b. Kekerasan dalam area publik. Berbagai bentuk kekerasan yang terjadi di
luar hubungan keluarga atau hubungan personal lain, sehingga meliputi berbagai bentuk kekerasan yang sangat luas, baik yang terjadi di semua
lingkungan tempat kerja, di tempat umum, misalnya pornografi, perdagangan seks pelacuran, dan lain-lain.
c. Kekerasan yang dilakukan oleh dalam lingkup Negara. Kekerasan secara
fisik, seksual, dan atau psikologis yang dilakukan dibenarkan atau didiamkan terjadi oleh Negara dimana pun terjadinya. Termasuk dalam
kelompok ini adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam pertentangan antar kelompok, dan situasi konflik bersenjata yang berkaitan dengan
pembunuhan, perkosaan sistematis, perbudakan seksual dan kekerasan paksa.
35
1. Tipologi Kekerasan Terhadap Perempuan
Sebenarnya tindak kekerasan terhadap perempuan dibedakan dengan beberapa aspek bila dilihat dari muatannya. Bentuk-bentuk kekerasan pada
perempuan dapat berupa fisik atau psikis, selain itu dapat dilakukan secara aktif menggunakan kekerasan atau pasif menelantarkan, dan pelanggaran seksual.
Yang sering terjadi adalah kombinasi dari berbagai bentuk, walaupun bisa saja hanya salah satu dari bentuk diatas.
36
35
Ibid.
Dalam bukunya, Aroma Elmina Martha mengutip Harkristuti Harkrisnowo membagi kekerasan terhadap perempuan ke
dalam bentuk kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan psikologis, kekerasan
36
Tapi Omas Ihromi, Dkk Ed. 2006. Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita.Bandung: PT Alumni, Hlm 268.
Universitas Sumatera Utara
ekonomi dan kekerasan politik.
37
1 Kekerasan fisik
Namun secara umum bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan terdiri atas :
Kekerasan fisik terhadap perempuan dapat berupa dorongan, tendangan, pukulan, cekikan, bekapan, luka bakar, pemukulan dengan alat pemukul,
kekerasan tajam, siraman zat kimia atau air panas, dan masih banyak lagi kekerasan fisik yang diterima oleh perempuan korban kekerasan. Kadang-kadang
kekerasan fisik ini diikuti dengan kekerasan seksual, baik berupa serangan ke alat- alat seksual payudara dan kemaluan maupun persetubuhan paksa perkosaan.
Pada pemeriksaan terhadap korban akibat kekerasan fisik maka yang dinilai sebagai akibat penganiayaan adalah bila didapati luka yang bukan diakibatkan
kecelakaan pada perempuan. Bekas luka itu dapat diakibatkan oleh suatu kekerasan tunggal atau kekerasan yang sudah dialami oleh perempuan secara
berulang-ulang, dari luka yang ringan sampai pada luka yang berakibat fatal.
38
2 Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah setiap penyerangan yang bersifat seksual terhadap perempuan, baik telah terjadi persetubuhan atau tidak, dan tanpa
memperdulikan hubungan antara pelaku dan korban. Pembedaan aspek fisik dan seksual dianggap perlu karena ternyata tindak kekerasan terhadap perempuan
yang bernuansakan seksual tidak sekedar melalui perilaku fisik belaka.
39
37
Ibid, Hal 35.
38
Ibid.
39
Ibid, hal 36.
Universitas Sumatera Utara
3 Kekerasan psikologi
Pada kekerasan psikologi, sebenarnya dampak yang dirasakan lebih menyakitkan daripada kekerasan secara fisik. Bentuk tindakan ini sulit untuk
dibatasi pengertiannya karena sensitivisme emosi seseorang sangat bervariasi. Identifikasi akibat yang timbul pada kekrasan psikis sulit diukur. Namun ada yang
berpendapat bahwa sesungguhnya kekerasn fisik akibatnya justru lebih menyakitkan. Ada beberapa alasan yan digunakan, diantaranya: Pertama,
sekalipun tindak kekerasan psikologi jauh lebih menyakitkan, karena dapat merusak kehormatan seseorang, melukai harga diri seseorang, merusak
keseimbangan jiwa, namun kekerasan psikologis tidak akan merusak organ tubuh bagian dalam bahkan tindakan yang berakibat kematian. Sebaliknya kekerasan
fisik kerap menghasilkan hal yang demikian. Kedua, kekerasan fisik jauh lebih mudah diukur dan dipelajari, tulang yang patah, atau hidung yang berdarah, atau
mata yang bengkak dan memar, jauh lebih mudah diuji dan divisum, ketimbang kekerasan emosional yang membuat orang merasa dipermalukan atu dilecehkan.
Sekalipun kekerasan psikologis tidak bisa dikurangi kadarnya dan biasanya selalu terjadi pada kekrasan terhadap pasangan.
40
4 Kekerasan Ekonomi
Hal ini biasa terjadi dalam lingkup rumah tangga, misalnya suami mengontrol keuangan istri, memaksa atau melarang istri bekerja untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, serta tida memberika uang belanja atau si suami menghabiskan uang si istri.
40
Ibid, hal 36-37.
Universitas Sumatera Utara
2. Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Konteks Rumah Tangga