Analisa Mineralogi .A Analisa Mineralogi dan Kimia Tanah Lempung Pulau Sicanang

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisa Mineralogi 5.1.A Analisa Mineralogi dan Kimia Tanah Lempung Pulau Sicanang Hasil pengujian komposisi tanah menunjukkan bahwa unsur – unsur utama pembentuk tanah adalah silikat SiO 2 , aluminat Al 2 O 3 , ferrit Fe 2 O 3 dan hilang pijar, hasil tersebut menunjukkan bahwa perbandingan antara silikat dengan aluminat sekitar1 : 1. Analisis XRD pada penelitian ini digunakan untuk mengkarakterisasi jenis mineral yang ada pada sampel tanah lempung tanpa pencampuran maupun setelah adanya pencampuran tanah lempung dan abu cangkang sawit. Prinsip kerja X-RD adalah sebagai berikut, pembangkit sinar-x menghasilkan radiasi ektromagnetik. Spektroskopi XRD digunakan untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam material dengan cara menentukan parameter structural mineral lempung serta untuk mendapatkan jarak partikel lempung. Tiap puncak yang muncul pada pola XRD mewakili suatu bidang kristal yang memiliki orientasi tertentu dan grafik puncak difraksi yang didapat kemudian dianalisis, terdiri atas mineral lempung apa saja dan komposisi utamanya. Untuk hasil uji dari tanah lempung dapat teramati pada difraktogram seperti yang terlihat pada Gambar 5.1 sedangkan untuk tanah lempung yang sudah dicampur dengan abu cangkang sawit dapat dilihat pada Gambar 5.2. Universitas Sumatera Utara Position [°2Theta] 5 10 15 Counts 100 400 8. 95 2 [° ]; 9 .8 70 89 [ Å] ; M us co vi te -2 \I TM \R G 1 10 .5 73 [ °] ; 8. 36 01 9 [Å ]; M ag ne si or ie be ck ite 12 .4 73 [ °] ; 7. 09 10 7 [Å ]; N ac rit e- 1\ IT M d\ R G 17 .8 43 [ °] ; 4. 96 70 [Å ]; M us co vi te -2 \I TM \R G 1 Tanah Lempung Gambar 5.1 Grafik parameter hasil uji Difraksi sinar X untuk tanah lempung Dari hasil uji difraksi sinar x untuk tanah lempung tanpa campuran diperoleh hasil: 1. Illite, Posisi puncak difraksi sebesar 8,952 , jarak antar partikel sebesar 9,87089 A , dan posisi atom pada puncak difraksi sebesar 2 Theta. 2. Magnesioriebeckite, Posisi puncak difraksi sebesar 10,573 , jarak antar partikel sebesar 8,36019 A , dan posisi atom pada puncak difraksi sebesar 2 Theta. Universitas Sumatera Utara 3. Kaolinite, Posisi puncak difraksi sebesar 12,473 , jarak antar partikel sebesar 7,09107 A , dan posisi atom pada puncak difraksi sebesar 2 Theta. Position [°2Theta] 5 10 15 Counts 100 400 3. 36 [ °] ; 29 .0 81 22 [ Å ] 8 .9 22 [ °] ; 9. 90 35 1 [ Å] ; M us co vi te -2 \I T M \R G 1 1 0. 52 8 [° ]; 8 .3 95 83 [ Å] ; R ie be ck ite 1 2. 40 8 [° ]; 7 .1 2 78 7 [ Å] ; Ka o lin ite 1\ IT A \R G Tanah Asli+cangkang 9 Gambar 5.2 Grafik parameter hasil uji Difraksi sinar X untuk tanah lempung dan abu cangkang sawit Dari Gambar diatas setelah adanya pencampuran tanah lempung dan abu cangkang sawit diperoleh: 1. Illite, Posisi puncak difraksi sebesar 8,93 , jarak antar partikel sebesar 9,911 A , dan posisi atom pada puncak difraksi sebesar 2 Theta. 2. Riebeckite, Posisi puncak difraksi sebesar 10,53 , jarak antar partikel sebesar 8,40 A , dan posisi atom pada puncak difraksi sebesar 2 Theta. 3. Kaolinite, Posisi puncak difraksi sebesar 12,41 , jarak antar partikel sebesar 7,13 A , dan posisi atom pada puncak difraksi sebesar 2 Theta. Universitas Sumatera Utara Dari hasil difraksi sinar X menunjukkan bahwa mineralogi tanah lempung yang dijadikan sampel penelitian ini yang terdiri dari kaolinite dan illite dikategorikan kelompok tanah lempung tidak mengembang hal ini sesuai dengan pengujian batas-batas Atterberg yang menunjukkan tanah lempung Pulau Sicanang memiliki plastisitas sedang. Kaolinite merupakan mineral lempung yang terdiri dari susunan satu lembaran silica