Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT. XYZ

(1)

STUDI KELAYAKAN USAHA PENDIRIAN PABRIK

PENGGILINGAN PADI MODERN (P3M) PADA PT. XYZ

Oleh

NESSA VIYANTI MUTAHAR

H24104130

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015


(2)

ii

RINGKASAN

NESSA VIYANTI MUTAHAR. H24104130. Studi Kelayakan Usaha Pendirian

Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT. XYZ. Dibawah bimbingan

MIMIN AMINAH.

Penggilingan padi merupakan salah salah satu unsur dalam penanganan pasca pasca panen yang memerlukan proses penanganan dan pengolahan. Ketersediaan panen yang melimpah tidak seimbang dengan output beras yang dihasilkan dikarenakan banyak tingkat kehilangan pada proses penanganan pasca panen yang masih menggunakan alat tradisional. Dengan adanya permasalahan tersebut diharapkan rencana pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) di Kabupaten Sukabumi dapat membantu permasalahan beras dari penanganan hingga pengolahan agar beras yang dihasilkan lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) dari aspek non finansial dan (2) Mengalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) dari aspek finansialnya. Data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara pemilik penggilingan dan pedagang pengumpul dan observasi di lokasi penelitian. Data sekunder didapat dari literatur-literatur terkait, kunjungan ke berbagai dinas, instansi dan tempat yang berhubungan dengan penelitian. Metode pengolahan data kualitatif digunakan untuk menganalisis aspek non finansial, sedangkan pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan alat bantu Microsoft Excel untuk menganalis kriteria kelayakan secara finansial dengan menghitung Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Payback Period (PP), dan analisis sensitivitasnya sehingga dapat diketahui apakah penggilingan padi PT.XYZ layak atau tidak dijalankan.

Berdasarkan aspek non finansial usaha P3M pada PT. XYZ layak secara pasar, dengan penggunaan mesin dan proses produksi yang modern usaha P3M ini layak secara teknis dan teknologi, dari aspek manajemen cukup memudahkan pelaksanaan dari perencanaan usaha P3M, dan juga layak secara sosial ekonomi karena diterima oleh masyarakat dan petani sekitar perusahaan. Dari hasil analisis kelayakan keuangan dari beberapa kriteria kelayakan investasi dengan umur investasi yang telah ditentukan yakni 12 tahun menghasilkan NPV usaha sebesar Rp 10.640.297.000,00 , IRR 37 persen, Net B/C atau PI adalah 4,17 dan PBP adalah 4,26 tahun. Nilai tersebut menunjukkan kelayakan dari suatu usaha. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan Kenaikan biaya variabel yang dapat ditolerir sampai dengan 1,1 persen, sedangkan penurunan permintaan beras masih dapat ditolerir hingga 4,95 persen. Kenaikan biaya variabel dan penurunan permintaan tersebut merupakan batas maksimum apabila bisnis tersebut masih ingin dipertahankan kelayakannya dan apabila biaya variabel dan penurunan permintaan melebihi batas tersebut maka usaha tidak layak untuk dijalankan.


(3)

iii

STUDI KELAYAKAN USAHA PENDIRIAN PABRIK

PENGGILINGAN PADI MODERN (P3M) PADA PT. XYZ

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

NESSA VIYANTI MUTAHAR

H24104130

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015


(4)

iv

Judul Skripsi : Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT. XYZ

Nama : Nessa Viyanti Mutahar

NIM : H24104130

Menyetujui Pembimbing,

Ir. Mimin Aminah, MM.

NIP 196609071991032002

Mengetahui Ketua Departemen

Dr. Mukhamad Najib, STP., MM

NIP 197606232006041001


(5)

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 2 September 1988 sebagai putri satu-satunya dari pasangan Bapak Salim Achmad Al-Mutahar dan Ibu Nemmy Ghazali. Jenjang pendidikan yang dilalui penulis diawali dengan memasuki Taman Kanak-kanak (TK) Bina Insani Bogor lulus pada tahun 1994. Kemudian dilanjutkan di Sekolah Dasar Bina Insani Bogor dan menyelesaikannya pada tahun 2000. Pada tahun 2003 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Bogor. Selanjutnya, di tahun yang sama penulis diterima dan melanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bogor selama tiga tahun.

Tahun 2006, penulis masuk perguruan tinggi melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) pada Program Keahlian Manajemen Agribisnis Direktorat Program Diploma IPB. Setelah itu, pada tahun 2010 dengan bangga penulis diterima sebagai mahasiswa melalui ujian saringan masuk di Program Alih Jenis Manajemen IPB.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh umat yang selalu berada di jalan-Nya.

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang serta penuh tantangan dan rintangan, akhirnya berkah rahmat dan petunjuk dari Allah SWT serta bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Pebruari 2014 ini ialah studi kelayakan bisnis, dengan judul Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT XYZ.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir. Mimin Aminah,MM selaku pembimbing, serta para dosen penguji atas saran dalam perbaikan skripsi ini. Disamping itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pemilik perusahaan PT. XYZ yang telah memberikan waktu untuk penulis dalam mengumpulkan dan menyelesaikan penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan penulis ucapkan juga kepada Papah, Mamah, keluarga, serta seluruh teman-teman atas segala doa, support, dan kasih sayangnya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, April 2015


(7)

vii

DAFTAR ISI

RINGKASAN ii

RIWAYAT HIDUP v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I.PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Penggilingan Padi ... 5

2.1.1 SNI Beras Giling... 6

2.1.2 Proses Penggilingan Padi yang Baik ... 6

2.2 Studi Kelayakan Bisnis ... 9

2.2.1 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ... 10

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis ... 10

2.2.3 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis ... 11

2.3 Penelitian Terdahulu ... 12

III. METODE PENELITIAN ... 13

3.1 Kerangka Pemikiran ... 13

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 15

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 15

3.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran ... 15

3.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi ... 17

3.4.3 Aspek Manajemen ... 17

3.4.4 Aspek Sosial Ekonomi ... 18

3.4.5 Aspek Keuangan/ Finansial ... 19

3.5 Asumsi Dasar ... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 23


(8)

viii

4.1.2 Pelayanan Yang diberikan PT. XYZ ... 25

4.2 Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Padi Modern ... 25

4.2.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran ... 25

4.2.2 Analisis Aspek Teknis dan Teknologi ... 31

4.2.3 Analisis Aspek Manajemen ... 35

4.2.4 Aspek Sosial Ekonomi ... 37

4.2.5 Analisis Aspek Finansial ... 37

4.3 Analisis Kriteria Kelayakan Finansial ... 40

4.4 Analisis Sensitifitas ... 41

KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

1. Kesimpulan ... 43

2. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45


(9)

ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Konsumsi beras nasional tahun 2010-2012 ... 1

2. Luas panen dan produksi tanaman padi Indonesia tahun 2011-2014 ... 2

3. Persyaratan khusus 5 (lima) kelas mutu (SNI 01-6128-1999) ... 6

4. Proyeksi kebutuhan beras berdasarkan geografis ... 26

5. Keunggulan beras sehat dibandingkan dengan beras biasa ... 28

6. Perbandingan harga beras PT XYZ dengan beras merk lainnya... 29

7. Kebutuhan investasi pendirian usaha P3M ... 38

8. Biaya-biaya tetap usaha P3M ... 39

9. Biaya-biaya variabel usaha P3M ... 39

10. Hasil analisis finansial cashflow usaha P3M ... 40

11. Hasil analisis sensitivitas skenario 1 ... 42


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Bagan penanganan pasca panen ... 9

2. Kerangka pemikiran penelitian ... 14

3. Layout penggilingan padi PT. XYZ ... 33

4. Bagan pengolahan padi ... 33


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Komponen biaya investasi usaha P3M ... 48

2. Komponen biaya tetap usaha P3M ... 49

3. Komponen biaya variabel PT. XYZ... 50

4. Cashflow usaha P3M ... 51

5. Analisis sensitifitas penurunan permintaan beras sebesar 2,55% usaha P3M .. 52


(12)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris beriklim tropis yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Kebutuhan pangan Indonesia masih bergantung pada kegiatan pertanian terutama tanaman padi. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu pangan utama yang hasil olahannya beras menjadi komoditas penting dalam pembangunan strategis baik secara sosial, ekonomi, maupun politik.

Menurut Suryana (2002) Beras sebagai bahan pangan pokok tampaknya tetap mendominasi pola makan orang Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari tingkat partisipasi konsumsi beras di Indonesia yang masih diatas 95 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik mencatat konsumsi beras nasional dari tahun 2010-2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2010 rata-rata konsumsi beras mencapai 33.067.791 ton. Pada tahun 2011 naik menjadi 33.563.807 ton beras, dan terus meningkat pada tahun 2012 menjadi 34.067.264 ton. Konsumsi beras Indonesia dinilai sangat tinggi dibandingkan dengan negara Asia lainnya yakni dengan total 139 kg per kapita per tahun.

Tabel 1. Konsumsi beras nasional tahun 2010-2012

Tahun Konsumsi Beras (Ton)

2010 33.067.791

2011 33.563.807

2012 34.067.264

Sumber : BAPPENAS (2013).

Keterangan: *) Terdiri dari konsumsi rumah tangga, penggunaan untuk pakan, bibit, industri pengolahan (makanan dan non makanan) dan tercecer.

Pada tahun 2011 hingga 2013, menurut data angka ramalan I BPS 2014 terjadi peningkatan luas panen dan juga produksi serta produktivitas sawah di Indonesia. Sementara untuk tahun 2014, terjadi penurunan baik dari segi luas panen, produksi maupun produktivitas. Secara umum produktivitas padi sawah maupun luas panen dan produksinya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:


(13)

Tabel 2. Luas panen dan produksi tanaman padi Indonesia tahun 2011-2014

Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ku/Ha)

2011 13.203.643 65.756.904 49.80

2012 13.445.524 69.056.126 51.36

2013 13.835.252 71.279.709 51.52

2014 13.569.941 69.870.950 51.49

Sumber : Data Angka Ramalan I Badan Pusat Statistik (2014).

Dengan adanya kedua data tersebut terlihat bahwa produksi padi dalam negeri masih belum dapat mencukupi seluruh kebutuhan konsumsi nasional. Hal ini yang menjadi alasan utama bagi pemerintah melakukan impor beras demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam rangka mengurangi ketergantungan pada impor diperlukan adanya kemandirian pangan, dengan memacu para pelaku pertanian dalam memaksimalkan produksi padi dan meningkatkan kualitas produksi beras dengan mengurangi tingkat kehilangan panen.

Penggilingan padi merupakan salah salah satu unsur dalam penanganan pasca pasca panen yang memerlukan proses penanganan dan pengolahan. Penggilingan padi dalam persebarannya yang hampir merata di seluruh daerah sentra produksi padi di Indonesia memegang peranan penting merubah padi menjadi beras yang siap diolah untuk dikonsumsi oleh masyarakat maupun untuk disimpan sebagai cadangan. Sampai saat ini mesin yang digunakan masih tradisional dan tua dirasa kurang optimal dalam mengolah padi menjadi beras. Tingkat kehilangan yang tinggi dalam proses pengolahan, waktu yang diperlukan dan juga ketergantungan akan musim pada saat penjemuran gabah menjadi kendala dalam pemenuhan beras untuk mencukupi kebutuhan nasional. Melihat fenomena diatas, tentu pendirian pabrik pengolahan padi modern diperlukan untuk membantu memperbaiki kualitas mutu beras. Dengan menggunakan alat-alat modern maka akan terjadi peningkatan produksi dan peningkatan mutu beras, sehingga nilai jualnya pun akan bertambah. Dengan demikian pemenuhan kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI) dapat terpenuhi, dan konsumen akan lebih percaya untuk membeli produk tersebut.

Maka diperlukan penggilingan padi yang lebih modern, agar beras yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan nilai jual yang tinggi. Solusi yang dirasa baik untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan mendirikan pabrik penggilingan padi modern (P3M). PT. XYZ yang memiliki permasalahan yang


(14)

sama tersebut, menggagas perlunya pabrik penggilingan padi modern (P3M) di Kabupaten Sukabumi. Selain sudah memiliki sistem yang baik dalam mengkoordinir petani anggotanya, PT. XYZ juga memiliki program-program yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para petani dan mampu meningkatkan produktivitas hasil taninya.

Sebelum dilaksanakannya pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) di Kabupaten Sukabumi, perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana kelayakan usaha tersebut. Maka perlu dilakukan analisis studi kelayakan dengan mengkaji beberapa aspek, yaitu aspek finansial maupun aspek non-finansial untuk mengetahui layak atau tidaknya pendirian usaha pabrik penggilingan padi modern (P3M) tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan adanya sebuah perubahan dari menggunakan penggilingan padi dengan alat tradisional menjadi lebih modern agar sesuai standar dan dapat mengurangi tingkat kehilangan, sehingga dapat memenuhi permintaan akan beras. Oleh karena itu, PT. XYZ berencana mendirikan pabrik penggilingan padi modern (P3M) dengan terlebih dahulu melakukan kegiatan studi kelayakan bisnis untuk mengetahui apakah usaha yang hendak dijalankan layak atau tidak. Maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari berbagai aspek non finansial seperti aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, serta aspek sosial ekonomi?

2. Bagaimana tingkat kelayakan pengembangan proyek proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari aspek finansialnya dengan menggunakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP)?

3. Bagaimana menganalisis sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada harga bahan baku dan permintaan?


(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari berbagai aspek non finansialnya.

2. Mengalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari aspek finansialnya.

3. Menganalisis sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada harga bahan baku dan permintaan?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemilik PT. XYZ, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kelayakan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) serta mampu menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam dalam keberlangsungan dan perkembangan.

2. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan informasi bagi masyarakat umum yang sedang atau ingin memulai usaha penggilingan padi modern agar dapat memulai dan mengembangkan bisnisnya.

3. Bagi kalangan akademisi, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pembanding bagi penelitian-penelitian berikutnya dan mampu memperbaiki serta menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Pasirhalang – Sukaraja – Sukabumi – Jabar. Ruang lingkup penelitian akan difokuskan untuk menganalisis kelayakan usaha pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) PT. XYZ untuk mengetahui apakah proyek ini layak dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial.


(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penggilingan Padi

Menurut Patiwiri (2006), penggilingan padi adalah salah satu tahapan pascapanen yang terdiri dari rangkaian mesin-mesin yang berfungsi melakukan proses giling gabah, yaitu dari bentuk gabah kering giling sampai menjadi beras siap konsumsi.

Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting dalam sistem agribisnis padi atau perberasan di Indonesia. Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah atau beras sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional yang dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional (Widodo, 2005).

Sistem penggilingan padi yang dikenal di Indonesia biasa disebut pabrik penggilingan padi. Jumlah pabrik penggilingan padi di Indonesia sebenarnya sudah berkembang cukup pesat, namun antara petani atau kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan) dengan penggilingan padi kecil dan industri penggilingan padi besar (modern), masih berjalan sendiri-sendiri.

Berdasarkan data sensus BPS tahun 2012 total penggilingan padi di Indonesia sebanyak 182.199 unit, yang terdiri penggilingan padi kecil (PPK) 171.495 unit, penggilingan padi sedang (PPS) 8.628 unit, dan penggilingan padi besar (PPB) 2.076 unit. Dengen kapasitas giling PPK menghasilkan beras kurang dari 1,5 ton per jam, PPS 1,5 – 3 ton per jam, sedangkan PPB lebih dari 3 ton per jam.

Dalam proses penggilingan padi menjadi beras giling, diperoleh hasil sampingan (by product) berupa sekam yakni bagian pembungkus atau kulit luar biji, dedak atau bekatul yang merupakan kulit ari, dihasilkan dari proses penyosohan, dan menir merupakan bagian beras yang hancur.


(17)

2.1.1 SNI Beras Giling

Berdasarkan SNI NO. 01-6128-1999 tentang standar mutu beras giling yang meliputi definisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, penandaan, pengemasan dan rekomendasi. Beras giling digolongkan dalam 5 (lima) kelas mutu yaitu I, II, III, IV, dan V, yang dinyatakan dalam persyaratan umum dan persyaratan khusus, sebagai berikut :

a) Persyaratan umum

1. Bebas hama dan penyakit.

2. Bebas bau apek, asam, atau bau asing lainnya. 3. Bebas dari campuran-campuran bekatul.

4. Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan. b) Persyaratan khusus Sertifikasi Nasional Indonesia

Tabel 3. Persyaratan khusus 5 (lima) kelas mutu (SNI 01-6128-1999)

No. Komponen Mutu Satuan Tingkat Mutu

I II III IV V

1. Derajat sosoh (min) (%) 100 100 100 95 85

2. Kadar air (max) (%) 14 14 14 14 15

3. Beras kepala (min) (%) 100 95 84 73 60

4. Beras utuh (min) (%) 60 50 40 35 35

5. Butir patah (max) (%) 0 5 15 25 35

6. Butir menir (max) (%) 0 0 1 2 5

7. Butir merah (max) (%) 0 0 1 3 3

8. Butir kuning/rusak (max) (%) 0 0 1 3 5

9. Butir mengapur (max) (%) 0 0 1 3 5

10. Benda asing (max) (%) 0 0 0.02 0.05 0.2 11. Butir gabah (max) (butir/100 gr) 0 0 1 2 3 12. Campuran varietas lain (max) (%) 5 5 5 10 10 Sumber : BSN (1999).

2.1.2 Proses Penggilingan Padi yang Baik

Menurut DEPTAN (2005), teknik penggilingan padi yang baik melalui tahapan proses sebagai berikut :

1) Persiapan bahan baku

Untuk menghasilkan beras yang berkualitas harus menggunakan bahan baku gabah yang berkualitas pula. Gabah harus diketahui varietasnya, asal gabah, kapan dipanen, kadar air gabah dan langsung dikeringkan sampai kadar air


(18)

14%, baik melalui penjemuran atau menggunakan alat pengering. Penundaan gabah kering panen lebih 2 -3 akan menimbulkan kuning. Gabah yang sudah kering sebaiknya dicegah agar tidak kehujanan karena dapat meningkatkan butir patah dan menir. Usahakan gabah yang digiling adalah gabah kering panen (GKP) yang baru dipanen agar penampakan putih cerah dengan cita rasa yang belum berubah. Bila menggunakan gabah kering yang telah disimpan lebih dari 4 bulan atau 1 musim, maka penampakan beras tidak optimal (buram) dan terjadi perubahan cita rasa (tingkat kepulenan menurun).

2) Proses pemecahan kulit

Pada proses ini, mula-mula tumpukan gabah (GKG) disiapkan di dekat lubang pemasukan (corong sekam) gabah. Mesin penggerak dan mesin pemecah kulit dihidupkan, kemudian corong sekam dibuka-tutup dengan alat klep penutup. Proses pemecah kulit dilakukan 2 kali (ulangan) dan diayak 1 kali dengan alat ayakan beras pecah kulit agar dihasilkan beras pecah kulit (BPK). Ayakan BPK untuk varietas butir bulat (ukuran lubang ayakan 0,8 inci) dan butir panjang (ukuran lubang ayakan 1 inci) berbeda. Proses pemecah kulit berjalan baik bila butir gabah pada beras pecah kulit tidak ada. Namun bila masih banyak butir gabah harus distel kembali struktur rub berroll dan kecepatan putarannya.

3) Proses Penyosohan Beras

Proses ini menggunakan alat penyosoh tipe friksi yaitu gesekan antar butiran, sehingga dihasilkan beras yang penampakannya bening. Beras pecah kulit disosoh 2 kali. Penyosohan pertama menggunakan mesin penyosoh tipe kulit friksi (dapat digunakan merk ICHI N 120 kapasitas 1200 kg per jam) dan sosoh kedua menggunakan mesin penyosoh merk ICHI N 70 kg per jam). Perlu diperhatikan kecepatan putaran untuk mencapai beras berkualitas adalah 1100 rpm dengan menyetel gas pada mesin penggerak dan menyetel katup pengepresan keluarnya beras. Proses penyosohan berjalan baik bila rendemen beras yang dihasilkan sama atau lebih dari 65% dan derajat sosoh sama atau lebih dari 95%. Untuk mengelompokkan kelas mutu beras dapat ditambah ayakan beras. Dianjurkan menggunakan alat


(19)

penyosoh tipe friksi karena menghasilkan kehilangan hasil selama penggilingan terendah (3,14% dibanding alat penyosoh tipe abrasive (3,54%).

Usaha meningkatkan mutu beras hasil giling tergantung dari produk akhir yang diinginkan konsumen. Ada 3 jenis preferensi kondumen terhadap beras, yaitu beras bening, beras putih dan beras mengkilap. Untuk memproduksinya diperlukan proses yang berbeda. Untuk pembuatan beras dengan penampakan bening menggunakan alat penyosoh tipe friksi, untuk beras putih menggunakan alat penyosoh tipe abrasive dan untuk beras putih menggunakan alat penyosoh sistem pengkabutan.

4) Proses Pengemasan

Beras hasil giling sebaiknya tidak langsung dikemas, sampai sisa panas akibat penggilingan hilang. Jenis kemasan disarankan memperhatikan beras isinya. Untuk kemasan lebih dari 10 kg sebaiknya menggunakan karung plastik yang dijahit tutupnya. Sedangkan untuk yang ukuran 5 kg dapat dengan kantong plastik dengan tebal 0,8 mm. Fakta yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis kemasan adalah kekuatan kemasan, bahan kemasan (sebaikknya bersifat tidak korosif dan tidak mencemari produk beras, kedap udara atau pori-pori penyerapan uap air dari luar tidak mengganggu peningkatan kadar air beras dalam kemasan), serta label kemasan untuk beras hendaknya mencantumkan nama varietas (untuk menghindari pemalsuan).

