33 dikemukannya. Dalam menganalisis implementasi suatu kebijakan model ini dapat
menjadi acuan yang tentunya harus juga disesuaikan dengan kondisi yang ada. Dengan model ini, akan menolong dan menuntun peneliti dalam mengupas masalah
penelitian yang akan diteliti.
II.1.4 Aktor-aktor Implementasi
Suatu kebijakan yang telah dirumuskan oleh Pembuat Kebijakan Decision Making menuntut agar segera dieksekusi. Untuk mengeksekusi kebijakan tersebut
maka perlu adanya organisasi pelaksana yang menjadi aktor kesuksesan suatu kebijakan. Secara tradisonal, aktor implementasi kebijakan adalah birokrat sebagai
tangan pemerintah. Nugroho 2014:236 mengatakan kita mengenal istilah “ birokrat jalanan” yang menganggap pemerintah punya segalanya untuk mengelola kehidupan
publik. Hal ini yang membuat peranan publik tidak dipandang sebagai sesuatu yang penting dan selalu mengharapankan pemerintah yang turun tangan. Dampaknya
adalah orang –orang sangat tergantung kepada pemerintah dan setiap masalah publik
harus segera dibawa kepada pemerintah untuk diselesaikan. Berbeda dengan Nugroho, Winarno 2014:221-224 menyebutkan ada 5
pelaksanaimplementor suatu kebijakan yaitu a.
Birokrasi Pada saat kongres penetapan sebuah undang-undang publik dan presiden
telah menandatangani, langkah berikutnya adalah badan-badan administrasi harus segera memulai proses implementasi. Badan-badan administrasi ini
melakukan tugas pemerintah sehari-hari dan berhadapan dengan warga
Universitas Sumatera Utara
34 Negara secara langsung dalam tindakan-tindakan mereka dibandingkan
pengaruh dari unit-unit pemerintah lainnya. Anderson dalam Winarno, 2014:221-222
menambahkan bahwa
badan-badan birokrasi
ini mempunyai keleluasaan yang besar dalam menjalankan kebijakan-kebijakan
publik yang berda dalam yuridiksinya karena mereka seringkali bekerja berdasarkan mandat perundang-undangan yang luas dan ambigu.
b. Lembaga Legislatif
Secara tradisional asumsi dalam banyak literature administrasi publik menyatakan bahwa ilmu politik dan administrasi merupakan kegiatan-
kegiatan yang tak terpisahkan. Asumsi ini dipersoalkan karena cabang- cabang administrative seringkali dalam perumusan maupun dalam
imlemntasi kebijakan. Dan sebaliknya badan-badan legislatif sering terlibat dalam proses implementasi kebijakan publik.
c. Lembaga Peradilan
Keterlibatan lembaga peradilan dalam implementasi kebijakan publik adalah dalam konteks memengaruhi tata kelola administrasi melalui interpretasi
nyata terhadap perundang-undangan, peraturan-peraturan administrasi, regulasi dan pengkajian ulang terhadap keputusan administratif dalam kasus
yang dibawa ke pengadilan. d.
Kelompok-kelompok penekan Oleh karena diskresi seringkali diberikan kepada badan-badan administrasi
publik, maka membuka kesempatan kepada badan administrasi untuk melakukan distorsi. Berdasarkan diskresi yang berlaku dalam banyak badan
Universitas Sumatera Utara
35 administrasi, sebuah kelompok yang berhasil memengaruhi tindakan suatu
badan administrsi mungkin mempunyai efek secara substansial pada arah dan dampak dari kebijakan publik. Kadangkala hubungan antara suatu
kelompok kepentingan dengan suatu badan administrasi bias begitu dekat, sehingga disimpulkan bahwa suatu kelompok kepentingan telah
“menguasai” suatu badan administrasi. e.
Organisasi-organisasi masyarakat Organisasi-organisasi masyarakat seringkali terlibat dalam implementasi
program-program publik. Kebijakan publik yang dikeluarkan sering mengharapkan keterlibatan masyarakat yang biasanya diwujudkan melalui
organisasi-organisasi kemasyarakatan yang ada. Dalam penelitian ini yang akan menjadi aktor dari kebijakan publik ini adalah
badan pelaksana penyuluhan dan ketahanan pangan serta organisasi perangkat daerah dan organisasi-organisasi lainnya yang berkaitan dengan ketahanan pangan di
kabupaten Serdang Bedagai. Yang dimaksud berkaitan dengan bidang ini adalah setiap organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta yang menjalin
koordinasi dengan badan Pelaksana penyuluhan dan ketahanan pangan. Selain itu, turut juga organisasi pemerintah pusat dan setiap organisasi lainnya yang memiliki
tujuan yang sama yang telah ditetap.
II.1.5 Analisis Antar-Organisasi dan implementasi