2.7.1. Pemanfaatan Abu Cangkang Sawit
Abu cangkang sawit merupakan bahan pozzolanic, yaitu material utama pembentuk semen, yang mengandung senyawa silika oksida SiO
2
aktif yang apabila bereaksi dengan kapur bebas atau kalsium hidroksida CaOH
2
dan air akan membentuk material semen yaitu kalsium silikat hidrat C – S – H.
Gambar 2.13 Abu cangkang sawit yang menggunung di pabrik kelapa sawit sisa dari pembakaran cangkang dan serat kelapa sawit di dalam dapur atau
tungku pembakaran boiler.
Selain itu, abu cangkang sawit tersebut juga mengandung kation anorganik seperti kalium, natrium. Berdasarkan pengamatan secara visual, abu cangkang sawit
memiliki berbagai karakteristik diantaranya, bentuk partikel abu-abu tidak beraturan, ada yang memiliki butiran bulat panjang dan bersegi dengan ukuran butiran 0 – 2,3
mm serta memiliki warna abu-abu kehitaman seperti yang terlihat pada Gambar 2.13 diatas.
Universitas Sumatera Utara
http:sipilholic.blogspot.comabu20sawitabu-sawit-perekat-alternatif-dalam.html
diakses pada 16122010 Aplikasi dalam ilmu teknik, abu cangkang sawit dimanfaatkan sebagai bahan
tambahan pengeras semen dalam desain beton mutu tinggi, bahan pengisaph dalam lapisan perkerasan jalan raya, bahan stabilisator campuran tanah lempung dan tanah
dasar pada lapisan jalan raya. Hasil penelitian unsur kimia yang terdapat didalam abu cangkang sawit pada
penelitian yang dilakukan di FMIPA Kimia USU dapat dilihat pada Tabel 2.8. Tabel 2.8 Komposisi unsur kimia abu cangkang sawit
Labkimia FMIPA USU, 2011 UnsurSenyawa
Abu Cangkang Sawit Silica SiO
2
Kalsium Oksida CaO Magnesium Oksida MgO
Besi Oksida Fe
2
O
3
Aluminium Karbonat Al
2
O
3
67,40 1,54
3,02 0,01
10,01
2.7.2 Material Alternatif Abu Cangkang Sawit
Pabrik pengolahan minyak sawit Bakrie Plantations yang terletak didaerah Kisaran dengan kapasitas produksi sebesar 42 Tonjam atau 504 Tonhari dengan
jumlah jam kerja pabrik 12 jam, maka pabrik kelapa sawit memproduksi 500 ton TBShari menghasilkan 30.000 kg cangkang kelapa sawit dan 60.000 kg fibersabut
kelapa sawit.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini stabilitator menggunakan abu cangkang sawit yang terdiri dari cangkang dan fiber yang digunakan sebagai bahan bakar ketel, sebagai limbah
yang dihasilkannya berupa abu cangkang sawit, dapat kita lihat pada Tabel 2.9. Tabel 2.9 Data pemakaian fiber dan cangkang Kisaran Palm Oil Mill, 2010
TBS diolah Cangkang dan fiber yang
dihasilkan Cangkang dan fiber setelah
pembakaran TBS Kg
500400 Cangkang
Kg 30.000
Fiber Kg
60.000 Total
Kg 90.000
Total Kg
4.500
Dari jumlah total cangkang dan fiber yang dihasilkan dari produksi TBS dapat diketahui jumlah abu cangkang sawit setelah pembakaran yaitu:
ACS = x 100 = 5
Tabel diatas adalah hasil survey 1 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang ada di Sumatera Utara tepatnya, pada Pabrik Pengolahan Kepala Sawit Bakrie Plantation
yang terletak di Kisaran Sumatera Utara, ketersedian abu cangkang sawit sebagai berikut:
Untuk 1 hari produksi, dari 504 tonhari dapat menghasilkan abu cangkang sawit ± 4.500 kghari atau 5 ACS dari 504 Ton TBS.
Untuk 30 hari ± 4.500 kg x 30 = 135.000 kg abu cangkang sawitbulan atau 135 Tonbulan.