5) Proses Penyimpanan

Tempat penyimpanan beras yang harus diperhatikan adalah kondisi tempat penyimpanan harus aman dari pencurian dan tikus, bersih, bebas kontaminasi hama (Caliandra sp. Dan Tribolium sp.) dan penyakit gudang, ada pengaturan aerasi, tidak bocor dan tidak lembab. Sebelum beras disimpan sebaiknya dilakukan pemeriksaan. Karung keras diletakkan diatas bantalan kayu yang disusun berjejer dengan jarak 50 cm untuk pengaturan aerase, tidak langsung kontak dengan lantai untuk menghindari kelembaban, memudahkan pengendalian hama (fumigasi), serta teknik penumpukan beras.


(20)

Bagan alur penanganan pasca panen padi disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Bagan penanganan pasca panen

2.2 Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan memutuskan apakah sebuah bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stakeholder) dibandingkan dampak negative yang ditimbulkan (Suliyanto, 2010).

Sedangkan menurut Ibrahim (2009), studi kelayakan juga yang sering disebut dengan feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baikdalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selali menggambarkan layak dalam arti financial benefi, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.

Panen

Perontokan

Pembersihan

Pengeringan

Penggilingan

Pengemasan


(21)

2.2.1 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Johan (2011), studi kelayakan memberi manfaat bagi para pihak terkait dengan usaha yaitu :

1. Pihak investor, ingin melihat berapa modal yang harus ditanamkan dan berapa potensi daripada usaha yang dijalankan dan juga nilai tambah yang bisa dihasilkan seperti berapa tambahan pendapatan, apakah pendapatan yang dihasilkan sebanding dengan risiko modal yang ditanamkan. Selain pendapatan yang dihasilkan dan risiko, investor juga akan melihat berapa pengembalian investasi yang ditanamkan.

2. Pihak kreditor, sebagai pihak penyandang dana eksternal, ingin melihat dana eksternal, ingin melihat risiko dana yang akan dipinjamkan dan juga kemampuan pengembalian dana pinjaman untuk jangka waktu berapa lama dan juga kemampuan secara keseluruhan bentuk bisnis yang dijalankan. 3. Pihak manajemen, sebagai pihak yang akan menjalankan usaha maka pihak

manajemen perlu melakukan perencanaan sumber daya yang diperlukan, waktu pelaksanaannya, hasil yang ingin dicapai, dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung, dan juga kemungkinan risiko-risiko yang bisa berdampak yang bisa timbul.

4. Pihak regulator, berkepentingan terhadap bentuk usaha yang dijalankan, usaha yang dijalankan, industri yang dijalankan, dan dampak terhadap masyarakat maupun perekonomian nasional.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Rangkuti 2012, hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat studi kelayakan bisnis dan investasi:

1) Besarnya dana yang dipergunakan

Semakin besar dana yang diperlukan suatu proyek, maka semakin mendalam pula studi kelayakan yang harus dilakukan. Makin besar dana investasi yang dibutuhkan suatu proyek, semakin besar pula risiko kerugian yang dihadapi. Biaya yang diperlukan dalam menyusun studi kelayakan juga akan semakin besar seiring dengan besarnya biaya investasi. Namun, demikian biaya studi kelayakan bisnis ini tetap dirasakan lebih ringan


(22)

dibanding risiko kehilangan modal yang lebih besar apabila investasi dilanjutkan tanpa melakukan studi kelayakan bisnis.

2) Tingkat ketidakpastian proyek

Tingkat ketidakpastian proyek harus dapat diminimalisir sebelum proyek dilakukan. Dengan melakukan studi kelayakan bisnis, ketidakpastian proyek yang terjadi akibat berbagai hal, baik yang dapat diperhitungkan maupun tidak dapat diperhitungkan, dapat diantisipasi secepat mungkin.

3) Kompleksitas proyek

Semakin kompleks suatu proyek, semakin mahal biaya yang diperlukan untuk menyusun studi kelayakan bisnis. Hal ini disebabkan karena studi kelayakan bisnis harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti : besarnya permintaan, perhitungan biaya, suplai bahan baku, kontinuitas produksi, jalur distribusi, serta segala keterkaitannya dengan pihak ketiga.

2.2.3 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Sucipto (2011) dalam studi kelayakan bisnis terdapat beberapa aspek yang harus dianalisis, yaitu :

a. Aspek hukum, berkaitan dengan legalisasi keberadaan bisnis yang akan dijalankan baik dari segi perijinan maupun dari seg badan hukumnya.

b. Aspek pasar dan pemasaran, berkaitan dengan potensi pasar produk yang akan dipasarkan, analisis kekuatan pesaing, estimasi penjualan yang mungkin bisa diraih (market share).

c. Aspek teknis/operasi dan teknologis, berkaitan dengan pemilihan lokasi bisnis, pemilihan mesin dan peralatan yang sesuai dengan kapasitas produksi, penataan layout serta pemilihan tknologi yang sesuai.

d. Aspek manajemen dan organisasi, berkaitan dengan manajemen dalam pembangunan fisik serta manajemen dalam opersionalnya dan struktur organisasi.

e. Aspek sosial ekonomi , mencakup pengaruh proyek terhadap kehidupan sosial dan perekonomian secara makro dan lain sebagainya.

f. Aspek keuangan, berkaitan dengan sumber dan penggunaan dana serta proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dari masing-masing sumber dana yang bersangkutan.


(23)

2.3 Penelitian Terdahulu

Chaerunnisa (2007) meneliti analisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah di desa Cikarawang, Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional dan aspek finansial. Penelitian ini menggunakan pendekatan rencana usaha kolaboratif dengan Participatory Action Research (PAR) dan metode Participatory Rural Appraisal (PRA).

Berdasarkan analisis finansial diperoleh nilai dari beberapa parameter kelayakan proyek yang meliputi Net Present Value (NPV) Rp. 254.889.000,00 ; Internal Rate of Return (IRR) 40,58% ; Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 8,54 ; Payback Periode (PBP) 0,8 tahun. Dari keseluruhan penilaian kriteria tersebut, terlihat bahwa pendirian usaha penggilingan gabah layak untuk didirikan. Dan dari analisis sensitivitas menunjukkan usaha ini tidak sensitif apabila terjadi penurunan volume penjualan sebesar 10 persen dan kenaikan harga input operasional sebesar 10 persen.

Hasibuan (2010) dalam skripsinya yang berjudul Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Penggilingan Padi UD. Kilang Padi Bersama di Kabupaten Padang Lawas Utara. Penelitian ini bertujuan untuk manganalisis aspek-aspek studi kelayakan dengan metode yang ada didalamnya seperti, aspek pasar, aspek manajemen dan organisasi, aspek teknik, aspek ekonomi dan finansil, untuk mengetahui nilai Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), pay back period (PBP), Break Even Point (BEP), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Laba rugi sehingga dapat diketahui apakah Penggilingan padi tersebut selama masa operasional mendapatkan keuntungan atau kerugian.