tetrahedral dengan lembaran alumunium oktahedra. Dalam kombinasi lembaran silika dan alumunium, keduanya terikat oleh ikatan hidrogen karena itu, mineral ini stabil dan air tidak dapat masuk diantara lempengannya untuk menghasilkan pengembangan atau penyusutan pada sel satuannya. Sifat dari kaolinite adalah tidak dapat mengadsorbsi air, kaolinite tidak dapat mengembang pada saat kontak dengan air. Illite merupakan mineral lempung yang terdiri dari sebuah lembaran alumunium oktahedra yang terikat diantara dua lembaran silika tetrahedra. Susunan illite tidak mengembang oleh gerakan air diantara lembaran-lembarannya. Butiran lempung dalam kandungan yang berbentuk halus dan bermuatan negatif yang cenderung menarik ion positif yang terdapat disekeliling partikel lempung seperti ion hidrogen H + , ion sodium Na + , dan ion kalium K + , serta air yang berpolarisasi, semuanya melekat pada permukaan butiran lempung. Lembaran-lembaran terikat bersama oleh ikatan lemah ion-ion kalium yang terdapat diantara lembarannya. Ikatan-ikatan dengan ion kalium K + lebih lemah Universitas Sumatera Utara daripada ikatan hidrogen yang mengikat satuan kristal kaolinite. Pada rangkaian kristal alumunium oktahedra terdiri dari satu atom Al yang bermuatan positif mengikat senyawa OH yang bermuatan negatif. Sedangkan rangkain kristal silika tetrahedra terdiri dari satu atom Si yang bermuatan positif mengikat empat atom O yang bermuatan negatif. Sehingga dari susunan senyawa ini terjadi kelebihan muatan negatif. Muatan-muatan negatif yang ada pada tanah lempung ini berada pada permukaan partikel lempung. Untuk mengimbangi muatan negatif yang berlebih tersebut, partikel-partikel lempung menarik ion muatan positif kation dari garam yang ada didalam air pori. Hal ini disebut pertukaran ion-ion atau exchangeble cations. Illite yang memiliki rumus kimia K Al 2 Si 3 Al O 10 O H F 2 sebesar 54 dan Kaolinite yang juga memiliki rumus kimia Al 2 Si 2 O 5 O H 4 sebesar 26 sedangkan unsur mineral lempung magnesioriebeckite dengan rumus kimia Na 2 Mg 3 Fe 2 Si 8 O 22 OH 2 sebesar 20. Setelah adanya penambahan abu cangkang sawit terjadi perubahan komposisi mineral lempung yang semula illite memiliki unsur 54 setelah pencampuran menjadi berkurang sebesar 51, untuk kaolinite dari 26 menjadi 13 , hal ini disebabkan karena adanya penggumpalan dari partikel mineral lempungflokulasi akibat reaksi semen hidrasi yang dapat mempengaruhi komposisi dari mineral lempung ditambah abu cangkang sawit. Jika unsur kimia seperti Fe 2 O 3 , Cao dan MgO yang terdapat didalam abu cangkang sawit ditambahkan pada tanah dengan kondisi seperti diatas, maka Universitas Sumatera Utara pertukaran ion segera terjadi, dan ion yang berasal dari larutan Fe 2 O 3 , Cao dan MgO diserap oleh permukaan butiran lempung. Jadi, permukaan butiran lempung tadi kehilangan kekuatan tolaknya repulsion force, dan terjadilah kohesi pada butiran itu sehingga berakibat kenaikan kekuatan konsistensi tanah tersebut. Bereaksinya H 2 O dengan CaO akan menimbulkan panas dan pada saat yang bersamaan, volume kapur menjadi lebih besar daripada volume asalnya sehingga menyebabkan turunnya kandungan air didalam tanah. Bereaksinya H 2 O dengan Mg akan menimbulkan panas dan pada saat yang bersamaan, volumenya menjadi lebih besar daripada volume asalnya sehingga menyebabkan turunnya kandungan air didalam tanah. Apabila CaO dengan mineral lempung atau dengan mineral halus lainnya atau dengan komponen pozzolan seperti SiO 2 hydrous silica bereaksi, maka akan membentuk suatu gel yang kuat dan keras yaitu kalsium silikat yang mengikat butir-butir atau partikel tanah Diamond Kinter, 1965 dalam Ingels dan Metchalf, 1972. Gel silica bereaksi dengan segera