≥ 0,97 menunjukkan adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X dan Y Ermer dan Miller, 2005.
4.2.2 Kadar Kalsium, Kalium, dan Magnesium dalam Sampel
Hasil analisis kadar kalsium, kalium, dan magnesium dapat dilihat pada Lampiran 7. Contoh perhitungan kadar sampel dapat dilihat dalam Lampiran 8
dan perhitungan statistik kadar kalsium, kalium, dan magnesium dapat dilihat pada Lampiran 10, 11, dan 12.
Kadar kalsium, kalium, dan magnesium seluruh sampel dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Kadar Kalsium, Kalium, dan Magnesium pada Sampel No
Sampel Kadar Mineral
Kalsium mgl Kalium mgl
Magnesium mgl
1. AMIU Tanpa
Merek Teknik
Filterisasi I 6,5113 ± 0,343
4,9712 ± 0,2054
1,7817 ± 0,0887
2. AMIU Tanpa
Merek Teknik
Filterisasi II 14,3137 ±
0,2455 5,5330 ±
0,2725 3,1492 ± 0,1488
3. AMIU Tanpa
Merek Teknik
Filterisasi III 10,4956 ±
0,2032 4,9328 ±
0,1922 3,1408 ± 0,0545
4. AMIU Tanpa
Merek Teknik R.O. I
0,818 1± 0,0219 0,5682 ±
0,0546 0,1243 ± 0,0262
5. AMIU Tanpa
Merek Teknik
R.O.II 0,8148 ± 0,0174
0,5745 ± 0,0566
0,0885 ± 0,0057
6. AMIU Tanpa
MerekTeknik R.OIII
0,5634 ± 0,0062 0,6705 ±
0,0548 0,1663 ± 0,0648
7. AMIU
Bermerek 0,5676 ± 0,0251
0,5917 ± 0,0577
0,1484 ± 0,0227
Universitas Sumatera Utara
Teknik R.O. 8.
Air Minum Mineral Isi
Ulang Bermerek
8,0173 ± 0,5531 5,7013 ±
0,4887 5,6912 ± 0,1852
Keterangan: Kadar rata-rata dari 6 kali pengulangan sampel Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kadar mineral yang paling tinggi
adalah kadar kalsium, diikuti oleh kadar kalium, dan yang paling sedikit magnesium. Dimana kadar kalsium dan magnesium jauh dibawah kadar
maksimal kalsium dianjurkan yaitu 75 mgl maupun kadar maksimal kalsium diperbolehkan yaitu 200 mgl, dan kadar maksimal magnesium dianjurkan 30
mgl maupun kadar magnesium diperbolehkan 150 mgl sesuai persyaratan kualitas air minum di dalam Baku Mutu Air Minum menurut Meskes RI No.
01BirhukmasI1975, sedangkan kadar minimum tidak ditetapkan dalam peraturan tersebut. Namun menurut
World Health Organization
kadar minimun kalsium 20 mgl, sedangkan kadar minimum magnesium 10 mgl dalam air
minum Kozisek, 2005. Jadi kadar kalsium dan magnesium dalam sampel hampir mendekati kadar yang dianjurkan
World Health Organization
. Kadar kalium tidak mempunyai batasan menurut Meskes RI No.
01BirhukmasI1975 maupun
World Health Organization
. Namun jika dibandingkan dengan data dari Kanada yang menunjukkan bahwa kadar kalium
dalam air minum antara 1 mgl sampai 8 mgl, kadar kalium dalam sampel jauh dibawah kadar tersebut WHO, 2009
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa kadar kalsium, kalium, dan magnesium pada AMIU teknik filterisasi lebih tinggi dibandingkan
dengan AMIU teknik reverse osmosis dan AMIU teknik reverse osmosis
Universitas Sumatera Utara
bermerek. Perbedaan ini didasarkan pada teknik pengolahan air minum, dimana AMIU teknik filterisasi diolah dengan menggunakan metode filterisasi
yang memungkinkan material yang berukuran mikro dapat melewati penyaring. Sedangkan AMIU teknik R.O. menggunakan metode reverse
osmosis dalam pemurinian air, masih mengandung mineral kalsium, kalium dan magnesium walaupun dalam kadar yang rendah. Kadar mineral kalsium,
kalium, dan magnesium pada air minum isi ulang hampir sama pada air minum mineral isi ulang bermerek. Pengolahan air minum mineral isi ulang bermerek
menggunakan metode pengolahan air minum yang hampir sama dengan metode filterisasi pada air minum isi ulang Arif, 2009.
Konsumsi air minum yang mengandung mineral dengan kadar rendah dibawah standar yang ditetapkan dapat menyebabkan terhambatnya
penyerapan nutrisi dan vitamin oleh tubuh lewat aliran darah. Berdasarkan sifat air yang reaktif mengikat mineral, air dengan kadar mineral yang rendah dapat
menarik mineral dari makanan yang masuk ke dalam tubuh maupun mineral yang terdapat dalam tubuh sebagai cadangan seperti usus. Air rendah mineral
juga dapat mempengaruhi mekanisme homeostatis yang menyangkut metabolisme mineral dan air di dalam tubuh. Mengakibatkan terjadinya
diuresis sehingga menambah ekskresi dari ion-ion intraselluler dan ekstraselluler sehingga mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Jadi air rendah
mineral dapat mengakibatkan tubuh kekurangan mineral. Kandungan mineral yang tinggi dalam air minum sangat mempengaruhi penyerapan zat esensial
dan zat non esensial. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan juga
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa air minum rendah mineral dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan kanker Kozisek, 2005.
4.2.3 Analisis Data Secara Statistik