Dari hasil analisis aspek dalam studi kelayakan pengembangan usaha penggilingan padi UD. Kilang Padi Bersama di peroleh nilai NPV sebesar Rp. 2.751.165.193, PBP sebesar 2,2 tahun, IRR sebesar 41,7375% (IRR ≥ MARR (23 %)), BCR sebesar 2,639918, dan dari hasil analisis tersebut investasi pengembangan usaha penggilingan padi UD. Kilang Padi Bersama layak dan menguntungkan.


(24)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

PT. XYZ merupakan perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas yang didirikan dengan tujuan untuk membantu para petani di sekitar Kabupaten Sukabumi dalam kegiatan pasca panen sehingga mampu menghasilkan beras yang baik dan berkualitas. Pada awalnya PT. XYZ masih menggunakan alat tradisional dan tua, sehingga masih terdapat masalah dalam menjalankan usaha penggilingannya. Ketersediaan panen yang melimpah tidak seimbang dengan output beras yang dihasilkan dikarenakan banyak tingkat kehilangan pada proses penanganan pasca panen. Penggilingan padi dengan alat tradisional memerlukan waktu, tenaga, dan mengakibatkan beras yang dihasilkan kurang optimal. Sehingga dengan adanya permasalahan tersebut PT XYZ berencana untuk mendirikan pabrik penggilingan padi modern (P3M).

Prospek pengembangan usaha penggilingan padi mempunyai harapan yang cukup cerah untuk masa-masa yang akan datang karena kebutuhan akan beras masih cukup tinggi. Hal ini tentu menjadi peluang besar bagi PT. XYZ dalam mendapatkan teknologi yang lebih modern untuk mengolah padi menjadi beras agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Penggilingan padi modern merupakan gagasan yang dapat mengatasi segala permasalahan beras dari penanganan hingga pengolahan.

Pendirian pabrik pengolahan padi modern (P3M) yang akan dilakukan oleh PT XYZ diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan demikian analisis kelayakan terhadap pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) harus dilakukan. Hal ini untuk melihat apakah usaha pendirian pabrik pengolahan padi modern (P3M) ini layak atau tidak dengan mengkaji aspek finansial dan non-finansialnya. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. berikut ini


(25)

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

Penggilingan padi dengan alat tradisional

Analisis studi kelayakan usaha pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M)

Aspek Finansial : 1. NPV 2. IRR 3. Net B/C 4. PP

5. Sensitivitas

Aspek non Finansial : 1. Pasar dan Pemasaran 2. Teknis dan teknologi 3. Manajemen

4. Sosial Ekonomi

Layak Tidak Layak

PT. XYZ

Pendirian Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M)

Ketersediaan Bahan Baku (gabah) Penanganan Pasca Panen yang kurang baik

Implementasi

Evaluasi Kembali


(26)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ yang berlokasi di desa Pasirhalang kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi dengan mengkaji aspek finansial dan aspek non finansial. Kegiatan pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan pada bulan Pebruari – Mei 2014.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan pemilik PT. XYZ dan pedagang pengumpul. Sedangkan data sekunder bersumber dari studi literatur, dan informasi dari beberapa instansi terkait seperti BPS, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi, serta referensi-referensi lainnya berupa makalah, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu.

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualititatif dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui gambaran usaha pendirian pabrik pengolahan padi modern (P3M) berdasarkan dari aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek ekonomi sosial. Sedangkan analisis secara kuantitatif berdasarkan aspek finansial, yaitu untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yang dilakukan. Pengolahan data menggunakan software Microsoft Excel, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabulasi untuk mempermudah pengelompokan dan pengklasifikasian data. Selanjutnya data yang sudah berupa arus kas tunai (cashflow) dianalisis menggunakan beberapa kriteria investasi yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Payback Period (PP), dan Sensitivitas dengan metode switching value untuk mengetahui batas kelayakan suatu usaha dalam menghadapi beberapa perubahan.

3.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Salah satu aspek rencana bisnis yang diperlukan untuk mengkaji kelayakan usaha yaitu aspek pasar dan pemasaran. Dari sudut pandang output, analisis pasar untuk hasil proyek adalah sangat penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif pada suatu harga yang menguntungkan. Proyek dikatakan


(27)

layak apabila peluang pasar akan komoditi yang dipasarkan dan strategi yang dilaksanakan oleh perusahaan dilaksanakan secara optimal.

Menurut Kotler (2005), Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Strategi pemasaran adalah berbagai usaha yang perlu dilakukan oleh calon investor dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian hasil produksinya (Husnan dan Muhammad, 2000). Strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan dan merupakan unsur strategi persaingan dikelompokan menjadi tiga, yaitu :

1. Segmentation (Segmentasi Pasar)

Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah.

2. Targetting (Penetapan Pasar)

Targetting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.

3. Positioning (Penempatan Produk)

Positioning adalah penetapan posisi pasar. Tujuan Positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.

Dalam memperoleh pelanggan yang loyal perusahaan membutuhkan perencanaan pemasaran yang baik dan matang dalam bauran pemasaran. Strategi pemasaran suatu perusahaan pada umumnya mencakup bauran pemasaran (marketing mix) atau dikenal dengan sebutan 4P. Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut :

1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi.

2. Price (harga),yaitusejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk.

3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.


(28)

4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Dalam aspek pasar, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya prediksi permintaan, perkembangan penawaran, penetapan harga, bauran pemasaran serta perkiraan penjualan. Dalam aspek pemasaran juga memperhatikan masalah dalam pengaturan-pengaturan usaha dalam memenuhi permintaan, jadwal penyedian output dan menetukan pasar dan target pasar dari produk yang dihasilkan.

3.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis dan teknologi merupakan aspek untuk menilai apakah dari segi pembangunan proyek dan segi implementasi usaha teknis dapat dilaksanakan dengan baik, begitu pula dengan teknologi yang dipakai serta sumberdaya yang tersedia oleh perusahaan. Aspek ini juga menekankan pada apakah secara teknis dan pilihan teknologi yang dipakai dapat dilaksanakan secara layak atau tidak.

Aspek Teknis dan Teknologi dibutuhkan untuk pemilihan lokasi proyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi yang optimal, letak pabrik dan layout-nya dan letak usaha, Rencana pengendalian persediaan bahan baku dan barang jadi, Pengawasan kualitas produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Selain itu teknologi juga membantu untuk pengembangan suatu produk.

3.4.3 Aspek Manajemen

Menurut Umar (2007) tujuan menganalisis aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Beberapa bentuk perencanaan yakni:

1. Perencanaan Jangka Panjang. Perencanaan yang menjangkau waktu sekitar 20-30 tahun kedepan.

2. Perencanaan Jangka Menengah. Biasanya akan menjangkau waktu sekitar 3-5 tahun. Perencanaan jangka panjang akan di pecah-pecah manjadi beberapa kali pelaksanaan jangka menengah.

3. Perencanaan Jangka Pendek. Perencanaan waktu ini akan menjangkau waktu paling lama satu tahun. Perencanaan ini lebih konkret dan rinci.


(29)

Dalam proyek pertanian, analisis ini juga harus dapat mempertimbangkan kemampuan manajerial para pekerja yang akan ikut serta dalam proyek. Dalam mempertimbangkan aspek manajemen dan organisasi dari rencana pengembangan bisnis, bukan hanya masalah-masalah manajerial dan administrasi saja yang akan diperhatikan dan ditangani, akan tetapi masalah penilaian terhadap seberapa cepat aspek-aspek tersebut akan diselesaikan perlu dilakukan juga.

3.4.4 Aspek Sosial Ekonomi

Aspek sosial diperlukan dalam suatu proyek atau bisnis yang akan dijalankan agar mampu memberikan manfaat-manfaat sosial yang dapat diterima dan membantu masyarakat. Misalnya membuka lapangan kerja baru, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memberikan pengetahuan baru, dan pengaruh positif lainnya yang membuat taraf hidup masyarakat semakin meningkat. Secara tidak langsung, hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya pendapatan nasional dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Aspek ekonomi digunakan untuk melihat apakah proyek yang dijalankan akan memberikan sumbangan atau mempunyai peran positif dalam pembangunan ekonomi seluruhnya, seperti peningkatan pendapatan per kapita penduduk sekitar yang akan pula mempengaruhi tingkat pendapatan nasioanal, pendapatan darin pajak dan mampu menambah aktivitas ekonomi. Selain itu, apakah peranan itu cukup besar untuk membenarkan penggunaan sumber-sumber langka yang dibutuhkan. Sudut pandang yang diambil adalah masyarakat secara keseluruhan (Gittinger, 1986).

Aspek budaya dibutuhkan untuk Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk kepercayaan, agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Oleh karena itu, aspek ini penting dalam pelaksanaan suatu proyek agar mampu menghargai dan tidak bertolak belakang dengan kebudayaan yang ada.


(30)

3.4.5 Aspek Keuangan/ Finansial

Studi aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan (Umar, 2005).

Aspek finansial mencakup aspek keuangan yang membahas tentang kebutuhan dana yang dipergunakan dalam proyek, sumber dana dan pengalokasian dana (Husnan dan Muhammad, 2000).

Analisis finansial merupakan suatu cara yang biasanya digunakan untuk menilai suatu kelayakan usaha yang akan dijalankan secara finansial. Pada analisis ini membahas hal – hal yang menyangkut dengan perkiraan biaya investasi, perkiraan operasional dan pemeliharaan, kebutuhan modal kerja, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan dan perhitungan kriteria investasi.

Analisis finansial ini berguna untuk menentukan apakah pengusahaan pendirian pabrik penggilingan padi modern ini layak untuk diusahakan selama umur proyeknya. Kelayakan finansial beberapa kriteria penilaian suatu investasi, yaitu :

1.Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan dari investasi (Husnan dan Suwarsono, 1994). Menurut Umar (2001), untuk menghitung NPV menggunakan rumus:

Keterangan:

NPV = Net Present Velue

BT = Penerimaan (benefit) pada tahun ke-t. CT = Biaya (Cost) pada tahun ke-t.

n = Umur proyek (tahun). i = Discount rate (% per tahun).

Suatu proyek diyatakan layak apabila nila NPV lebih besar atau sama dengan nol (NPV ≥ 0). Jika NPV sama dengan nol (NPV = 0), berarti

n

t

n

t

i CT i

BT

NPV

1 1

) 1 (


(31)

usaha tersebut dapat mengembalikan manfaat yang sama besarnya dengan besarnya modal yang dikeluarkan. Jika NPV lebih kecil dari nol (NPV ≤ 0), berarti usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

2. Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate Return (IRR) dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan atau investasi bersih dari suatu usaha maksimal yang dapat dibayarkan oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. IRR digunakan untuk untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan dari tingkat arus kas yang diharapkan dimasa mendatang. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut (Umar, 2001):

Keterangan:

i1 = Tingkat diskonto (suku bunga) yang menghasilkan NPV positif.

i2 = Tingkat diskonto (suku bunga) yang menghasilkan NPV negatif.

NPV1 = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif (Rupiah)

NPV2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai negatif (Rupiah)

Apabila diperoleh nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto atau suku bunga (IRR > i) maka usaha tersebut layak untuk diusahakan, sedangkan jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskonto atau suku bunga (IRR < i) maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan.

3.Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio)

Net B/C Ratio adalah angka perbandingan jumlah nilai sekarang (Present Value) yang positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif, dirumuskan sebagai berikut (Umar, 2001):

Keterangan:

Bt = Manfaat atau penghasilan (benefit) pada tahunt. Ct = Biaya (cost) pada tahun ke-t.

)

(

2 1

1 1 2

1

i

i

i

IRR

NPVNPVNPV

0 0 1 1 / 0 0 Ct Bt Ct Bt untuk i Ct Bt i Ct Bt CRatio B n t t n t t

... (2)


(32)

I

V

n = Umur proyek (tahun).

i = Tingkat suku bunga atau diskonto. ( % )

Jika di peroleh nilai Net B/C ratio lebih besar atau sama dengan satu (Net B/C ≥ 1), maka kegiatan usaha tersebut layak untuk dijalankan. Sebaliknya, jika nilai Net B/C ratio lebih kecil dari satu (Net B/C < 1), maka kegiatan usaha tidak layak untuk dilaksanakan.

4.Payback Period (PP)

Payback Period (PP) adalah suatu periode yang dilakukan untuk menutup kembali pengeluaran dengan menggunakan aliran kas. Perhitungan rumus PP adalah sebagai berikut :

Payback Period (PP) = x 1 tahun Keterangan:

PP = Jumlah waktu (tahun/ periode) yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi.

V = Jumlah modal investasi.

I = Hasil bersih per tahun/ periode atau laba bersih rata-rata per tahun.

5. Analisis Sentivitas

Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis kembali untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi sebagai akibat dari keadaan yanng berubah. Hal-hal yang terkait pada perubahan tersebut dipengaruhi beberapa variabel diantaranya harga, kenaikan biaya dan hasil produksi. Analisis ini bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam analisa sensitivitas, yaitu:

1. Terdapatnya cost overrun seperti kenaikan dalam biaya kontruksi. 2. Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum,

umpamanya penurunan harga hasil produksi. 3. Mundurnya waktu implementasi

4. Kesalahan dalam perkiraan hasil per hektar (khusus untuk proyek-proyek pertanian)


(33)

3.5 Asumsi Dasar

Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis finansial adalah sebagai berikut :

1) Sumber modal investasi awal dalam pendirian usaha pabrik penggilingan padi modern ini 100% dengan menggunakan modal sendiri tanpa pinjaman bank.

2) Periode analisis adalah 12 tahun terhitung mulai tahun 2014 hingga tahun 2026 yang diambil berdasarkan umur ekonomis mesin.

3) Penentuan waktu : a. 1 hari adalah 10 jam b. 1 tahun adalah 11 bulan. c. 1 bulan adalah 25 hari.

4) Persentasi beras yang dihasilkan :

a. Medium : dari GKP ke GKG 77% dari GKG hingga menjadi beras 63% b. Premium : dari GKP ke GKG 86% dari GKG hingga menjadi beras 50% 5) Penentuan harga jual produk yang sesuai dengan jenis beras yang dihasilkan

PT. XYZ saat ini, yakni beras premium dan beras medium. Harga beras medium lebih murah karena bulir pecahan padi masih ada sedangkan premium tidak.

6) Penentuan Harga :

a. Beras Medium Rp 7.500,00 b. Beras Premium Rp 9.000,00

c. By Product : Menir Rp 5.500,00 dan Dedak Rp 2.500,00

Menir dan dedak yang dihasilkan dari dari proses organik, sehingga lebih mahal dibanding yang ada di pasaran.

7) Discount Rate yang digunakan adalah 6,5 persen, yaitu suku bunga deposito berjangka Bank BRI.

8) Inflow dan outflow merupakan proyeksi pada penelitian dan informasi yang di dapat pada saat penelitian.

9) Kenaikan produksi dan kenaikan biaya-biaya sebesar 5% per tahun berdasarkan data perusahaan.


(34)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. XYZ terletak di Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. PT XYZ merupakan perusahaan agribisnis dengan pola Pertanian Terpadu yang memanfaatkan teknologi mobile. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010, sebagai Badan Usaha Komersial berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang dimana pendirinya sekaligus menjabat sebagai direksi di perusahaan tersebut. PT. XYZ menjadi perusahaan yang menggagas pertanian yang ramah lingkungan atau biasa disebut dengan pertanian sehat, sehingga produk yang dihasilkan berkualitas dan sehat untuk dikonsumsi oleh konsumen.

Dengan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang tersebar di beberapa desa dan kecamatan di Sukabumi dengan jumlah 2.360 petani dan luas areal lahan sebesar 8.613.028.226 m² yang hampir seluruh lahan tersebut digunakan untuk menanam padi varietas Ciherang, Sintanur, dan IR46. Para petani tersebut diberikan program pelatihan dan pendampingan, sehingga pertani memiliki wawasan yang lebih dalam melakukan kegiatan pertaniannya. Setiap lahan 100 Ha akan didampingi oleh 1 orang pendamping. Dengan adanya pendamping akan memudahkan petani untuk bertanya atau mendiskusikan hal-hal yang masih belum mereka ketahui dalam lingkup pertanian tentunya. Perusahaan memiliki koperasi untuk membantu kesejahteraan petani, dan juga memiliki LKM (Lembaga Keuangan Mikro) yang diperuntukkan dalam membantu memberikan modal pada petani untuk menanam padi, mulai dari membeli benih, pupuk, sampai kebutuhan lain untuk membantu menopang berlangsungnya kegiatan pertanian. Tidak hanya itu, seluruh aktivitas usahanya pun didukung oleh sistem teknologi modern, mulai dari prediksi penanaman, pemupukan, perawatan, panen, sampai dengan pembiayaan untuk membantu kebutuhan petani. Itu semua sudah tertata oleh sistem yang dimiliki PT. XYZ, yaitu sistem MIS-IPT (Mobile Information Sistem – Industri Pertanian Terpadu).


(35)

4.1.1 Visi Misi dan Konsep PT. XYZ

Dalam mencapai tujuan perusahaan, PT XYZ memiliki visi dan misi sebagai acuan dan identitas organisasi. Visi dari perusahaan ini adalah Kesejahteraan dan Kedaulatan Petani menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2020. Adapun misinya yaitu :

1) Mengembangkan klaster-klaster Industri Pertanian Terpadu (IPT) di seluruh wilayah Indonesia

2) Mewujudkan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan Berbasis Kemandirian Petani dan Kearifan Lokal

3) Memberikan dukungan teknis bagi pengembangan IPT di setiap kabupaten melalui Jasa Konsultasi Agribisnis, pelatihan, Sistem Informasi Pertanian, Sistem pengelolaan LKM, Sistem Pembinaan kelompok Tani, Sistem Pembiayaan, Pabrik Pengolahan Padi Modern (P3M) dan Pemasaran.

Pendiri memiliki rencana sebagai upaya memberikan pelayanan yang baik dibidang jasa maupun produksi, yakni diantaranya:

1. Membagi petak-petak sawah dengan menerapkan sistem klaster, yang terdiri dari 1000 Ha sama dengan 1 klaster.

2. Mendirikan P3M (Pabrik Pengolahan Padi Modern) dengan menggunakan alat dan sistem yang modern.

3. Mengembangkan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) untuk petani dengan sistem bagi hasil dan tanpa bunga, sehingga tidak memberatkan petani dalam memperoleh modal dengan cara kredit.

4. Mendirikan outlet farm atau mini market yang menjual bermcam-macam produk pertanian yang dihasilkan oleh petani yang tergabung dari semua klaster.

5. Menerapkan sistem teknologi informasi MIS-IPT (Mobile Infomation Sistem – Industri Pertanian Terpadu).


(1)

48

Lampiran 1. Komponen biaya investasi usaha P3M

dalam ribuan (000)

No.

Biaya Investasi

Unit Barang

Satuan

Harga Beli

(Unit)

Total Biaya

Umur (Tahun)

Nilai Sisa

Penyusutan

1

Bangunan Pabrik

800

m

²

800

640.000

20

64.000

28.800

2

Area Parkir

200

400

80.000

25

8.000

2.880

3

Mesin Giling

1

unit

1.536.700

1.536.700

12

153.670

115.253

4

Mesin Pengering

1

unit

895.400

895.400

12

89.540

67.155

5

Genset

1

unit

374.000

374.000

5

37.400

67.320

6

Pemasangan Pagar

230

m

300

69.000

10

6.900

6.210

7

Instalasi Listrik

1

unit

50.000

50.000

5

5.000

9.000

8

Instalasi Air

1

unit

50.000

50.000

5

5.000

9.000

9

Perizinan

1

paket

5.000

5.000

10 Alat Kantor, Meja, & Kursi

1

paket

95.000

95.000

5

9.500

17.100

11 Handlift

2

unit

2.500

5.000

3

500

1.500

12 Alat Transportasi

2

unit

147.500

295.000

7

29.500

37.929

13 Papan Tulis

1

unit

30

30

5

3

5

14 Terpal

1

unit

500

500

3

50

150

15 Kalkulator

1

unit

50

50

2

5

23

16 Sekop

2

unit

75

150

5

15

27

17 Gerobak Modern

5

unit

2.400

12.000

7

1.200

1.543

18 Sapu

5

unit

10

50

1

5

45

19 Printer dan Fax

1

unit

1.000

1.000

5

100

180

20 Laptop Komputer

2

unit

5.000

10.000

5

1.000

1.800

4.118.880

142

410.283

363.893,8

Jumlah


(2)

49

Lampiran 2. Komponen biaya tetap usaha P3M

dalam ribuan (000)

No.

Jenis Biaya Tetap

Jumlah

Satuan

Harga

Total Harga

1 Tahun

1

Biaya Perawatan Mesin

2

kali

55.000 110.000

110.000

2

Biaya Perawatan Mobil

2

kali

6.000

12.000

12.000

3

Pajak Mobil

3

kali

3.500

10.500

10.500

4

Gaji Pegawai Manajemen

5

Orang

5.000

25.000

350.000

5

Gaji LKM

5

Orang

2.000

10.000

140.000

6

Gaji Pendamping Petani

5

Orang

2.500

12.500

150.000

7

Gaji Marketing

5

Orang

3.000

15.000

210.000

8

Biaya Listrik Penerangan

1

Bulan

1.000

1.000

12.000

9

Biaya Telepon

1

Bulan

1.667

1.667

20.004

10

Biaya Promosi

1

Bulan

10.000

10.000

110.000

11

Pajak Bumi dan Bangunan

1

Tahun

500


(3)

50

Lampiran 3. Komponen biaya variabel PT. XYZ

dalam ribuan (000)

No.