melapisi dan megikat partikel lempung dan menutup pori-pori tanah. Dimana setelah molekul air terperangkap didalam pori-pori SiO 2 , pori-pori SiO 2 akan tertutup rapat dan molekul air akan terikat didalamnya, hal ini mengakibatkan tanah lempung akan menjadi kering dan keras. Dengan diserapnya hidrogen pada tanah lempung oleh senyawa kimia yang terdapat didalam abu cangkang sawit seperti Al 2 O 3 , CaO, MgO, dan Fe 2 O 3 maka dapat disimpulkan bahwa senyawa kimia yang terdapat didalam abu cangkang sawit tersebut dapat menggeser H 2 O dari partkel lempung. Universitas Sumatera Utara 5.1.B Analisa Hasil SEM Scanning Electron Microscope SEM Scanning Electron Microscope atau adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energy dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Prinsip dasar dari Electron Microscope ini yaitu memfokuskan sinar electron Elektron Beam dipermukaan obyek dan mengambil gambarnya dengan mendektesi morfologi permukaan lempung. Lempung tanah asli Pulau Sicanang, Belawan, Deli Serdang, Sumatera Utara berwarna coklat mendekati abu-abu dan lebih terang. Sednagkan pada pengamatan dengan SEM untuk tanah yang telah distabilisasi berwarna hitam dan lebih gelap dari tanah asli. Analisa hasil SEM Scanning Electron Microscope untuk tanah lempung asli tanpa campuran dapat dilihat pada Gambar 5.3a sedangkan untuk hasil SEM Scanning Electron Microscope yang telah distabilisasi dapat dilihat pada Gambar 5.3b. Universitas Sumatera Utara Hasil observasi SEM Scanning Electron Microscope untuk sampel tanah lempung tanpa campuran abu cangkang sawit adalah: 1. Terdapat celah besar di antara partikel yang ukurannya beragam. 2. Warnanya kelihatan lebih terang. 3. Partikel tanah yang ukurannya kecil dan tersebar lepas antar partikel butiran. 4. Jarak Partikel lempung Illite sebesar 9,88A . 5. Jarak Partikel lempung Kaolinite sebesar 7,10A . 6. Jarak Partikel lempung Magnesioriebeckite sebesar 8,37A . a. Perbesaran 1000x b. Perbesaran 2500x Gambar 5.3a Hasil foto SEM Scanning Electron Microscope untuk tanah asli Universitas Sumatera Utara Hasil observasi SEM Scanning Electron Microscope sampel tanah lempung yang telah distabilisasi dengan abu cangkang sawit adalah: 1. Terlihatnya gel CSH akibat hidrasi pasta semen sebagai pengikat antar partikel. 2. Celah porositas antar partikel yang ukurannya lebar pada tanah lempung terlihat semakin mengecil setelah dicampur abu cangkang sawit. 3. Partikel tanah yang semakin menghitam dan membesar akibat penggumpalan flokulasi dan terlihat juga ukuran partikelnya semakin homogen akibat flokulasi tersebut. 4. Jarak Partikel lempung Illite setelah pencampuran sebesar 9,91A 5. Jarak Partikel lempung Kaolinite setelah pencampuran sebesar 7,13 6. Jarak Partikel lempung Riebeckite setelah pencampuran sebesar 8,39A Gambar 5.3b Hasil foto SEM Scanning Electron Microscope untuk tanah yang telah distabilisasi dengan abu cangkang sawit Gel CSH Universitas Sumatera Utara Pada gambar 5.3.b dapat dilihat gel CSH Calsium-Silikat-Hidrat yang juga merupakan hasil hidrasi pasta semen dengan air. Gel tersebut yang berperan penting dalam pengikatan partikel tanah lempung ditambah abu cangkang sawit. Diharapkan, Unsur Si dan Al pada tanah lempung jika direaksikan dengan kapur aktif CAO yang terdapat didalam unsur kimia abu cangkang sawit, dalam jangka waktu tertentu akan terjadi reaksi pozzolanic dan membentuk suatu gel yang kuat dan keras yaitu Calsium Silikat Hidrat C-S-H atau Calsium Aluminta Hidrat C-A-H atau bahkan dapat membentuk Calsium Silikat Aluminat Hidrat C-S-A-H yang mengikat butir-butir atau partikel tanah. Gel silikat bereaksi dengan segera melapisi dan mengikat partikel lempung dan menutup pori-pori