METODOLOGI 39 HASIL DAN PEMBAHASAN 45

2.10 Scaning Elektron Microscopy SEM 38

BAB 3 METODOLOGI 39

3.1 Bahan-Bahan 39 3.2 Alat-Alat 39 3.3 Prosedur Penelitian 39 3.3.1 Preparasi Aspal, air dan surfaktan 39 3.3.2 Proses Pembutan Aspal Emulsi 40 3.3.3 Karakterisasi Aspal Emulsi 40 3.3.3.1 Karakterisasi Dengan Uji Viskositas 40 3.3.3.2 Penentuan Energi Aktivasi 41 3.3.3.3 Karakterisasi Uji Padatan 41 3.3.3.4 Karakterisasi Dengan FTIR 42 3.3.3.5 Karakterisasi Dengan SEM 42 3.4 Bagan Penelitian 44 3.4.1 Proses Pembuatan Aspal Emulsi 44

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 45

4.1 Hasil dan Analisis Pengujian Viskositas 45 4.2 Hasil dan Analisis Penentuan Energi Aktivasi 51 4.3 Hasil dan Analisis Pengujian Padatan 55 4.4 Hasil dan Analisis Dengan Spektroscopy FT-IR 58 4.5 Hasil dan Analisis Pengujian dengan SEM 60

