bercampur akan mengikuti tekanan parsial, yakni tekanan total dari suatu campuran adalah jumlah tekanan parsial. Tekanan parsial bersifat proposional
terhadap fraksi mol dari konstituen dalam fase uap Nurjadnnah, 2007. Metode penyulingan uap, atau penyulingan uap langsung dan prinsipnya
sama dengan yang telah dibicarakan diatas, kecuali air tidak diisikan dalam ketel. Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap kelewat panas pada tekanan lebih
dari 1 atmosfer. Uap dialirkan melalui pipa uap melingkar yang berpori yang terletak dibawah bahan, dan uap bergerak keatas melalui bahan yang terletak di
atas saringan Guenther, 1987.
2.2.5 Kandungan kimia minyak atsiri
Minyak atsiri tidak satupun tersusun dari senyawa- senyawa tunggal, tetapi merupakan campuran beberapa komponen yang memiliki tipe-tipe yang berbeda-
beda. Berdasarkan cara isolasinya, komponen-komponen penyusun dari minyak atsiri dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut : Guenther,
1990. 1. Kelompok yang mengkristal pada suhu rendah, misalnya stearoptena.
2. Kelompok senyawa yang dapat dipisahkan melalui proses destilasi bertingkat. 3. Kelompok senyawa yang dipisahkan melalui proses kristalisasi bertingkat.
4. Kelompok senyawa yang pemisahannya dilakukan melalui kromatografi. 5. Kelompok senyawa yang diisolasi melalui proses-proses kimia
2.2.6 Penggolongan minyak atsiri Minyak atsiri mengandung bermacam–macam komponen senyawa kimia
yang namun komponen tersebut dapat digolongkan kedalam 4 kelompok besar
yang dominan menentukan sifat minyak atsiri, yaitu: Guenther, 1990.
1. Terpen, yang ada hubungan dengan isopren atau isopentena
2. Persenyawaan berantai lurus, tidak mengandung rantai cabang
3. Turunan benzen
4. Bermacam-macam persenyawaan lainnya
2.3 Minyak Pala
Minyak pala adalah minyak yang dihasilkan dari penyulingan biji pala jenis Myristica fragrans atau dikenal dengan sebutan Pala Banda. Jenis pala
tersebut banyak dibudidayakan dan diolah di daerah Maluku, Sulawesi Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Pulau Jawa. Minyak pala merupakan salah satu
minyak atsiri yang banyak diekspor Indonesia. Minyak pala banyak digunakan dalam formula obat-obatan, parfum, minuman, detergen, aromaterapi, dan lain-
lain. Biji pala merupakan hasil utama yang memiliki nilai ekonomi tinggi dari tanaman pala di bandingkan dengan bagian yang lain dari tanaman pala Lutony,
dkk, 2002. Buah pala didalamnya terdapat biji pala nutmeg dan pembungkus biji fuli
atau mace. Umumnya setelah dikeringkan, kedua hasil diekspor langsung. Negara perantara atau pemakai, biji serta fuli yang utuh dan berukuran besar
biasanya langsung digunakan sebagai bahan rempah-rempah. Biji dan fuli yang berukuran kecil dan cacat akan di olah atau jadikan serbuk untuk di suling,
kempa, atau dijadikan sebagai oleoresin Assagaf, dkk, 2012.