menyatakan bahwa air minum rendah mineral dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan kanker Kozisek, 2005.
4.2.3 Analisis Data Secara Statistik
Kadar kalsium dalam semua jenis air minum isi ulang berbeda secara signifikan, namun antara AMIU teknik reverse osmosis tanpa merek dan
bermerek tidak signifikan atau sama, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Perbedaan dibuktikan dengan pengujian beda nilai rata-rata kadar pada
Lampiran 13.
Kadar kalium semua jenis AMIU berbeda secara signifikan kecuali antara AMIU tanpa merek teknik filterisasi I dengan III, namun AMIU tanpa
merek teknik filterisasi II tidak signifikan dengan air minum mineral dalam kemasan. Kadar kalium antara AMIU teknik reverse osmosis baik tanpa merek
maupun bermerek sama atau tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Dapat dibuktikan pula dengan hasil uji statistik pada Lampiran 14.
Kadar magnesium semua jenis air minum isi ulang berbeda secara signifikan, namun antara sesama AMIU teknik reverse osmosis tidak
signifikan. AMIU tanpa merek teknik filterisasi II tidak signifikan dengan AMIU tanpa merek teknik filterisasi III. Kadar magnesium pada semua air
reverse osmosis sama atau tidak signifikan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Perbedaan dibuktikan dengan pengujian beda nilai rata-rata kadar pada
Lampiran 15.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Validasi Metode
Validasi dilakukan pada air minum isi ulang. Validasi metode dilakukan untuk memastikan bahwa metode yang digunakan telah sesuai
dengan tujuan yang dimaksudkan. Beberapa parameter analisis yang perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan hasil validasi metode yang baik adalah
batas deteksi, batas kuantitas, kecermatan accuracy, dan keseksamaan precision Harmita, 2004. Hasil uji validasi dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel
4.4.
Tabel 4.3. Data Hasil Uji Perolehan Kembali pada Air Minum Isi Ulang
No .
Mineral Konsentrasi
dalam sampel
sebelum penambahan
baku µgml Konsentrasi
bahan baku yang
ditambahkan µgml
Konsentrasi setelah
penambahan baku µgml
Recovery
1 Kalsium
10,6482 10
19,2265 85,78
2 Kalium
5,0625 5
9,4475 87,70
3 Magnesium
3,1758 3
5,7750 86,64
Keterangan: Kadar rata-rata 3 kali pengulangan sampel
Tabel 4.4. Data Hasil Uji Validasi Pemeriksaan Mineral pada Air Minum Isi
Ulang No. Mineral
Simpangan Baku SD
Simpangan Baku
Relatif RSD
Batas Deteksi
mgml Batas
Kuantitas mgml
1 Kalsium
0,5171 2,16
0,2834 0,9447
2 Kalium
0,0727 0,77
0,1574 0,5247
3 Magnesium
0,0654 1,33
0,0139 0,4620
Keterangan: Kadar rata-rata 3 kali pengulangan sampel Dari Tabel 4.4 dapat dilihat batas deteksi dan batas kuantitas, yang
dihitung dari persamaan regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi.
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan batas deteksi dan kuantitasi dapat dilihat pada Lampiran 15. Batas deteksi dan batas kuantitas kalsium yang diperoleh dari penelitian ini berturut-
turut adalah 0,2834 mgl dan 0,9447 mgl. Batas deteksi dan batas kuantitas kalium yang diperoleh dari penelitian ini berturut-turut adalah 0,1574 mgl dan
0,5247 mgl. Sedangkan batas deteksi dan batas kuantitas magnesium yang diperoleh dari penelitian ini berturut-turut adalah 0,0139 mgl dan 0,4620
mgl. Kadar kalsium beberapa sampel yaitu air reverse osmosis berada di bawah batas kuantitas tetapi di atas batas deteksi. Begitu juga dengan kadar
magnesium air reverse osmosis berada di bawah batas kuantitas dan dibawah batas deteksi, sehingga metode tidak memenuhi kriteria yang cukup baik.
Sedangkan untuk kadar kalium sampel berada di atas batas deteksi dan batas kuantitas, sehingga metode untuk ketiga logam ini memenuhi kriteria baik.
Akurasi ditentukan dengan menggunakan metode penambahan baku. Berdasarkan Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil uji perolehan
kembali recovery untuk kandungan kalsium pada air minum isi ulang adalah 85,78, kandungan kalium adalah 87,70 dan untuk kandungan magnesium
adalah 86,64. Persen recovery tersebut menunjukkan kecermatan kerja yang cukup baik pada saat pemeriksaan kadar kalsium, kalium, dan magnesium
dalam sampel. Hasil uji perolehan kembali recovery ini memenuhi syarat akurasi yang telah ditetapkan, rata-rata hasil perolehan kembali recovery
berada pada rentang 80-120 Ermer dan Miller, 2005. Menurut Harmita 2004, nilai simpangan baku relatif RSD untuk
analit dengan kadar part per million ppm adalah tidak lebih dari 16 dan
Universitas Sumatera Utara
untuk analit dengan kadar part per billion ppb RSDnya adalah tidak lebih dari 32. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan simpangan baku relatif yang
masih baik, yaitu 16. Maka dapat dinyatakan bahwa proses pengujian yang dilakukan cukup cermat dan seksama.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan