Kadar Mineral Dalam Air Minum

fungsi insulin terhadap sel. Fungsi lainnya adalah menurunkan tekanan darah dengan dilatasi arteri dan mencegah ritme jantung yang tidak normal Silalahi, 2011. Tubuh manusia mengandung kurang lebih 25 gram magnesium, 50 - 60 daripadanya dalam kerangka, sedangkan sisanya terdapat dalam cairan intraseluler, juga sebagai ko-faktor enzim yang menghasilkan energi. Fungsi magnesium adalah memegang peranan penting pada relaksasi otot, mungkin juga untuk myocard, pada otot jantung orang yang meninggal akibat infark ditemukan kadar magnesium dan kalium yang rendah. Oleh karena itu magnesium digunakan untuk terapi infark jantung Tan dan Rahardja, 2007. Defisensi magnesium akan menyebabkan denyut jantung yang tidak teratur, disertai dengan kelelahan, kejang otot, mual, muntah dan kejang. Hal ini mungkin karena terganggunya pompa natrium-kalium. Magnesium dibutuhkan sebanyak 310 - 400 mghari. Latihan fisik dapat menyebabkan kekurangn magnesium, yang selanjutnya dapat mengganggu metabolisme energi dan kemampuan kerja fisik. Magnesium berperan untuk meningkatkan performa atelet Silalahi, 2011.

2.5 Kadar Mineral Dalam Air Minum

Pada tahun 1970-an World Health Organization melakukan studi untuk memberikan informasi tentang pedoman air destilasi. Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari A.N. Sysin Institute Of General and Public Hygiene dan USSR Academy of Medical Sciences. Laporan akhir diterbitkan pada tahun 1980 sebagai dokumen kerja internal, menyimpulkan bahwa air demineralisasi Universitas Sumatera Utara destilat tidak hanya memiliki keuntungan dikarenakan organoleptiknya, tetapi juga memiliki pengaruh yang merugikan pada hewan dan manusia. Setelah mengevaluasi berdasarkan efek kesehatan, organoleptik, dan informasi lainnya, tim merekomendasikan bahwa air demineral mengandung garam terlarut dengan konsentrasi minimal 100 mgl, ion bikarbonat 30 mgl, dan kalsium 30 mgl Kozisek, 2005. Studi epidemiologi dilakukan untuk menentukan efek kalsium dan magnesium terhadap morbiditas penyakit kardiovaskular Cardiovascular Disease, CVD, magnesium dan kalsium dalam air minum dapat menurunkan resiko CVD. Penelitian yang lebih baru telah memberikan informasi tambahan tentang tingkat minimum dan optimum mineral yang harus ada dalam air demineralisasi. Misalnya, efek air minum dengan kesadahan yang berbeda terhadap status kesehatan perempuan berusia 20 - 49 tahun dengan subyek dari dua studi epidemiologi 460 dan 511 perempuan di empat kota Siberia selatan. Air di kota A memiliki konsentrasi kalsium dan magnesium yang rendah 3,0 mgl kalsium dan 2,4 mgl magnesium. Air di kota B memiliki kadar sedikit lebih tinggi 18,0 mgl kalsium dan 5,0 mgl magnesium. Kadar tertinggi berada di kota C 22,0 mll kalsium dan 11,3 mgl magnesium dan kota D 45,0 mgl kalsium dan 26,2 mgl magnesium. Perempuan yang tinggal di kota-kota A dan B lebih sering menunjukkan perubahan kardiovaskular seperti diukur dengan EKG, tekanan darah tinggi, disfungsi autonom perut, sakit kepala, pusing, dan osteoporosis diukuran oleh X-ray absorptiometry dibandingkan dengan kota C dan D . Hasil ini menunjukkan bahwa kandungan Universitas Sumatera Utara magnesium minimum air minum harus 10 mgl dan kandungan kalsium minimal harus 20 mgl lebih dari 30 mgl seperti yang direkomendasikan dalam laporan World Health Organization 1980 Kozisek, 2005. Beberapa hasil studi di Taiwan menyatakan magnesium memiliki efek perlindungan terhadap resiko penyakit serebrovaskular dan hipertensi, kesadahan air menunjukkan efek perlindungan terhadap CVD, kanker kerongkongan, kanker pankreas, kanker rektum, dan kanker payudara. Kalsium dalam air minum juga terbukti melindungi terhadap kanker kolorektal dan kanker lambung Kozisek, 2005. Konsentrasi kalium biasanya ditemukan dalam air minum umumnya rendah dan tidak menimbulkan masalah kesehatan. Sebuah survei dilakukan, menemukan konsentrasi kalium rata-rata 2,5 mgl dalam air minum dan pada tahun 90 diperoleh kadar kalium 5,2 mgl. Data menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata kalium dalam baku air minum bervariasi antara 1 dan 8 mg l WHO, 2009. 2.6 Analisis Mineral dalam Air Minum 2.6.1 Titrasi Kompleksometri