25 perilaku atau tindakan yang serba acak. Kedua kebijaksananaan pada hakekatnya
terdiri atas tindakan-tindakan yang saling berkait dan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh pejabat pemerintah dan bukan merupakan
keputusan-keputusan yang berdiri sendiri. Ketiga kebijakan bersangkut paut dengan apa yang senyatanya dialakukan oleh pemerintah dalam bidang-bidang tertentu
dengan bidang-bidang yang lainnya. Keempat kebijakan Negara kemungkinan berbentuk positif maupun negatif. Dalam bentuk posistif kebijakan Negara mungkina
akan mencakup beberapatindakan pemerintah untuk mempengaruhi masalah tertentu. Sedangkan dalam bentuk negative berupa keputusan pemerintah untuk tidak
bertindak, atau tidak melakukan apapun dalam masalah-masalah dimana campur tangan pemerintah justru diperlukan.
Dari penjelasan para ahli diatas bisa kita simpulkan bahwa pada dasarnya kebijakan publik adalah segala sesuatau yang dilakukan pemerintah lewat keputusan
bersama aktor-aktor politik untuk pencapaian tujuan negara secara utuh. Dan berkaitan dengan penelitian ini, adanya kebijakan pembentukan Badan pelaksana
penyuluhan dan ketahanan pangan di Kabupaten Serdang Bedagai, tentu merupakan hasil dari kebijakan dari pemerintah pusat hingga daerah. Dimana pemerintah pusat
telah menetapkan bahwa urusan ketahanan pangan merupakan urusan pemerintah daerah melalui sebuah produk kebijakan yaitu Peraturan Pemerintah 38 tahun 2007.
II.1.2 Implementasi Kebijakan Publik
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa timbulnya kebijakan publik disebabkan karena adanya gejala yang muncul atau dirasakan didalam masyarakat.
Jadi kebijakan menurut tangkilisan 2003:19 tidak hanya bertumpu pada keadaan-
Universitas Sumatera Utara
26 keadaan dalam organisasai saja yang bersifat enthrophi akan tetapi lebih dinamis
karena bersumber dari kehidupan masyarakat.berkenan dengan itu di satu pihak kebijakan publik menekannkan pada keinginana rakyat banyak yang hidup dalam
masyarakat banyak yang hidup dalam masyarakat luas publik, dan tidak hanya berdasarkan kemauan elit yang berkuasa. Sedangkan dipihak menurut pendapat yang
sama lain bentuk organisasi tidak menekankan pada sistem enthrophi dan memerlukan proses pengembangan dan pembinaan organisasi yang terus menerus.
Sistem birokrasi yang menekankan pada formalitas saja, tanpa mengindahkan dan menghargai unsure manusia secara utuh akan mengakibatkan kebijakan publik
relatif tidak tepat sasaran. Oleh karena itu para ahli berpendapat hal yang paling esensial dalam kebijakan publik adalah usaha melaksanakan kebijakan publik. Jika
suatu kebijakan telah diputuskan kebijakan tersebut tidak berhasil dan terwujud bilamana tidak dilaksanakan
Pejabat politik harus memikirkan bagaiman memilih dan membuat kebijakan publik. Sekarang timbul pertanyaan bagaiman kebijakan itu dilakasanakan. Usaha
untuk melaksanakan kebijakan tentunya membutuhkan suatu keahlian dan ketrampilan, menguasai persoalan yang hendak dikerjakan, didalam hal ini
kedudukan birokrasi menempati kedudukan yang strategis karena birokrasilah yang berkewajiban melaksanakan kebijakan tersebut, sehingga birokrasi senantias dituntut
untuk mempunyai keahlian dan ketrampilan yang tinggi. Implementasi kebijakan merupakan rangkaian kegiatan setelah suatu kegiatan
dirumuskan. Menururt Robert Nakamura dan Frank Smallwood dalam Tangkilisan, 2003:19 hal-hal yang berhubungan dengan implementasi adalah keberhasilan dalam
Universitas Sumatera Utara
27 mengevaluasi masalah dan kemudian menerjemahkan kedalam keputusan-keputusan
yang bersifat khusus. Sedangkan menurut Pressman implementasi diartikan sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana-sarana tindakan dalam mencapai
tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam menghubungkan kausal antara yang diinginkan dengan cara mencapainya.
Menurut Patton dan Sawicki implementasi kebijakan adalah berbagai kegiatan yang dilakukan untuk merealisasikan program, dimana eksekutif berperan mengatur
cara dalam mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi dalam Tangkilisan, 2003:20. Hal ini didasarkan pada pendapat Jones yang
menganalisis masalah pelaksanaan kebijakan dengan mendasarkan pada konsepsi kegiatan-kegiatan fungsional. Beliau mengemukakan beberapa dimensi dari
implementasi pemerintahan mengenai program-program yang sudah disahkan, kemudian menetukan implementasi, juga membahas actor-akto yang terlibat, dengan
memfokuskan pada birokrasi yang merupakan lembaga eksekutor. Jadi implementasi merupakan suatu proses dinamis yang melibatkan secara terus-menerus usaha-usaha
untuk mencari apa yang akan dan dapat dilakukan. Dengan demikian implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program pada
tujuan kebijakan yang diinginkan. Menurut jones dalam Tangkilisan, 2003:18 tiga kegiatan utama yang paling
penting dalam implementasi keputusan adalah 1.
penafsiran yaitu merupakan kegiatan yang menterjemahakan makna program kedalam pengaturan yang dapat diteriman da dapat dijalankan
Universitas Sumatera Utara
28 2.
organisasi merupakan unit atau wadah untuk menempatkan program kedalam tujuan kebijakan
3. penerapan yang berhubungan denga perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah dan
lain-lainnya Dengan penjelasan tersebut implementasi kebijakan dapat dipandang sebagi suatu
proses melaksankan keputusan kebijaksanaan, biasanya dalam bentuk Undang- Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Peradilan, Pemerintah Eksekutif,atau
Instruksi Presiden Menurut wibawa implementasi kebijakan merupakan pengejawantahan
keputusan mengenai kebijakan yang mendasar, biasanya tertuang dalam suatu Undang-Undang namun juga dapat berbentuk instruksi-instruksi eksekutif yang
penting atau keputusan perundang- undangan. Idealnya keputusan-keputusan tersebut menjelaskan masalah-masalah yang hendak ditangani, menetukan tujuan yang hendak
dicapai dan dalam berbagai cara menggambarkan struktur proses implementasi tersebut. Tujuan implementasi kebijakan adalah untuk menetapkan arah agar
kebijakan publik dapat direalisasikan sebagai hasil dari kegiatan pemerintah. Dari uraian daiatas dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan yang
dimaksud kan dalam penelitian ini adalah pengimplementasian Peraturan Pemerintah PP 38 tahun 2007 dan Peraturan daerah Kabupaten Serdang Bedagai No. 3 tahun
2010 yang mengatur tentang kebijakan ketahanan pangan di kabupaten Serdang Bedagai.
Universitas Sumatera Utara
29
Gambar 1 : Gambaran implementasi kebijakan
II.1.3. Model-model Implementasi Kebijakan