dibagi menjadi 2 bagian pengujian yaitu pengujian untuk tanah asli dan tanah yang telah distabilisasi. Untuk tanah asli pengujian yang dilakukan pengujian kadar air,
analisa saring dan hydrometer, batas-batas konsistensi, uji proctor standard, uji CBR soaked dan unsoaked, serta pengujian UCT sedangkan untuk tanah yang telah
distabilisasi untuk tiap variasi campuran dilakukan pengujian kadar air, analisa saringan, berat jenis, batas-batas konsistensi, standard proctor, pengujian CBR soaked
dan unsoaked, dan UCT.
3.5 Pengujian Indeks dan Identifikasi Tanah Lempung
Pengujian pendahuluan untuk identifikasi tanah lempung adalah: -
Kadar Air w ASTM-D-2216-92 Kadar air dipakai sebagai penunjang dalam percobaan Atterberg limit,
Compaction, Unconfined Comppression Strength. - Uji kepadatan tanah gd ASTM-D-698-78
Dengan mengetahui kadar air dapat pula ditentukan berat isi kering gd. - Specific gravity Gs ASTM-D-8554-58
Pengujian Specific gravity untuk butiran tanah lebih halus dari saringan nomor 4 menyesuaikan pada ASTM-D-8554-58 dengan bantuan alat
yang dipakai adalah Picnometer. Tujuan pengujian ini adalah untuk mendapatkan nilai Gs terhadap tanah asli dan Abu Cangkang sawit yang
dicampur dengan tanah asli.
Universitas Sumatera Utara
Rumus berat jenis tanah Gs adalah:
Gs = 3.1
Keterangan W
1
= Berat Piknometer gram W
2
= Berat Piknometer + tanah kering gram W
3
= Berat Piknometer + tanah + air gram W
4
= Berat Piknometer + air gram
-
Batas Konsistensi Atterberg Limit ASTM-D-423-66, ASTM-D-424-59,
ASTM-D-427-61
Alat yang dipakai adalah Grooving Tool Cassagrande. Tujuan pengujian ini adalah untuk mendapatkan Liquid Limit, Plastis Limit dan juga
Shrinkage Limit terhadap tanah asli dan Abu Cangkang Sawit yang
dicampur dengan tanah asli. Batas cair ditentukan dengan melakukan percobaan pada sampel yang
ditebarkan pada mangkuk perunggu dan dibagi dua dengan Grooving tool alat pencelah. Sampel kemudian dibiarkan jatuh bersama dari
goncangan yang disebabkan jatuhnya mangkuk berulangkali pada peralatan standard. Pengujian dilakukan sebanyak 4 kali untuk masing-
masing variasi. Batas Plastis ditentukan dengan menekan dan menggulung suatu porsi
kecil tanah plastis sedemikian menyerupai benang dengan Ө3mm.
Contoh tanah yang tepat pada Ө3mm mulai menunjukkan tanah dalam
Universitas Sumatera Utara
keadaan batas plastis. Kemudian contoh tanah tersebut diperiksa kadar airnya. Jika batangan belum mencapai
Ө 3mm sudah menunjukkan retak maka tanah tersebut terlalu kering dan percobaan harus diulang dengan
menambah kadar airnya dan sebaliknya jika batangan sudah mencapai Ө
3mm dan belum menunjukkan retak maka tanah terlalu basah. Indeks Plastisitas PI dihitung dengan selisih anatar batas cair LL dan batas
plastis PL seperti yang terlihat pada Gambar 3.1 dan 3.2. Rumus batas plastis PL:
Batas Plastis = 3.2
Keterangan a = berat cawan kosong b = berat cawan + batangan sampel tanah
c = berat cawan + batangan sampel tanah kering Batas susut seperti yang terlihat pada Gambar 3.3 dapat didefinisikan
sebagai kadar air terkecil dimana tanah dapat menjadi jenuh sempurna. Adapun rumus untuk batas susut:
Batas Susut = w - x 100 3.3
Keterangan w = kadar air tanah basah
V
1
= volume tanah basah V
2
= volume tanah kering W = berat tanah kering
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Pengujian Batas Konsistensi Liquid Limit
Gambar 3.2 Plastis Limit
Gambar 3.3 Batas Susut
Universitas Sumatera Utara
-
Analisa Saringan Sieve Analysis ASTM-D-421-58 Alat yang dipakai adalah Saringan seperti yang terlihat pada Gambar 3.4.
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui ukuran butir dan susunan butir gradasi tanah yang tertahan saringan No. 200. Pengujian ini dilakukan juga
terhadap tanah asli dan abu cangkang sawit yang dicampur dengan tanah asli.
Gambar. 3.4 Analisa Saringan
- Uji X-Ray Diffraction XRD
Salah satu metode penentuan mineral lempung secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan sifat fisik adalah dengan sinar X seperti pada Gambar
3.5 dan 3.6. Dalam penelitian untuk menentukan jarak antar partikel lempung dapat dilakukan dengan analisa SEM scanning electron microscopy seperti
pada Gambar 3.7 dan juga digunakan untuk mengetahui morfologi permukaan lempung.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5 X-Ray Diffraction
Gambar 3.6 X-Ray Diffraction
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.7 Foto SEM Scanning Electron Microscopy
3.6 Pengujian Utama