5
seperti itulah hidup yang harus dijalani ketika ditakdirkan menjadi wanita miskin di zaman Heian. Inilah yang ditunjukkan dalam novel THE DRAGON SCROLL
secara umum. Ketika di dalam sejarah adanya permasalahan yang menarik, Nurani
penulis novel akan terpanggil untuk segera mengungkapkan sebuah kebenaran lewat sebuah cerita fiksi. Begitu juga dengan novel THE DRAGON SCROLL yang
merupakan salah satu wujud kepekaan penulisnya; Inggrid J Parker, atas struktur kemasyarakatan, sosial, dan budaya dalam sejarah yang dialami masyarakat
Jepang pada zaman Heian terhadap kaum wanita khususnya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengangkat permasalahan yang
akan dibahas pada penulisan skripsi, yaitu: 1.
Bagaimana kehidupan wanita pada zaman Heian di Jepang ? 2.
Bagaimana kehidupan tokoh wanita golongan atas dan bawah dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial pada zaman Heian di
Jepangyang terdapat dalam novel THE DRAGON SCROLL karya Inggrid J Parker ?
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan yaitu pada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan wanita Jepang pada zaman Heian dalam novel
THE DRAGON SCROLL. Untuk melihat kehidupan tokoh wanita Jepang pada zaman Heian yang terdapat dalam novel THE DRAGON SCROLL, penulis merasa
perlu untuk membahas mengenai bagaimana kehidupan tokoh wanita golongan atas dan bawah dalam lingkungan keluarga dan lingkunagn sosial pada zaman
Heian di Jepang. Analisis terhadap kehidupan wanita Jepang pada zaman Heian
Universitas Sumatera Utara
6
ini akan memberi kemudahan kepada penulis dalam menganalisa pokok permasalahan, yaitu pada pemaparan masalah mengenai kehidupan wanita
golongan atas dan bawah dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial pada zaman Heian di Jepang yang digambarkan oleh Inggrid J Parker dalam novel
THE DRAGON SCROLL. Karena tulisan ini akan membahas mengenai kehidupan wanita pada
zaman Heian, maka pembahasan akan difokuskan kepada kehidupan tokoh wanita yang termasuk memegang peranan penting dalam novel THE DRAGON
SCROLL.Tiga orang tokoh wanita dalam novel ini adalah Lady Tachibana Ayako, dan Otomi.
1.4 Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka
Menurut Wellek dan Warren dalam Pradopo 2002:18, Karya sastra merupakan struktur lapis-lapis norma, lapis-lapis norma yang diatas menimbulkan
lapis norma dibawahnya, begitu seterusnya. Disamping itu karya sastra merupakan karya imaginatif yang bermedium bahasa dan fungsi estetikanya
dominan. Menurut Luxemburg 1986:23-24, sastra dapat dipandang sebagai suatu
gejala sosial, sastra yang ditulis pada kurun waktu tertentu berkaitan dengan norma-norma dan adat-istiadat zaman itu. Sastra pun digunakan sebagai sumber
untuk menganalisa sistem masyarakat. Sastra juga mencerminkan kenyataan dalam masyarakat dan merupakan sarana untuk memahaminya. Selain itu, Suroto
1989:3, bahwa karya sastra merupakan karangan yang bersifat menerangjelaskan
Universitas Sumatera Utara
7
secara terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain. Menurut dua pendapat diatas bisa dikatakan bahwa karya tidak akanterlepas
kaitannya dengan adat-istiadat, peristiwa, dan masalah yang terangkum dalam
kebudayaan masyarakat.
Malinowski dalam Bambang 2000:83, menyatakan bahwa kebudayaan berisikan artefak yang diwariskan, barang-barang, proses-proses teknik,
pemikiran-pemikiran ideas kebiasaan-kebiasaan habits dan nilai-nilai values. Koentjaraningrat 1974:16, menyatakan bahwa salah satu wujud
kebudayaan yang disebut dengan sistem sosial mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-
manusia berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, selalu menurut pola–pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sebagai rangkaian aktivitas manusia-manusia dalam suatu masyarakat, maka sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi disekeliling kita sehari-hari, bisa
diobservasi, difoto, dan didokumentasikan. karena itulah setiap manusia memiliki bermacam-macam peran yang berasal dari pola kehidupannya.
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan status soedjono,2003:243. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
maka di menjalankan suatu peran. Sebagai anggota masyarakat, baik pria maupun wanita disesuaikan dengan posisi dan kondisinya dalam masyarakat. Hal ini
berarti bahwa peran menentukan apa yang diperbuat seseorang kepada masyarakat, baik berupa pengaruh maupun efek pada lingkungan masyarakat tersebut yang
pada akhirnya meninggalkan catatan sejarah dari peran tersebut.
