Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing

134 2. Tahun ketujuh 30 tiga puluh persen 3. Tahun kedelapan 37 tiga puluh tujuh persen 4. Tahun kesembilan 44 empat puluh empat persen 5. Tahun kesepuluh 51 lima puluh satu persen Dalam pasal 97 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012, menjelaskan pengalihan saham PMA tambang mineral dan batubara dilakukan secara berurutan kepada pemerintah pusat terlebih dahulu. Jika pemerintah tidak bersedia membeli saham dimaksud, maka ditawarkan kepada pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupatenkota. Jika pemerintah provinsi atau pemerintah provinsi atau pemerintah kabupatenkota tidak bersedia maka ditawarkan kepada BUMN dan BUMD dengan cara lelang. Apabila BUMN dan BUMD tidak bersedia membeli saham ditawarkan kepada badan usaha swasta nasional dengan cara lelang. Dalam pengalihan saham ini tentu harus memperhatikan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan substansi kontrak yang dibuat antara pemerintah Indonesia dengan investor asing yang dituangkan dalam dokumen kontrak karya. Peraturan perundang-undangan itu antara lain sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing

Lahirnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing ditujukan untuk mengundang para investor asing untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Hal ini disebabkan pada saat itu terjadi kemerosotan pada daya beli masyarakat. Sementara itu, potensi sumber ekonomi yang dimiliki oleh Universitas Sumatera Utara 135 Indonesia belum dapat diolah dengan baik karena keterbatasan modal. Untuk itu, investasi asing sangat dibutuhkan oleh pemerintah Indonesia dalam melanjutkan pembangunan nasional karena keberadaan investasi asing dapat memberikan manfaat bagi negara, khususnya Indonesia. Investasi yang ditanamkan oleh investor di Indonesia dapat seratus persen berasal dari investor asing, tetapi bisa juga investasinya berasal dari gabungan modal asing dan modal Indonesia. Investor asing dapat menanamkan investasinya sebanyak 80, sementara investor domestik memiliki investasi sebanyak 20. Walaupun Investor asing diperkenankan untuk menanamkan investasi 100 di Indonesia, investor asing mempunyai kewajiban untuk mengalihkan saham yang dimilikinya kepada pemerintah Indonesia, warga negara Indonesia, atau badan hukum Indonesia sebanyak 51. Dalam undang-undang ini hanya ada satu pasal yang mengatur tentang divestasi saham, yaitu pasal 27 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967, berbunyi sebagai berikut: 1 Perusahaan tersebut pada pasal 3 yang seluruh modalnya adalah modal asing wajib memberi kesempatan partisipasi bagi modal nasional secara effektif setelah jangka waktu tertentu dan menurut imbangan yang ditetapkan oleh pemerintah. 2 Jikalau partisipasi termaksud dalam ayat 1 pasal ini dilakukan dengan penjualan. Penjabaran lebih lanjut dari ketentuan yang tercantum dalam pasal 27 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967, telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Yang Didirikan Universitas Sumatera Utara 136 Dalam Rangka Penanaman Modal Asing, dalam peraturan ini hanya ada satu pasal yang mengatur tentang divestasi saham, khususnya saham yang dimiliki oleh investor asing. Ketentuan ini hanya mengatur divestasi saham terhadap pemilik modal asing. Divestasi ini baru dilakukan setelah berproduksi komersial dalam jangka waktu paling lama 15 tahun. Kedudukan perusahaan juga tidak berubah status hukumnya. Misalnya, PT Newmont Nusa Tenggara telah menjual sahamnya kepada pemerintah Indonesia, maka perusahaan tersebut tetap bernama PT.Newmont Nusa Tenggara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 kini tidak berlaku lagi karena telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal