Jenis – Jenis Surfaktan. Emulsifier Surfaktan

Permintaan surfaktan di dunia internasional cukup besar. Pada tahun 2004, permintaan surfaktan sebesar 11,82 juta ton per-tahun dan pertumbuhan permintaan surfaktan rata-rata 3 persen per-tahun Widodo, 2004. Penggunaan surfaktan sangat bervariasi, seperti bahan deterjen, kosmetik, farmasi, makanan, tekstil, plastik dan lain- lain. Beberapa produk pangan seperti margarin, es krim, dan lain-lain menggunakan surfaktan sebagai satu bahannya. Syarat agar surfaktan dapat digunakan untuk produk pangan yaitu bahwa surfaktan tersebut mempunyai nilai Hydrophyle Lypophyle Balance HLB antara 2-16, tidak beracun, serta tidak menimbulkan iritasi. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai bahan pembasah wetting agent, bahan pengemulsi emulsifying agent dan bahan pelarut solubilizing agent . Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi dengan cara menurunkan tegangan antarmuka, antara fasa minyak dan fasa air. Surfaktan dipergunakan baik berbentuk emulsi minyak dalam air maupun berbentuk emulsi air dalam minyak Genaro, 1990.

2.3.1 Jenis – Jenis Surfaktan.

a. Surfaktan anionik • Jenis surfaktan yang paling besar jumlahnya • Tidak compatibel dengan jenis surfaktan kationik • Sensitif terhadap air sadah atau hard water. Derajat sensitifitasnya : carboxylate phosphate sulfate sulfonate • Rantai pendek polyoxyethylene antara gugus anionik dan hidrokarbon meningkatkan toleransi terhadap garam • Rantai pendek polyoxypropylene antara gugus anionik dan hidrokarbon meningkatkan kelarutan dalam solven organik. • Jenis sulfate mudah terhidrolisa oleh asam-asam dalam proses auto catalytic. Jenis yang lain stabil, asalkan tidak digunakan pada kondisi ekstrim. Universitas Sumatera Utara Contoh surfaktan anionik : - Carboxylat soap RCOO – - Sulphonate RSO - Sulfate RO SO 3 - Phosphate ROPOOH 3 2 O flotation collector mineral ores; dispersant inorganic pigment; anticaking agent fertilizers; conditioner hair dll. Contoh surfaktan kationik • Diamine Hydrochloride • Polyamine Hydrochloride • Dodecyl dimethylamine Hydrochloride • Imidazoline Hydrochloride • Alkyl imidazoline ethylenediamine Imidazoline b. Surfaktan kationik • Jenis surfaktan yang banyak jumlahnya setelah anionik dan nonionik. • Pada umumnya tidak kompatibel dengan jenis anionik. • Mempunyai sifat indeks yang lebih tinggi dibanding surfaktan jenis lain • Mempunyai sifat adsorpsi permukaan yang baik; penggunaan utama berhubungan dengan in situ surface modification : anticorrosion agent steel; c. Surfaktan non-ionik • Merupakan surfaktant kedua terbesar • Kompatibel dengan semua jenis surfaktan • Sensitif terhadap hard water • Berbeda dengan surfaktan ionik, sifat fisik-kimia surfaktan nonionik tidak terpengaruh oleh penambahan elektrolit • Sifat fisik-kimia senyawa ethoxylated sangat tergantung pada temperatur Universitas Sumatera Utara Contoh surfaktan nonionik - Alkohol ethoxylates - Mono alkanolamide ethoxylates - Fatty amine ethoxylates - Fatty acid ethoxylates - Ethylene oxyde propylene oxide copolymers - Alkyl phenol ethoxylates d. Surfaktan ampoterik Zwiter ion Surfaktan zwiter ion mengandung dua muatan yang berbeda dan dapat membentuk surfaktan amfoter. Perubahan muatan terhadap pH pada surfaktan amfoterik mempengaruhi pembentukan busa, pembasahan, sifat deterjen dan lainnya. Contoh dari zwiter ion adalah : - Lauryldimethyl betaine - Cocoamidopropyl betaine - Oleyl bis hydroxyethyl betaine - Carboxy glycinate - Alkylampodiacetate - Aminoalkanoate Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Hydrophilic - Liphophilic Balance HLB