Universitas Sumatera Utara
8
Zaman Heian merupakan salah satu catatan sejarah perjalanan Jepang sebelum maju seperti sekarang. Dimana penulis begitu tertarik untuk
membahasnya dalam bentuk skripsi. Pada zaman Heian ibu kota dipindahkan ke Kyoto tepatnya pada abad ke 8,
dimana pemerintahan berada ditangan Kaisar. Tetapi karena Kaisar sering melaksanakan politik sekkan sesho dan kanpaku. Sesho adalah wali Kaisar
untuk menjalankan kekuasaan ketika Kaisar melakukan Insei bertapa di kuil, dan Kanpaku adalah wali Kaisar menjalankan kekuasaan ketika Kaisar masih
anak-anak. Maka sering terjadi keributan di Kyoto Situmorang, 2011:84. Mulai dari hubungan para petani dengan tuan tanahnya hingga adanya keterbatasan para
kaum perempuan saat itu.
1.4.2 Kerangka Teori
Agar dapat menganalisa kehidupan wanita Jepang, diperlukan sebuah teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan dari penulisan ini. Dalam
penelitian terhadap novel THE DRAGON SCROLL karya Inggrid J Parker ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologis.
Pendekatan sosiologis adalah pendekatan yang berusaha memahami latar belakang kehidupan sosial budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan
kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya pada saat sastra itu di wujudkan Aminuddin, 2002:46.
Pendekatan sosiologis menurut Ratna 2004: 59 menganalisis manusia dalam masyarakat, dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu.
Universitas Sumatera Utara
9
Pendekatan sosiologis juga memiliki impplikasi metodologis berupa pengalaman mendasar mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat.
Setiap penelitian memerlukan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori
yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti Nawawi, 2001:39-40.
Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan
sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris. Dan untuk mendukung keempirisan data tersebut penulis menggunakan pendekatan
semiotik. Semiotik digunakan untuk memberikan makna kepada tanda-tanda
sesudah suatu penelitian struktural. Semiotik hanya dapat dilaksanakan melalui penelitian strukturalisme yang memungkinkan kita menemui tanda-tanda yang
dapat memberi makna Junus, 1998: 98. Jadi, teori semiotik mempunyai kelebihan utama dalam membedah karya sastra secara mendalam.
Berdasarkan uraian di atas, maka analisis semiotik prosa fiksi yang harus dilakukan adalah melihat semua struktur sebagai tanda.
1.5Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian
Dalam setiap penulisan skripsi tentu ada tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan tersebut adalah:
1. Mendeskripsikan kehidupan wanita zaman Heian di Jepang.
Universitas Sumatera Utara
10
2. Mendeskripsikan kehidupan para tokoh wanita golongan atas dan
bawah dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial yang ada dalam novel THE DRAGON SCROLL karya Inggrid J Parker.
1.5.2 Manfaat Penelitian
Dengan mengadakan penelitian terhadap novel THE DRAGON SCROLL karya Inggrid J Parker, diharapkan memberi manfaat, yakni:
1. Untuk menambah pengetahuan mengenai kehidupan wanita pada
zaman Heian di Jepang, khususnya bagi mahasiswa jurusan Sastra Jepang.
2. Untuk menambah pemahaman mengenai kehidupan wanita golongan
atas dan bawah dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial pada zaman Heian dalam novel THE DRAGON SCROLL karya Inggri
J Parker.
1.6 Metode Penelitian
Sesuai dengan tema dan permasalahan yang akan dianalisis dalam novel THE DRAGON SCROLL, maka penelitian ini menggunakan metode Deskriptif
Kwalitatif. Menurut koentjaraningrat 1976:30, penelitian yang bersifat deskriptif
yaitu memberikan gambaran yang secermat mungkin tentang suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Dalam penelitian ini penulis
menguraikan dan menjelaskan secermat mungkin maslah-masalah yang terdapat dalam novel THE DRAGON SCROLL.
Universitas Sumatera Utara
11
Penulis menggunakan metode ini karena penulis mencoba mendeskripsikan atau menganalisa mengenai kehidupan wanita Jepang golongan
atas dan bawah dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial pada zaman Heian yang ada dalam novel THE DRAGON SCROLL karya Inggrid J Parker.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka library research, yaitu dengan menyelusuri sumber- sumber kepustakaan dengan buku-buku dan
referensi yang berkaitan dengan tema penulisan ini. Data diperoleh dari berbagai buku, dan berbagai situs internet.
