BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada percobaan penetapan bobot jenis, kelarutan dalam etanol dan sisa penguapan minyak pala, diketahui bahwa minyak pala yang di uji secara duplo memiliki nilai
bobot jenis I : 0,9027, bobot jenis II : 0,9099, kelarutan dalam etanol 1 : 3 dan sisa penguapan I : 1,7 dan sisa penguapan II : 1,1. Contoh hasil perhitungan dapat di
lihat pada Lampiran 1 dan 2.
4.2 Pembahasan
Minyak pala yang di uji memenuhi persyaratan bobot jenis, kelarutan dalam etanol dan bobot jenis karena memurut SNI 06-2388-2006, syarat bobot jenis
minyak pala rentangnya antara 0,880 – 0,910, untuk kelarutan dalametanol 90 jernih pada perbandingan 1 : 3 dan sisa penguapan dengan batas maksimum 2,0
BSN, 2006. Minyak atsiri adalah zat berbau atau biasa disebut dengan minyak esential,
karena minyak eteris pada suhu kamar mudah menguap di udara terbuka tanpa mengalami penguraian. Istilah esential atau minyak yang berbau wangi dipakai
karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman penghasilnya. Keadaan murni dan segar biasanya minyak atsiri umumnya memiliki tidak berwarna atau
berwarna kekuning-kuningan dengan rasa dan bau yang khas berubah menjadi lebih gelap Agusta, 2000
1
.
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap air volume sama yang ditimbang di udara pada suhu yang sama. Bobot jenis merupakan salah satu
kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Dari seluruh sifat fisika-kimia, nilai bobot jenis sudah sering dicantumkan dalam
pustaka. Nilai bobot jenis minyak atsiri berkisar antara 0,696-1,188 pada 15 derajat Depkes RI, 1984.
Penguapan adalah proses perubahan molekul didalam cair dengan spontan menjadi gas. Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan
dapat dilihat dari lenyapnya cairan berangsur-angsur ketika terdapar pada gas dengan volume signifikan. Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup
untuk lepas dari cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat Agusta,2000
2
. Kelarutan dalam alkohol karena banyak minyak atsiri larut dalam alkohol
dan jarang yang larut dalam air, maka kelarutannya dapat diketahui dengan mudah dengan menggunakan alkohol pada berbagai tingkat konsentrasi. Menurut
kelarutan minyak, tergantung juga kepada kecepatan daya larut dan kualitas minyak Guenther, 1987.