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

65 5.1. Kesimpulan 65 5.2. Saran 66 DAFTAR PUSTAKA 67 LAMPIRAN 71 Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman Tabel 2.1 Data Jenis Pengujian dan Persyaratan Aspal grade 6070 14 Tabel 2.2 Tingkatan Aspal Emulsi Berdasarkan ASTM dan AASHTO 15 Tabel 2.3 Aktivitas dan Harga HLB Surfaktan 21 Tabel 2.4 Harga HLB Beberapa Surfaktan 22 Tabel 2.5 Angka HLB untuk Beberapa Senyawa Organik cair 24 Tabel 2.6 Karakter fisik Polivinil Alkohol 27 Tabel 2.7 Koefisien Viskositas dari Beberapa Fluida 31 Tabel 2.8 Perbedaan antara Viskositas Cairan dengan Viskositas Gas 34 Tabel 4.1 Viskositas Aspal Murni 45 Tabel 4.2 Viskositas Aspal : Air : Tween 80 46 Tabel 4.3 Viskositas Aspal : Air : Polivinil Alkohol 47 Tabel 4.4 Viskositas Aspal : Air : Dietanolamida 48 Tabel 4.5 Data Percobaan Penentuan Energi aktivasi 51 Tabel 4.6 Hasil Energi Aktivasi dari Variasi Aspal : Air : Surfaktan 54 Tabel 4.7 Penentuan Padatan Variasi Perbandingan Aspal : Air : Surfaktan 56 Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 2.1. Struktur Aspal 9 Gambar 2.2. Produksi Aspal dari Hasil Penyulingan Minyak Bumi 10 Gambar 2.3. Struktur Asphaltenes 11 Gambar 2.4. Struktur Saturate 12 Gambar 2.5. Contoh Aplikasi Aspal Emulsi 14 Gambar 2.6. Struktur Molekul Tween 80 25 Gambar 2.7. Struktur Polivinil Alkohol 26 Gambar 4.1. Grafik Hubungan Antara Viskositas dengan Suhu pada Variasi 49 Perbandingan Aspal Emulsi 55:35:10 Gambar 4.2. Grafik Hubungan Antara Viskositas dengan Suhu pada variasi 49 Perbandingan Aspal Emulsi 75:15:10 dan Aspal Murni 100 Gambar 4.3. Grafik Hubungan Antara l n 1η dan 1T 53 Gambar 4.4. Grafik Padatan Variasi Perbandingan Aspal, Air dan Surfaktan 56 Gambar 4.5. Foto SEM Aspal dengan perbesaran 500 kali 61 Gambar 4.6. Foto SEM Campuran Aspal dengan Tween 80 dan Air dengan 62 Perbesaran 500 kali Gambar 4.7. Foto SEM Campuran Aspal dengan Polivinil Alkohol dengan 63 Perbesaran 500 kali Gambar 4.8. Foto SEM Campuran Aspal dengan Dietanolamida dengan 64 Perbesaran 500 kali Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman Lampiran 1. Spektrum Campuran Aspal, Emulsi Tween 80 Dan Air 75:15:10 72 Lampiran 2. Spektrum Campuran Aspal, PVA Dan Air 75:15:10 73 Lampiran 3. Spektrum Campuran Aspal, Dietanolamida 80 Dan Air 75:15:10 74 Lampiran 4. Spektrum Aspal 75 Lampiran 5. Foto Bahan-bahan Penelitian 76 Lamipran 6. Foto Pengujian Viskositas Aspal Emulsi menggunkan 77 Surfaktan Tween 80, Polivinil Alkohol, Dietanolamida Lampiran 7. Foto Pengujian Jumlah Padatan 78 Lampiran 8. Foto Peralatan Penelitian 79 Lampiran 9. Penentuan Energi Aktivasi Aspal Emulsi menggunakan 80 Surfaktan Tween 80, Polivinil Alkohol, Dietanolamida Lampiran 10. Tabel Viskositas Faktor 91 Lampiran 11. Amidasi Metil Ester Asam lemak Minyak Kelapa Menggunakan 92 Dietanolamina. Lampiran 12. Tabel spesifikasi aspal emulsi anionik 93 Lampiran 13. Tabel spesifikasi aspal emusi 94 Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISTILAH AOAC : Association of Official Agricultural Chemists ASTM : American Standart for Testing and Material CGS : Centimeter Gram Sekon CMS : Cationic Medium Setting cP : Centie Poise CRS : Cationic Rapid Setting CSS : Cationic Slow Setting DEA : Dietanolamida Ea : Energi Aktivasi FT-IR : Fourier Transform Infra Red H FMS : Hoat Float Medium Setting HLB : Hydrophyle Lypophyle Balance HMAC : Hot Mix Asphalt Concrete MC : Medium Curing MS : Medium Setting Pa.s : Pascal Second PVA : Polivinil Alkohol RC : Rapid Curing RS : Rapid Setting SEM : Scanning Electron Microscopy SC : Slow Curing SI : Satuan Internasional SS : Slow Setting SNI : Standar Nasional Indonesia Universitas Sumatera Utara PENGUNAAN SURFAKTAN TWEEN 80, POLIVINIL ALKOHOL DAN DIETANOLAMIDA SEBAGAI BAHAN ADITIF DALAM PEMBUATAN ASPAL EMULSI ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang aspal emulsi dengan menggunakan surfaktan Tween 80, Polivinil Alkohol PVA dan Dietanolamida. Aspal emulsi dapat dibuat dengan mencampurkan variasi perbandingan aspal yang terlebih dahulu dipanaskan pada suhu 120 o C dengan variasi air yang dipanaskan pada suhu 55 o C dan variasi surfaktan Tween 80, Polivinil Alkohol dan Dietanolamida kemudian ditambahkan secara perlahan-lahan dan diaduk dengan agitator selama 5 menit dengan komposisi maksimum perbandingan aspal, air dan surfaktan 75:15:10. Penggunaan surfaktan Tween 80, Polivinil Alkohol, dan Dietanolamida sebagai aditif dalam campuran aspal emulsi dapat meningkatkan viskositas dimana viskositas dari variasi perbandingan Aspal emulsi 75:15:10 dengan menggunakan surfaktan Tween 80 tertinggi 16100 cP dan terendah 1000 cP sedangkan pada Polivinil Alkohol tertinggi 20000 cP dan terendah 4000 cP dan Dietanolamida tertinggi 10000 cP dan terendah 900 cP sementara untuk aspal murni tertinggi 9100 cP dan terendah 1000 cP. Energi aktivasi Ea yang diperoleh pada variasi perbandingan Aspal Emulsi menggunakan surfaktan Tween 80 adalah 70.5164 Kjmol, Poilivinil Alkohol PVA 60.3570 Kjmol dan Dietanolamida DEA 82.6867 Kjmol, Ini membuktikan bahwa surfaktan yang digunakan dapat meningkatkan energi aktivasi, semakin tinggi konsentrasi variasi perbandingan Aspal emulsi semakin tinggi Energi aktivasinya. Pada penentuan padatan, jumlah padatan yang diperoleh meningkat dengan penambahan surfaktan yaitu menggunakan Tween 80 adalah 84.68, Poilivinil Alkohol PVA 84.88 dan Dietanolamida DEA 83.83. Dan hasil morfologi dengan SEM memperlihatkan adanya perubahan struktur setelah penambahan surfaktan. Spektrum FTIR menunjukkan adanya ikatan antara aspal dengan surfaktan dan adanya gugus yang bertambah setelah aspal dicampurkan dengan surfaktan. Kata Kunci : Aspal Emulsi, Surfaktan, Tween 80, Polivinil Alkohol, Dietanolamida Universitas Sumatera Utara THE USE OF SURFACTANT TWEEN 80, POLYVINYL ALCOHOL AND DIETANOLAMIDA AS ADDITIVES IN THE MANUFACTURE OF ASPHALT EMULSION ABSTRACTS It has been done the research about asphalt emulsion by using Surfactant tween 80, Polyvinyl alcohol PVA and Dietanolamida. Asphalt emultion can be made by mixing asphalt ratio variation, heated first at 120 C with water variation heated at temperature 55 C, and then the Surfactant tween 80 variation, Polyvinyl alcohol and Dietanolamida added slowly and stirred with agiator for 5 minutes at maximum comparison of asphalt, water and Surfactant ratio 75:15:10. The use of Surfactant tween 80, Polyvinyl alcohol and Dietanolamida as additives in asphalt emulsion mixture can increase the viscosity, wherein the viscosity of asphalt emultion comparison variation at 75:15:10 is using the highest Surfactant tween 80 , 16100 cP and the lowest 1000 cP while the highest Polyvinyl alcohol is 20000 cP and the lowest is 4000 cP, and the highest Dietanolamida is 10000 cP and the lowest is 900 cP, while the highest pure asphalt is 900 cP and the lowest is 1000 cP. Obtained activation energy Ea in the ratio variation of asphalt emulsion that using Surfactant tween 80 is 70.5164 Kjmol, 60.3570 Kjmol using Polyvinyl alcohol PVA and 80.6867 Kjmol using dietanoamida. This proves that the Surfactant used is able to increase the activation energy, the higher concentration of asphalt emulsion ratio variation the higher activation energy. In defining the solid, the obtained amount of solids increased by addition of 84.64 of Surfactant tween, 80.88 of Polyvinyl alcohol PVA and 83.83 Dietanolamida DEA. And the result of the morphologi with SEM shows the change in structure after addition of Surfactant. FTIR spectrum shows the bond between asphalt and Surfactant ang the group that grew after mixing asphalt and Surfactant. Keywords :Asphalt Emulsion, Surfactant, Tween 80, Polyvinyl Alcohol, Dietanolamida Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN