3.4.5.2.2 Uji Nyala NiCr
Dicelupkan kawat nikel-krom yang sudah bersih tidak memberikan nyala yang spesifik ke dalam sampel. Kemudian dibakar di nyala Bunsen. Jika
terdapat unsur kalium maka nyala akan berwarna lembayung Vogel, 1979. 3.4.5.3 Magnesium
3.4.5.3.1 Reaksi Kualitatif dengan Larutan Kuning Titan 0,1 bv
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 tetes larutan sampel, ditambah 20 tetes NaOH 2 N dan 3 tetes pereaksi kuning titan. Dihasilkan endapan
merah terang jika terdapat ion magnesium Vogel, 1979.
3.4.6 Analisis Kuantitatif 3.4.6.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kalsium
Larutan baku kalsium 1000 μgml dipipet sebanyak 5,0 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan akuabides konsentrasi 10
0 μgml.
Larutan baku kalsium 100 μgml dipipet sebanyak 5,0 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan
akuabides konsentrasi 10
μgml.
Larutan untuk kurva kalibrasi kalsium dibuat dengan memipet 1,25 ml;
2,5 ml; 5 ml; 7,5 ml; dan 10 ml larutan baku 1
0 μgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan akuabides larutan ini mengandung 0,5 μgml; 1,0 μgml; 2,0 μgml;
3 ,0 μgml dan 4,0 μgml dan diukur pada panjang gelombang 422,7 nm
Universitas Sumatera Utara
dengan nyala udara-asetilen. Hingga diperoleh hasil dalam bentuk grafik absorbansi terhadap konsentrasi dan ditentukan persamaan garis regresinya.
3.4.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kalium
Larutan baku kalium 1000 μgml dipipet sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan
akuabides konsentrasi 100
μgml.
Larutan baku kalium 100 μgml dipipet sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan
akuabides konsentrasi 10 μgml.
Larutan untuk kurva kalibrasi kalium dibuat dengan memipet 1,25 ml;
2,5 ml; 5 ml; 7,5 ml; dan 10 ml larutan
baku 10 μgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan akuabides larutan ini mengandung 0,5 μgml; 1,0 μgml; 2,0 μgml;
3,0 μgml; dan 4,0 μgml dan diukur pada panjang gelombang 766,5 nm dengan nyala udara-asetilen. Hingga diperoleh hasil dalam bentuk grafik
absorbansi terhadap konsentrasi dan ditentukan persamaan garis regresinya.
3.4.6.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Magnesium
Larutan baku magnesium 1000 μgml dipipet sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan akuabides konsentrasi 100
μgml.
Larutan baku magnesium 100 μgml dipipet sebanyak 0,5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan akuabides konsentrasi 1 μgml.
Universitas Sumatera Utara
Larutan untuk kurva kalibrasi magnesium dibuat dengan memipet
sebanyak 1,25 ml; 2,5 ml; 5 ml; 7,5 ml; dan 10 ml larutan baku 1
μgml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan
hingga garis tanda dengan akuabides larutan ini mengandung 0,05 μgml; 0,1
μgml; 0,2 μgml; 0,3 μgml; dan 0,4 μgml dan diukur pada panjang gelombang 285,2 nm dengan nyala udara-asetilen. Hingga diperoleh hasil
dalam bentuk grafik absorbansi terhadap konsentrasi dan ditentukan persamaan garis regresinya.
2.4.6.4 Penetapan Kadar dalam Sampel 3.4.6.4.1. Penetapan Kadar Kalsium dan Kalium
3.4.6.4.1.1 Air Minum Isi Ulang Tanpa Merek Teknik Filterisasi
Larutan sampel AMIU hasil pengasaman butir 2.4.4 diencerkan hingga 5 kali AMIU I dan III dan 10 kali AMIU II diukur absorbansinya
dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm untuk penetapan kadar kalsium dan panjang gelombang 766,5 nm
pada penetapan kadar kalium. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku kalsium dan kalium. Konsentrasi
kalsium dan kalium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Bagan alir pembuatan larutan sampel air minum isi
ulang untuk kalsium dan kalium dapat dilihat pada Lampiran 4.
Universitas Sumatera Utara
3.4.6.4.1.2 Air Minum Isi Ulang Tanpa Merek Teknik Reverse Osmosis dan Air Minum Isi Ulang Bermerek Teknik Reverse Osmosis
Larutan sampel hasil pengasaman diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7
nm untuk penetapan kadar kalsium dan panjang gelombang 766,5 nm pada penetapan kadar kalium. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam
rentang kurva kalibrasi larutan baku kalsium dan kalium. Konsentrasi kalsium dan kalium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari
kurva kalibrasi.
3.4.6.4.1.3 Air Minum Mineral Isi Ulang Bermerek
Larutan sampel hasil pengasaman diencerkan hingga 10 kali diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada
panjang gelombang 422,7 nm untuk penetapan kadar kalsium dan panjang gelombang 766,5 nm pada penetapan kadar kalium. Nilai absorbansi yang
diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku kalsium dan kalium. Konsentrasi kalsium dan kalium dalam sampel ditentukan berdasarkan
persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Bagan alir pembuatan larutan sampel air minum mineral dalam kemasan untuk kalsium dan kalium dapat
dilihat pada Lampiran 4.
3.4.6.4.2 Penetapan Kadar Magnesium 3.4.6.4.2.1 Air Minum Isi Ulang Tanpa Merek Teknik Filterisasi
Larutan sampel AMIU hasil pengasaman diencerkan hingga 25 kali, diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom
Universitas Sumatera Utara
pada panjang gelombang 285,2 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku magnesium. Konsentrasi
magnesium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Bagan alir pembuatan larutan sampel air minum isi ulang
untuk magnesium dapat dilihat pada Lampiran 4.
3.4.6.4.2.2 Air Minum Isi Ulang Tanpa Merek Teknik Reverse Osmosis dan Air Minum Isi Ulang Bermerek Teknik Reverse Osmosis
Larutan sampel hasil pengasaman diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 285,2
nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku magnesium. Konsentrasi magnesium dalam sampel
ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.
3.4.6.4.2.3 Air Minum Mineral Isi Ulang Bermerek
Larutan sampel hasil pengasaman diencerkan hingga 25 kali, diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada
panjang gelombang 285,2 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku magnesium. Konsentrasi
magnesium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Bagan alir pembuatan larutan sampel air minum mineral dalam
kemasan untuk magnesium dapat dilihat pada Lampiran 4. Kadar kalsium, kalium, dan magnesium dalam sampel dapat dihitung
dengan persamaan regresi Y= aX+ b dengan rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Vs FP
x V
x X
gml Kadar
=
µ
Keterangan : X = konsentrasi analit dalam larutan sampel
gml µ
V = volume total larutan sampel yang diperiksa ml
FP = faktor pengenceran dari larutan sampel hasil destruksi
Vs = volume sampel yang diambil dari larutan sampel ml.
3.4.7 Analisis Data Secara Statistik 3.4.7.1 Penolakan Hasil Pengamatan