Hal ini bisa diakumulasi dari jumlah pabrik pengolahan kelapa sawit yang ada di seluruh Indonesia khususnya area Sumatera Utara. Tabel 2.10 menunjukkan jumlah
Pabrik dan Kapasitas Pengolahan Kelapa Sawit di Indonesia pada Tahun 1998.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.10 Jumlah pabrik dan kapasitas PKS di Indonesia pada Tahun 1998 No
Propinsi Jumlah Pabrik
Kapasitas TON TBSjam 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 D.I Aceh
Sumatera Utara Sumatera Barat
Riau Jambi
Sumatera Selatan Bengkulu
Lampung Jawa Barat
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
Irian Jaya 13
80 7
44 9
13 7
4 2
10 3
3 3
1 4
2 380
3071 295
2017 375
501 230
125
60 430
90 110
130 30
150 80
INDONESIA 205
8074 Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004
Berikut adalah tabulasi mengenai produksi TBS perkebunan kelapa sawit di Indonesia berdasarkan pengusahaannya pada kurun waktu 1998-2006 seperti pada
Tabel 2.11. Tabel 2.11 Produksi TBS perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Produksi TBS Ton Tahun
Perkebunan Rakyat
Perkebunan Besar Negara
Perkebunan Besar Swasta
Total Nasional 1998
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
1.344.569 1.547.881
1.905.653 2.798.032
3.426.739 3.517.324
3.745.264 3.873.677
4.189.000 1.501.747
1.468.949 1.460.954
1.519.289 1.607.734
1.750.651 2.031.130
2.158.684 2.343.000
3.084.099 3.438.830
3.633.901 4.079.151
4.587.871 5.172.859
6.466.132 7.079.579
7.668.000 5.930.415
6.455.660 7.000.508
8.396.472
93922.344 10.440.824
12.224.526 13.111.940
14.200.000
Sumber : Balai Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2007
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara merupakan salah satu pusat perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Luas perkebunan kelapa sawit rakyat di Sumatera Utara pada tahun 2007
sebesar 372.153 Ha dengan produksi 4.8951.830 ton TBS kelapa sawit. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit rakyat di Sumatera Utara.
Didaerah ini terdapat 132.670 Ha kebun sawit rakyat atau 35,65 dari seluruh perkebunan kelapa sawit rakyat di Sumatera Utara seperti disajikan dalam Tabel 2.12.
Tabel 2.12 Produksi TBS perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara 2004-2007 No Propinsi
Luas TanamanHa ProduksiTBSTon
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 Nias
Mandailing Natal Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah Tapanuli Utara
Toba Samosir Labuhan Batu
Asahan Simalungun
Dairi Karo
Deli Serdang Langkat
Nias Selatan Humbang Hasundutan
Pakpak Barat Samosir
Serdang Bedagai Batubara
Padang Lawas Utara -
14.075 67.572
2.259 38
769 132.670
60.997 25.748
133 1.197
13.860 41.424
- 396
1.508 9.505
- -
- -
176.353 827.320
24.140 4
11.243 1.703.156
797.129 490.304
739 16.661
177.267 534.762
- 325
12.648 123.774
- -
-
Total 2007
2006 2005
2004 372.153
363.095 314.213
243.100 4.895.830
4.486.478 4.167.262
3.132.124
Sumber : Balai Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Dari data perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit dapat dilihat jumlah tandan buah segar TBS yang begitu besar maka dapat ditentukan pula jumlah abu
cangkang sawit yang tersedia dari jumlah TBS yang diproduksi dimulai dari jumlah TBS yang akan diolah kemudian jumlah cangkang dan fiber hasil pengolahan TBS
lalu dapat dilihat jumlah abu cangkang sawit hasil pembakaran cangkang dan fiber sebagai bahan bakar ketel perebusan tandan buah segar TBS.
Ketersediaan material alternatif sebagai bahan stabilisasi yang ada saat ini dirasa cukup karena didalam penggunaannya juga akan dicampur dengan tanah
lempung yang rusak, penggunaannya juga berdasarkan persentase berat tanah yang akan distabilisasi.
2.8 Stabilisasi Tanah Lempung Dengan Abu Cangkang Sawit