2.2.5.2 Sudut Gonial Mandibula
Sudut gonial seseorang juga memengaruhi vertikal dimensi anterior wajah nya. Orang yang memiliki sudut gonial yang lancip memiliki kecenderungan bentuk
wajah seperti bentuk wajah ramus yang panjang, yaitu bentuk wajah kotak dan wajah bagian bawah yang pendek dibanding wajah bagian tengahnya. Umumnya
memiliki sudut dataran mandibula yang datar. Orang yang memiliki sudut gonial yang tumpul memiliki kecenderungan bentuk wajah seperti bentuk wajah ramus yang
pendek, yaitu bentuk wajah yang panjang, gigi yang terlihat jelas sampai gusi dan wajah bagian bawah yang lebih tinggi dibanding wajah bagian tengahnya. Umumnya
dataran mandibulanya curam. Ada beberapa bukti yang muncul bahwa bentuk sudut gonial dipengaruhi oleh otot pengunyahan. Otot pengunyahan yang lebih kuat dan
berkembang, maka sudut gonialnya lebih jelas atau lancip.
2
Gambar 1. Perbedaan tinggi wajah bagian bawah dan sudut dataran mandibula karena perbedaan panjang ramus dan besar sudut gonial
2
2.2.5.3 Temporo Mandibular Joint
TMJ merupakan salah satu bagian dari sistem stomatognati. Nelson dan Ash 2014 menyatakan bahwa oklusi yang sempurna tidak mungkin ditemukan pada
individu dengan kelainan TMJ baik posisi dan kondisi TMJ tersebut. Fungsi otot pengunyahan turut dipengaruhi oleh hubungan antara TMJ dan oklusi, sebaliknya
tekanan otot-otot pengunyahan merupakan salah satu faktor etiologi maloklusi. Tekanan otot-otot pengunyahan yang tidak melampaui batas anatomis dan tanpa
Universitas Sumatera Utara
gangguan mekanis merupakan salah satu syarat terjadinya harmoni fungsional dalam sistem stomatognati dan merupakan intisari dari kedokteran gigi.
18
Remodeling TMJ yang ada dapat terjadi dalam dua kategori yaitu remodeling fungsional
dan remodeling
disfungsional. Remodeling
fungsional TMJ
dikarakteristikan dengan perubahan morfologi yang melibatkan struktur artikular sendi yang tidak berhubungan dengan percepatan yang signifikan pada sendi atau
oklusi. Remodeling fungsional dikarakteristikan dengan perubahan morfologi TMJ, tinggi ramus yang stabil, oklusi yang stabil dan pertumbuhan yang normal.
Remodeling TMJ menjadi disfungsional jika berakibat kurang baik pada sendi dan oklusi. Hal yang membedakan remodeling disfungsional yaitu perubahan morfologi
TMJ berkurangnya volume kepala kondilus, berkurangnya tinggi ramus, retrusi mandibula yang terjadi secara progresif pada dewasa, dan penurunan pertumbuhan
pada remaja. Remodeling disfungsional biasanya ditandai dengan resorpsi kondilar yang terjadi secara progresif. Akibat dari remodeling fungsional resorpsi kondilus
terlihat jelas pada posisi mandibula orang dewasa. Saat kondilus resorpsi secara progresif, mandibula retrusi secara progresif. Resorpsi kondilus dan efek pada
mandibula yaitu retrusi mandibula memiliki hubungan yang jelas. Efek remodeling disfungsional resorpsi kondilus pada pertumbuhan mandibula kurang jelas. Saat
kondilus resorpsi secara progresif, mandibula meningkat menjadi Klas II karena pertumbuhan yang kurang. Faktor yang mengurangi kapasitas remodeling fungsional
atau meningkatkan tekanan pada TMJ dapat menyebabkan perubahan yang tidak baik pada morfologi TMJ, fungsi dan oklusi.
17,18
Oklusi yang tidak stabil dapat dipengaruhi oleh resorpsi kondilus. Dua bentuk oklusi pada Oklusi Klas I Angle yaitu stabil dan tidak stabil. Oklusi yang stabil tidak
merubah poisisi kondilus selama pergerakan gigi geligi tanpa menghiraukan klasifikasi Angle. Oklusi yang tidak stabil mengakibatkan perubahan tekanan yang
tinggi pada kondilus selama pengunyahan tanpa menghiraukan klasifikasi Angle. Banyak kajian menjelaskan bahwa pergerakan kondilus sekunder mandibula ke arah
posterior dapat menyebabkan perubahan pada oklusi, misalnya pada oklusi yang
Universitas Sumatera Utara
tidak stabil mungkin mengarahkan resorpsi spinal postglenoid dan kondilus posterior.
17,18
Oklusi Klas I dengan adanya tekanan pada kondilar berdasarkan definisi, merupakan oklusi yang tidak stabil. Koreksi ketidaksesuaian oklusi ortodontik,
bedah ortognatik, dan prostodontik pada hungan gigi Klas I, jika berhubungan dengan tekanan pada sendi, dapat mengarah pada resorpsi kondilus. Amett dan
Tamborello 2013 telah mengamati resorpsi kondilus ketika sedang oklusi Klas I dengan kondilus mandibula pada posisi posterior selama bedah ortognatik. Terapi
ortodontik dan prostodontik berpotensi mengubah posisi kondilus, walaupun bukan termasuk prosedur bedah, tapi perubahan dapat terjadi juga seperti yang diamati pada
bedah ortognatik.
18
2.2.6 Erupsi Gigi