18
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Konstipasi
Konstipasi adalah kesulitan buang air besar dengan konsistensi kotoran yang padat dengan frekuensi buang air besar lebih atau sama dengan 3 hari sekali.
2
Konstipasi memiliki persepsi gejala yang berbeda-beda pada setiap pasiennya. Menurut World Gastroenterology Organization WGO adalah defekasi
keras 52, tinja seperti pil butir obat 44, ketidakmampuan defekasi saat diinginkan 34, atau defekasi yang jarang 33.
5
Menurut North American Society of Gastroenterology and Nutrition, konstipasi adalah kesulitan atau lamanya defekasi, timbul selama 2 minggu atau
lebih, dan menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien. Sedangkan menurut Paris Consensus on Childhood Constipation Terminology menjelaskan defenisi konstipasi
sebagai defekasi yang terganggu selama 8 minggu dengan mengikuti minimal 2 gejala sebagai berikut: defekasi kurang dari 3 kali per minggu, inkontinensia
frekuensi tinja lebih besar dari satu kali per minggu, massa tinja yang keras yang dapat mengetuk kloset, massa tinja teraba di abdomen, perilaku menahan defekasi,
nyeri saat defekasi.
6
2.2. Epidemiologi Konstipasi
Konstipasi sering terjadi pada anak. Loening-Baucke melaporkan prevalensi konstipasi pada anak usia 4-17 tahun adalah 22,6
7
sedangkan.untuk usia di
4
Universitas Sumatera Utara
19
bawah 4 tahun hanya memiliki prevalensi kejadian konstipasi sebesar 16.
8
Pada studi longitudinal, Saps dkk melaporkan 16 anak usia 9-11 tahun menderita
konstipasi.
9
Konstipasi yang tersering adalah konstipasi fungsional. Didapati 90-97 kasus konstipasi yang terjadi pada anak merupakan suatu konstipasi fungsional.
3
2.3. Patogenesis
Faktor-faktor penyebab konstipasi berbagai macam dan sulit dimengerti. Berikut merupakan penyebab yang dapat dibedakan berdasarkan struktur gangguan
motilitas dan fungsi gangguan bentuk pelvik. Gangguan motilitas dapat berupa : 1. Nutrisi tidak adekuat
a. Asupan serat tidak adekuat b. Dehidrasi akibat asupan cairan tidak adekuat
2. Motilitas kolon melemah Inersia kolon, konstipasi transit lambat, iritable bowel syndrome ibs,
miopati intestinal, sindroma Ogilvie, obat-obatan, penyebab neurologis 3. Faktor psikiatri
Depresi, pelecehan seksual, kebiasaan yang menyimpang terhadap makanan dan fungsi pencernaan.
Gangguan bentuk pelvik dapat berupa fungsi pelvik dan spingter melemah, obstruksi pelvik, prolapsus rectum, enterokel, intususepsi rectum, rektokel.
5
Universitas Sumatera Utara
20
2.4. Klasifikasi