal, si anak dikirim kembali ke ayah
kandungnya yang, setelah awalnya syok, kemudian memanjakannya secara berlebihan. Konon katanya, anak itulah yang menghancurkan ayahnya, dan dia
pun menghancurkan Tachibana dengan seleranya yang mahal.” Motosuke tampak jijik. “Aku belum pernah bertemu dengannya. Apakah dia cantik sekali?”
Analisis Cuplikan di atas merupakan percakapan mengenai latar belakang Lady Tachibana
yang diungkapkan oleh oleh Motosuke, seorang gubernur baru. Dalam cuplikan tersebut menyatakan mengenai ibu Lady Tachibana adalah seorang gundik
ayahnya yang awalnya ibunya seorang pelacur. Hal ini berarti bahwa pada masa Heian, sangat lazim bagi seorang laki-laki yang sudah menikah memiliki beberapa
istri dan menyimpan seorang gundik. Hal tersebut tampak dalam kalimat
“Ayahnya kasmaran pada perempuan ini sangat berkunjung ke sana, mengeluarkan dia dari sana lalu menjadikannya sebagai gundik”.
3.1.2 Dalam lingkungan sosial