Mineral Dalam Air Minum

Sumber bahan baku adalah air pegunungan asli. Air tersebut dialirkan atau diangkut ke pabrik dengan truk yang berkapasitas ± 10.000 liter untuk diproses, kemudian air disaring untuk menghilangkan butiran pasir, selanjutnya air melewati Granulated Activated Carbon GAC untuk menyerap bau dan rasa. Proses selanjutnya adalah penyaringan halus dengan menggunakan alat semacam membran untuk menghilangkan butiran di atas 1 mikron agar bebas dari pencemaran bakteri patogen. Namun demikian, agar lebih higienis air tersebut masih diozonisasi atau proses Ozone Mixing Chamber, yaitu mengalirankan gas ozon dengan intensitas tertentu sebagai proses disinfeksi terakhir. Pengolahan air pada air minum isi ulang bermerek juga dapat menggunakan proses reverse osmosis Arif, 2009.

2.3 Mineral Dalam Air Minum

Air adalah molekul yang bersifat polar, sehingga air dapat melarutkan banyak zat. Oleh karena itu air bukan hanya menjadi medium utama untuk berbagai reaksi biokimia, tetapi juga sebagai substrat dan produk metabolisme di dalam tubuh. Selain dari air, banyak mineral sangat vital bagi kehidupan yang berperan di dalam metabolisme, pergerakan otot, pertumbuhan badan dan keseimbangan air dan fungsi lainnya Silalahi, 2011. World Health Organization 1980 merekomendasikan bahwa air minum harus mengandung magnesium dan kalsium dengan konsentrasi minimum 10 mgl dan 20 mgl. Sedangkan menurut Menkes RI tentang baku mutu air minum menyatakan bahwa air minum mengandung maksimal magnesium 30 Universitas Sumatera Utara mgl, kalisum 75 mgl, besi 0,1 mgl, klorida 200 mgl, dengan kesdahan minimal 5 mgl Kozisek, 2005. Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara berlainan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak mengkonsumsi mineral tertentu dapat menyebabkan gangguan gizi. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Yang termasuk mineral makro antara lain: natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium, sedangkan yang termasuk mineral mikro antara lain: besi, mangan dan tembaga. Almatsier, 2004; Kristanti, 2010. Mineral makro sangat penting sebagai elektrolit dalam tubuh. Tubuh menggunakan elektrolit untuk membantu mengatur fungsi saraf, otot, dan menyeimbangkan asam basa dalam tubuh. Elektrolit juga berfungsi membantu tubuh untuk mengatur volume normal pada daerah yang mengandung cairan berbeda kompartemen. Secara tidak langsung, mineral banyak yang berperan dalam proses pertumbuhan. Peran mineral dalam tubuh kita berkaitan satu sama lainnya, dan kekurangan atau kelebihan salah satu mineral akan berpengaruh terhadap kerja mineral lainnya Kristanti, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.4 Manfaat Mineral Dalam Air Minum