Ketentuan Umum Analisis Hukum Tentang Pemilikan Saham Pada Perusahaan Penanaman Modal Asing

76

1. Ketentuan Umum

Sebagaimana tercantum pada pasal 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman modal, perusahaan dalam negeri yang akan melakukan kegiatan penanaman modal diperkenankan untuk memilih bentuk perusahaan yang dianggap lebih cocok, untuk perusahaan penanaman modal asing wajib diwujudkan dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan harus berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Selain itu, penanaman modal asing diwajibkan untuk menjaga agar selama kegiatan penanaman modal masih berlangsung, bentuk badan usahanya tetap dapat mengikuti aturan yang dicantumkan pada Undang-Undang tersebut. Secara umum, setiap penanam modal berkewajiban dan bertanggung jawab untuk: 94 a. Menjamin mengenai tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. b. Menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian yang mungkin timbul jika penanam modal menghentikan, meninggalkan, atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. c. Menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktek-praktek monopoli, dan hal-hal lainnya yang merugikan negara; d. Menjaga kelestarian lingkungan hidup; e. Menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesehatan pekerja; serta 94 Ibid , hal.128-129 Universitas Sumatera Utara 77 f. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain dari hal-hal yang disebutkan diatas, pemerintah menganggap perlu untuk menambah persyaratan-persyaratan dalam bentuk kewajiban tambahan bagi para penanam modal yang melakukan kegiatan usaha dibidang pengolahan sumber daya alam yang tidak terbarukan. Untuk tujuan konservasi lingkungan, para penanam modal di bidang sumber daya alam yang tidak terbarukan tersebut diwajibkan untuk mengalokasikan secara bertahap sejumlah dana yang dimaksudkan guna pemulihan kembali lokasi kegiatan usaha kepada keadaan semula, yang harus memenuhi standar kelayakan lingkungan hidup.

2. Ketenagakerjaan.