temperatur adalah suatu hal yang penting dalam pembuatan campuran dan perkerasan beraspal. Pengetahuan ini berguna untuk mengetahui pada temperatur berapa aspal dan
agregat dapat dicampur dan dipadatkan.
4.2 Hasil dan Analisis Penentuan Energi aktivasi
Penentuan energi aktivasi ini didasarkan dari persamaan Arrhenius, Energi aktivasi biasanya dinotasikan dalam Ea dengan E menotasikan energi dan a yang
ditulis subscribe menotasikan aktivasi, kata aktivasi memiliki makna bahwa suatu rekasi kimia membutuhkan tambahan energi untuk dapat berlangsung dan diberikan
dalam satuan Kilojoule per mole. Energi aktivasi dapat ditentukan dengan mengolah data dari grafik hubungan ln
1 �
dan
1 �
. Berikut ini contoh perhitungan energi aktivasi dari aspal emulsi dengan variasi
perbandingan bb dalam 100 gram : 55:35:10; 60:30:10; 65:25:10; 70:20:10; 75:15:10 dengan menggunakan emulsifier yang berbeda yaitu Tween 80, Polivinil
Alkohol, Dietanolamida.
Tabel 4.5 Data Percobaan Penentuan Energi Aktivasi T
o
T C
o
1 T
K Viskositas η
1 η
Ln
1 η
=
ln k
80 90
100 110
120 353
363 373
383 393
0.002833 0.002755
0.002681 0.002611
0.002545 1600
1300 1000
900 600
0.000625 0.000769
0.001 0.001111
0.001666 -7.37776
-7.717012 -6.90776
-6.80239 -6.39693
Universitas Sumatera Utara
Persamaan liniear No
1 �
x ln k y
x.y
X 2
1 2
3 4
5 0.002833
0.002755 0.002681
0.002611 0.002545
-7.37776 -7.717012
-6.90776 -6.80239
-6.39693 -0.0209
-0.01975 -0.01852
-0.01776 -0.01628
8.03.10 7.59.10
-6
7.19.10
-6
6.82.10
-6
6.47.10
-6 -6
Ʃ 0.013424
-34.655 -0.09321
3.61.10
-5
Data Selengkapnya di lampiran 9.
Rumus : y = a + bx
a = ƩyƩx
2
− ƩxƩxy n
Ʃx
2
− Ʃx
2
b =
5Ʃxy−ƩxƩy n Ʃx
2
−Ʃx
2
a = −34.6553.61. 10
−5
− 0.013424−0.09321 5 3.61. 10
−5
− 0.013424
2
a = 1.717052
b = 5
−0.09321
−
0.013424 −34.655
5 �
3.61. 10
−5
� −
0.013424
2
b = −3221.08
Universitas Sumatera Utara
Jadi persamaan garisnya adalah : y = a + bx
y = 1.717052 - 3221.08x
Persamaan Arhenius dari Perhitungan : Rumus
:
1 η
= A exp �
−Ea RT
� ln
1 η
= ln A −
Ea RT
ln k = −
Ea R
x
1 T
+ ln A b = Slope =
−
Ea 8.314
-3.221.07847
= −
�� 8.314
Ea = 26780.0464 Jmol = 26.7800464 kJ mol
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara ln
1 η
dengan
1 T
y = -3221,1x + 1,7171 R² = 0,9644
-7,6 -7,4
-7,2 -7
-6,8 -6,6
-6,4 -6,2
0,0025 0,00255
0,0026 0,00265
0,0027 0,00275
0,0028 0,00285
ln 1 η
ln 1T
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Hasil Energi Aktivasi dari Variasi perbandingan Aspal : Air : Surfaktan Variasi
Perbandingan Energi Aktivasi
Kjmol Energi Aktivasi
Kjmol Energi Aktivasi
Kjmol bb
Tween 80 PVA
DEA 55 : 35 : 10
60 : 30 : 10 65 : 25 : 10
70 : 20 : 10 75 : 15 : 10
26.7800 33.2020
45.7783 79.0746
82.6867 50.5542
51.9244 57.3626
58.2269 60.3570
18.4859 26.9393
42.1412 68.83.57
70.5164
Pada Tabel 4.6 memperlihatkan Hasil Energi aktivasi yang ditentukan dengan mengolah data dari grafik hubungan antara ln
1 η
dengan
1 T
. Dari hasil yang diperoleh didapatkan Energi aktivasi pada variasi perbandingan menggunakan surfaktan Tween
80 adalah maksimum adalah 82.6867 Kjmol dan minimum 26.7800 Kjmol dan pada Poilivinil Alkohol PVA diperoleh Harga Energi Aktifasi maksimum 60.3570 Kjmol
dan minimum sebesar 50.5542 Kjmol sedangkan pada Dietanolamida DEA diperoleh Harga Energi aktivasi maksimum sebesar 70.516 Kjmol dan 18.4859 Kj
mol. Pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu makin kecil
aktivasinya, sehingga harga aktivasinya tergantung pada temperatur. Pada grafik 4.2 hubungan antara ln
1 η
dengan
1 T
menunjukkan bahwa harga ln
1 η
berbanding terbalik dengan harga
1 T
rata-rata. Semakin kecil ln
1 η
maka harga
1 T
rata-rata semakin besar. Hal ini sesuai dengan teori dimana energi aktivasi berbanding terbalik dengan laju
reaksi. Ini membuktikan bahwa surfaktan yang digunakan dapat meningkatkan energi aktivasi dan semakin besar konsentrasi variasi perbandingan Aspal, Air dan Surfaktan
semakin besar pula Energi Aktivasi yang diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil dan Analisis Pengujian Padatan