Universitas Sumatera Utara
12
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP
NOVEL “THE DRAGON SCROLL” DAN KEHIDUPAN WANITA JEPANG ZAMAN HEIAN
2.1 Defenisi Novel
Novel menurut Henry Guntur dalam Fikri 2010:3 adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu yang melukiskan para tokoh, gerak serta
adegan kehidupan yang nyata dalam suatu alur atau keadaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel adalah karya prosa yang
panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya, dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Selain itu
Nurgiyantoro 1995:9 menyatakan bahwa novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajkan
dengan halus. Sebagai suatu karya fiksi, novel memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bentuknya panjang, biasanya lebih dari 10.000 kata
b. Sering menawarkan lebih dari satu tema.
c. Jumlah tokoh lebih dari satu dengan karakter yang berbeda.
d. Alur ceritanya kompleks.
Universitas Sumatera Utara
13
e. Ditulis dengan gaya narasi yang terkadang dicampur deskripsi untuk
menggambarkan suasana. f.
Lebih mencerminkan gambaran tokoh nyata yaitu tokoh yang berangkat dari realitas.
Selain itu, novel mampu menghadirkan perkembangan suatu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan
berbagai peristiwa rumit yang terjadi beberapa tahun silam dengan lebih menditail. Jadi novel merupakan suatu media untuk mengungkapkan sisi kehidupan secara
nyata dalam bentuk yang lebih menarik. Novel dengan tokoh, alur, tema dan permasalahannya yang kompleks
harus memiliki keutuhan dan kelengkapan agar novel tersebut menjadi karya sastra yang baik. Keutuhan dan kelengkapan sebuah novel dapat dilihat dari
unsur-unsur yang membangunnya. Secara garis besar unsur-unsur pembangun novel ada dua yaitu unsur intrinsik
dan unsur ekstrinsik. 1.
Unsur intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang berada dalam suatu karya
sastra itu sendiri. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur yang secara langsung turut membangun cerita. Nurgiyantoro 1995:23 berpendapat
bahwa unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra. Dengan kata lain, keterpaduan antar unsur inilah yang
membuat sebuah novel berwujud.
Universitas Sumatera Utara
14
Unsur-unsur tersebut adalah tokoh, alur, latar, judul, sudut pandang, gaya bahasa, tema, dan amanat Wiyatmi, 2009:30.
a. Tokoh
Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam novel merupakan ciptaan pengarang meskipun dapat juga
merupakan gambaran dari orang-orang yang ada dikehidupan yang nyata. Tokoh terbagi 2 yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama
adalah tokoh yang paling banyak terlibat cerita dan paling banyak berhubungan dengan tokoh lain.
b. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan sebab-akibat. Alur sering berpusat pada konflik, namun konflik
tidak bisa dipaparkan begitu saja. Biasanya, sebelum konflik urutan alur diawali dengan pengenalan, timbulnya konflik, konflik memuncak,
klimaks, kemudian pemecahan soal. Alur terbagi 2 yaitu alur maju progresif dan alur mundur atau flash back regresif.
c. Latar
Latar atau setting terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Fungsi latar adalah memberi konteks cerita, yaitu sebuah cerita
yang terjadi dan dialami oleh tokoh di suatu tempat tertentu, pada suatu masa dan lingkungan masyarakat tertentu.
d. Judul
Judul merupakan hal pertama yang paling mudah dikenal oleh pembaca. Judul sering mengacu pada tokoh, latar, tema, maupun
Universitas Sumatera Utara
15
kombinasi dari ketiganya. Judul harus mewakili keseluruhan isi cerita. Bentuknya singkat namun padat dan jelas.
e. Sudut Pandang
Sudut pandang atau point of view terbagi atas sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama
dibagi lagi menjadi sudut pandang akuan sertaan first person central yaitu cerita disampaikan oleh tokoh utama dengan memakai kata ganti
“aku”, dan sudut pandang akuan taksertaan first person peripheral yaitu pencerita merupakan tokoh pembantu yang hanya muncul diawal cerita
dan akhir cerita. Sedangkan sudut pandang orang ketiga dibagi lagi menjadi sudut
pandang diaan maha tahu third person omniscient yaitu pencerita berada diluar cerita dan menjadi pengamat dan mengetahui banyak hal tentang
tokoh-tokoh lain, dan sudut pandang diaan terbatas third person limited yaitu pencerita hanya tahu dan menceritakan tokoh yng menjadi tumpuan
cerita saja. Sudut pandang ini jarang ditemui dengan detail tokoh yang terbatas, cerita menjadi tidak hidup.
f. Gaya
Gaya merupakan cara pengungkapan yang khas bagi seorang pengarang. Gaya tersebut meliputi penggunaan diksi pilihan kata, imajeri
citraaan, dan sintaksis pilihan pola kalimat. Gaya dalam karya sastra akan memperindah bahasa, sehingga membuat nilai lebih suatu karya
sastra. g.