tanah. Tingginya kadar silikat pada tanah tersebut disebabkan oleh tingginya mineral alpha kuarsa didalam tanah. Penambahan abu cangkang sawit kedalam tanah dapat memberi ion-ion positif yang terdapat didalam unsur abu cangkang sawit terutama Si, Ca dan Al ion-ion ini cenderung menggantikan kation-kation pada umumnya, seperti Na ++ atau K + atau hidrogen yang terdapat didalam partikel lempung. Proses cation exchangeable ini akan mereduksi indeks plastisitas partikel lempung secara signifikan hal inilah yang menyebabkan nilai plastisitas index berkurang setelah penambahan abu cangkang sawit dan menyebabkan ukuran partikelnya semakin homogen. Dari hasil observasi mikroskopik dapat dilihat dengan adanya penambahan abu cangkang sawit maka semakin rapat celah porositas antar partikel tanah akibat pencampuran tanah lempung dan abu cangkang sawit. Dan dapat dilihat pula Universitas Sumatera Utara perubahan jarak partikel lempung dari tanah lempung asli yang semakin merapat dan memiliki jarak partikel lebih kecil setelah penambahan abu cangkamg sawit. Hal tersebut disebabkan pembentukan gumpalan partikel tanah flokulasi akibat reaksi semen hidrasi yang menyebabkan subtitusi ion positif pada butiran permukaan tanah oleh ion Ca ++ . Hal tersebut dapat dilihat pada perbesaran 2500x dan 1000x dimana partikel tanah terlihat membesar dan semakin menghitam seiring dengan pencampuran tanah lempung dan abu cangkang sawit tersebut. 5.1.C Analisa Unsur Kimia Abu Cangkang Sawit Pengujian komposisi kimia abu cangkang sawit dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA Universitas Sumatera Utara. Unsur-unsur kimia yang diperoleh dari hasil penelitian adalah Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , CaO, dan MGO. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.3. Unsur abu cangkang sawit didominasi oleh silikat SiO 2 , Aluminat Al2O3 dan kadar kapur aktif, atau quick lime CaO. Kadar silikat tersebut akan menambah prosentase yang cukup besar pada tanah lempung.

5.2 Klasifikasi Tanah

Dokumen yang terkait

Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test) Pada Stabilitas Tanah Lempung Dengan Campuran Semen Dan Abu Cangkang Sawit

14 117 79

Komparasi Nilai Daya Dukung Tanah Lempung Ditinjau Dari Hasil Uji Skala Penetrasi Konus Dinamis, Uji Cbr Laboratorium Dan Uji Kuat Tekan Bebas

7 48 82

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Ampas Tebu Terhadap Stabilitas Tanah Lempung dengan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Uncofined Compression Test) dan Ditinjau dari Nilai CBR

2 11 107

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi Terhadap Stabilitas Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Penggunaan Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

1 11 108

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 1 19

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 1 13

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG TERHADAP KUAT DUKUNG DAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG TANON PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG TERHADAP KUAT DUKUNG DAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG TANON.

0 0 17

PENDAHULUAN PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG TERHADAP KUAT DUKUNG DAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG TANON.

0 0 4

Kajian Efektifitas Penggunaan Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi Terhadap Stabilitas Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Penggunaan Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)

0 0 16

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN ABU CANGKANG SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN BATA MERAH

0 0 11