2.2.3.4 Kelarutan dalam alkohol
Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan banyaknya minyak atsiri yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri
mempunyai nilai kelarutan dalam alkohol yang spesifik, sehingga sifat ini bisa digunakan untuk menentukan suatu kemurnian minyak atsiri. Minyak atsiri
banyak yang mudah larut dalam etanol dan jarang yang larut dalam air, sehingga kelarutannya mudah diketahui dengan menggunakan etanol pada berbagai tingkat
konsentrasi. Untuk menentukan kelarutan minyak atsiri juga tergantung pada kecepatan daya larut dan kualitas minyak atsiri tersebut. Kelarutan minyak juga
dapat berubah karena lamanya penyimpanan Sastrohamidjojo, 2004. Kondisi penyimpanan kurang baik dapat mempercepat polimerisasi
diantaranya cahaya, udara, dan adanya air bisa menimbulkan pengaruh yang tidak baik. Minyak atsiri mempunyai sifat yang larut dalam pelarut organik dan tidak
larut dalam air. Alkohol diketahui merupakan gugus OH. Alkohol dapat larut dengan minyak atsiri maka pada komposisi minyak atsiri yang dihasilkan tersebut
terdapat komponen-komponen terpen teroksigenasi yang larut dalam alkohol dengan perbandingan yang sesuai Guenther, 1987.
2.2.4 Metode penyulingan minyak atsiri
Metode penyulingan minyak atsiri dalam industri minyak atsiri dikenal tiga macam, yaitu metode penyulingan dengan air, metode penyulingan air dan
uap dan metode penyulingan uap, keuntungan dari metode distilasi air dan uap dibandingkan dengan metode destilasi uap ataupun distilasi air yaitu bahan yang
disuling tidak akan mengalami gosong yaitu bahan yang mengering karena suhu
tidak melebihi suhu uap jenuh sehingga kerusakan minyak lebih kecil dibandingkan dengan metode distilasi yang lain Nurjdannah, 2007.
2.2.4.1 Penyulingan dengan air
Metode ini, bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih. Bahan tersebut mengapung di atas air atau terendam secara sempurna
tergantung dari bobot jenis dan jumlah bahan yang disuling. Air dipanaskan dengan metode pemanasan yang biasa dilakukan, yaitu dengan panas langsung,
mantel uap, pipa uap melingkar tertutup, atau dengan memakai pipa uap melingkar terbuka atau berlubang. Ciri khas dari metode ini ialah kontak langsung
antara bahan dengan air mendidih Guenther, 1987.
2.2.4.2 Penyulingan dengan air dan uap
Metode penyulingan dengan air dan uap, bahan yang akan olah diletakkan di atas rak-rak atau saringan berlubang. Ketel suling diisi dengan air sampai
permukaan air berada tidak jauh dari bawah saringan. Air dapat dipanaskan dengan berbagai cara yaitu dengan uap jenuh yang basah dan bertekanan rendah.
Ciri khas dari metode ini adalah: 1. Uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas.
2. Bahan- bahan yang akan disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas Syukur, 2001.
2.2.4.3 Penyulingan dengan uap
Penyulingan uap merupakan suatu metode untuk isolasi dan pemurnian senyawa. Metode ini digunakan untuk cairan yang tidak bercampur atau hanya
sedikit bercampur. Uap jenuh yang berasal dari cairan yang sama sekali tidak