37
BAB 5. PEMBAHASAN
5.1. Karakteritik Subjek Penelitian
Kejadian konstipasi fungsional pada anak beragam menurut tingkatan usianya. Menurut Loening-Baucke didapati 22,6 dari 482 anak dengan konstipasi berada
pada usia 4-17 tahun. Untuk usia di bawah 1 tahun didapati 13 konstipasi, akan tetapi untuk usia ini dieksklusikan karena bayi di bawah 1 tahun sering mendapati
konstipasi tanpa sebab yang jelas.
7
Pada penelitian ini rerata usia anak yang mendapat konstipasi fungsional adalah 13,6 tahun. Penelitian ini bersifat retrospektif dimana tidak dapat menilai
perubahan IMT yang merupakan gambaran dari perubahan komposisi tubuh. Penilaian IMT dapat menilai perubahan komposisi tubuh terjadi pada masa
anak dan remaja, baik pada laki-laki maupun pada perempuan.
21
Walaupun tergantung ras dan jenis kelamin, penelitian di beberapa negara menunjukkan
bahwa penilaian IMT merupakan pengukuran yang paling baik untuk menilai persentase lemak tubuh dan hubungan berat badan dengan tinggi badan.
22-24
Penilaian IMT untuk menilai komposisi tubuh juga lebih baik daripada penilaian tebal lipatan kulit,
25
indeks Rohrer kgm
3
,
26
dan menggunakan alat noninvasif.
27
Berdasarkan suatu studi longitudinal pada anak laki-laki dan perempuan berusia 8 sampai 18 tahun, perubahan IMT dapat merefleksikan perubahan komposisi tubuh.
28
American Academy of Pediatrics AAP merekomendasikan pemantauan IMT untuk mencegah kejadian obesitas pada anak dan remaja.
29
23
Universitas Sumatera Utara
38
Pada penelitian ini rerata berat badan dan tinggi badan pada anak dengan konstipasi adalah 42,9 kg dan 144,6 cm. Sedangkan pada anak yang tidak
konstipasi, rerata berat badan dan tinggi badan adalah 44,5 kg dan 148,8 cm. Dengan perbedaan rerata IMT pada anak dengan konstipasi dan tidak konstipasi
adalah 20,3 dan 19,9. Dari hal tersebut di atas dapat dinilai bahwa anak dengan konstipasi cenderung memiliki IMT lebih tinggi dari anak yang tidak konstipasi.
5.2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Konstipasi Fungsional