Tema
Universitas Sumatera Utara
16
Tema merupakan makna cerita atau sikap pengarang terhadap subjek atau pokok cerita. Fungsi tema adalah menyatukan unsur-unsur lainnya.
Dalam sebuah novel bisa mengemukakan lebih dari satu tema, karena bentuk novel yang cukup luas dan kompleks.
h. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat biasanya merupakan pandangan hidup pengarang
tentang nilai-nilai kebenaran yang ingin disampaikan kepada pembaca. Menurut Kenny dalam Fikri 2010:19, amanat dalam cerita biasanya
dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis kemudian dapat diambil melalui cerita oleh
pembaca. 2.
Unsur ekstrinsik Unsur ekstrinsik adalah unsur diluar karya sastra tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi suatu karya sastra. Unsur ekstrinsik merupakan segala faktor yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Unsur
ekstrinsik karya sastra cukup berpengaruh terhadap totalitas keterpaduan cerita yang dihasilkan.
Pengkajian terhadap unsur ekstrinsik karya sastra mencakup empat hal, yaitu: mengkaji hubungan antara sastra denagn biografi atau psikologi
pengaarang, mengkaji hubungan sastra dengan aspek-aspek politik, sosial, ekonomi, budaya, da pendidikan, mengkaji hubungan antara sastra denagn
hasil-hasil pemikirn manusia seperti ideologi, filsafat, pengetahuan, dan
Universitas Sumatera Utara
17
teologi, serta mengkaji hubungan antara sastra dengan semangat zaman, atmosfir atau ilkim intelektual tertentu.
Unsur ekstrinsik meliputi tradisi dan nilai-nilai, struktur kehidupan sosial, keyakinan dan pandangan hidup, suasana politik, lingkungan hidup,
agama, dan sebagainya. 2.2 Setting Novel The Dragon Scroll
Sebagai salah satu bagian dari unsur pembangun karya fiksi, setting selalu memiliki hubungan dengan unsur-unsur signifikan lain dalam rangka
membangun totalitas makna serta adanya kesatuan dari keseluruhan isi yang dipaparkan pengarang. Setting selalu memiliki hubungan dengan penokohan,
perwatakan, suasana cerita, alur atau plot maupun dalam rangka mewujudkan tema suatu cerita Aminuddin, 2000:69.
Staton dalam Fikri dalam Arum 2012:23 menyebutkan bahwa setting merupakan lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita,
semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.
Sedangkan Abrams dalam Fananie 2000:61 menyebutkan bahwa setting merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa secara umum, waktu
berlangsungnya suatu tindakan. Novel “The Dragon Scroll” adalah novel yang menceritakan sebuah
peristiwa penyidikan di Jepang pada abad kesebelas yang menyajikan sebuah sisi kehidupan masyarakat Jepang pada saat itu. Jepang pada abad kesebelas
Universitas Sumatera Utara
18
terdapat pada zaman Heian 794-1192 yang ditandai dengan dipindahknnya ibukota dari Nara ke Kyoto HeianKyo oleh kaisar Kanmu.
Jepang pada masa itu didominasi oleh bangsawan dengan kekuasaan politik Istana Kekaisaran berada di tangan keluarga bangsawan. Pada saat itu,
keluarga Fujiwara adalah bangsawan yang paling berkuasa. Tidak hanya dalam pemerintahan, peran perempuan dimasyarakat Jepang
pada masa itu sangat terbatas. Golongan perempuan kelas atas menghabiskan sebagian hidup mereka di dalam rumah orang tua atau suami mereka,
sedangkan perempuan menengah dan miskin bekerja bahu-membahu dengan kaum laki-laki. Perempuan kelas atas di abad sebelas bisa memiliki harta
benda, tetapi mereka berada di bawah kendali laki-laki. Perempuan kelas bawah lebih memiliki kebebasan tapi sedikit bisa menikmati waktu santai.
Lokasi dan tempat terjadinya cerita novel “The Dragon Scroll” adalah di Jepang khususnya di Provinsi Kazusa. Nama tempat-tempat yang ada pada
masa itu dalam novel tersebut adalah kediaman gubernur, tempat tinggal tamu, pasar, toko sake, rumah Tachibana, rumah Ayako, Rumah petak Jasmin,
sekolah sumo, penjara, dan beberapa tempat lainnya.
2.3 Kehidupan Wanita Zaman Heian