Jenis Biaya Variabel

Jumlah per

1 x produksi

Satuan

Harga

TC

1 x Produksi

1 Tahun (12 x)

1

Pembelian GKP

1.960

Kg

3.300 6.468.000

19.404.000

2

Plastik Kemasan Transparan Medium 20/50

233

Kg

300 69.900

768.900

3

Plastik Kemasan Transparan Premium 5/10

140

Kg

500

70.000

770.000

4

Biaya Perawatan Pabrik

1

Tahun

66.000

5

Biaya Air

1

Bulan

5.000 5.000

60.000

6

Biaya Transportasi

1

Bulan

16.000

16.000

192.000

7

Gaji Tenaga Kerja Produksi

5

Orang

1.500

7.500

90.000

8

Biaya Listrik untuk Mesin

1

Bulan

50.000

50.000

600.000


(4)

51

Lampiran 4.

Cashflow

usaha P3M

dalam ribuan (000)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pendapatan Usaha 23.036.000 24.197.543 25.407.420 26.677.791 28.011.680 29.412.264 30.882.877 32.427.021 34.048.372 35.750.791 37.538.330 39.415.247 Nilai Sisa 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283

23.446.283

24.607.826 25.817.703 27.088.074 28.421.963 29.822.547 31.293.160 32.837.304 34.458.655 36.161.074 37.948.613 39.825.530

Biaya Investasi

1

Bangunan Pabrik 640.000

2

Area Parkir 80.000

3

Mesin Giling 1.536.700

4

Mesin Pengering 895.400

5

Genset 374.000

6

Pemasangan Pagar 69.000

7

Instalasi Listrik 50.000

8

Instalasi Air 50.000

9

Perizinan 5.000

10

Alat Kantor, Meja, & Kursi 95.000 95.000 95.000

11

Handlift 5.000 5.000 5.000 5.000

12

Alat Transportasi 295.000 295.000

13

Papan Tulis 30 30 30

14

Terpal 500 500 500 500

15

Kalkulator 50 50 50 50 50 16

Sekop 150 150 150

17

Gerobak Modern 12.000 12.000

18

Sapu 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 19

Printer dan Fax 1.000 1.000 1.000

20

Laptop Komputer 10.000 10.000 10.000

Total Biaya Investasi 4.107.880 50 50 100 5.550 200 106.130 50 312.550 100 50 95.230 16.600

Biaya Operasional Biaya Variabel

1

Pembelian GKP 19.404.000 20.374.200 21.392.910 22.462.556 23.585.683 24.764.967 26.003.216 27.303.377 28.668.545 30.101.973 31.607.071 33.187.425 2

Plastik Kemasan Transparan Medium 20/50 768.900 807.345 847.712 890.098 934.603 981.333 1.030.400 1.081.920 1.136.015 1.192.816 1.252.457 1.315.080 3

Plastik Kemasan Transparan Premium 5/10 770.000 808.500 848.925 891.371 935.940 982.737 1.031.874 1.083.467 1.137.641 1.194.523 1.254.249 1.316.961 4

Biaya Air 60.000 63.000 66.150 69.458 72.930 76.577 80.406 84.426 88.647 93.080 97.734 102.620 5

Biaya Transportasi 192.000 201.600 211.680 222.264 233.377 245.046 257.298 270.163 283.671 297.855 312.748 328.385 6

Biaya Promosi 110.000 115.500 121.275 127.339 133.706 140.391 147.411 154.781 162.520 170.646 179.178 188.137 7

Gaji Tenaga Kerja Produksi 90.000 94.500 99.225 104.186 109.396 114.865 120.609 126.639 132.971 139.620 146.601 153.931 8

Biaya Listrik untuk Mesin 600.000 630.000 661.500 694.575 729.304 765.769 804.057 844.260 886.473 930.797 977.337 1.026.204

Total Biaya Variabel 21.994.900 22.464.645 23.587.877 24.767.271 26.005.635 27.305.916 28.671.212 30.104.773 31.610.011 33.190.512 34.850.038 36.592.540

Biaya Tetap

1

Biaya Perawatan Mesin 110.000 115.500 121.275 127.339 133.706 140.391 147.411 154.781 162.520 170.646 179.178 188.137 2

Biaya Perawatan Mobil 12.000 12.600 13.230 13.892 14.586 15.315 16.081 16.885 17.729 18.616 19.547 20.524 3

Pajak Mobil 10.500 11.025 11.576 12.155 12.763 13.401 14.071 14.775 15.513 16.289 17.103 17.959 4

Gaji Pegawai Manajemen 350.000 367.500 385.875 405.169 425.427 446.699 469.033 492.485 517.109 542.965 570.113 598.619 5

Gaji LKM 140.000 147.000 154.350 162.068 170.171 178.679 187.613 196.994 206.844 217.186 228.045 239.448 6

Gaji Pendamping Petani 150.000 157.500 165.375 173.644 182.326 191.442 201.014 211.065 221.618 232.699 244.334 256.551 7

Gaji Marketing 210.000 220.500 231.525 243.101 255.256 268.019 281.420 295.491 310.266 325.779 342.068 359.171 8

Biaya Listrik Penerangan 12.000 12.600 13.230 13.892 14.586 15.315 16.081 16.885 17.729 18.616 19.547 20.524 9

Biaya Telepon 20.004 21.004 22.054 23.157 24.315 25.531 26.807 28.148 29.555 31.033 32.584 34.214 10

Biaya Promosi 110.000 115.500 121.275 127.339 133.706 140.391 147.411 154.781 162.520 170.646 179.178 188.137

Total Biaya Tetap 1.014.504 1.044.225 1.096.436 1.151.258 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821

23.009.404 23.508.870 24.684.314 25.918.529 27.214.456 28.514.737 29.880.033 31.313.594 32.818.832 34.399.333 36.058.859 37.801.360

Pajak 0 (3.373) 3.248 3.592 3.954 4.333 5.336 6.390 7.495 8.656 9.876 11.156 12.500

TOTAL KAS KELUAR 4.107.880 23.006.081 23.512.168 24.688.006 25.928.033 27.218.989 28.626.204 29.886.473 31.633.639 32.827.589 34.409.259 36.165.244 37.830.460 Net Benefit (4.107.880) 440.202 1.095.658 1.129.697 1.160.041 1.202.974 1.196.343 1.406.688 1.203.665 1.631.066 1.751.815 1.783.369 1.995.070 Discount Factor (r=6.5% , n=12) 1 0,94 0,88 0,83 0,78 0,73 0,69 0,64 0,60 0,57 0,53 0,50 1,07

PV per Tahun (4.107.880) 413.335 965.997 935.219 901.726 878.028 819.895 905.212 727.292 925.391 933.238 892.063 2.124.749 NPV 5.752.644 (3.694.545) 1.379.332 1.901.215 1.836.945 1.779.754 1.697.923 1.725.107 1.632.504 1.652.683 1.858.628 1.825.301 3.016.812

PV Positif 11.422.145

PV Negatif (4.107.880) NPV manfaat bersih yg diterima proyek selama 12 tahun pd tingkat suku bunga 6,5 % adalah sebesar Rp 5 848.670.000,00

IRR 24% IRR usaha ini akan berada pada titik impas pada saat suku bunga sebesar 25%

NET B/C 2,78 NET B/C setiap Rp 1 biaya yg dikeluarkan, memperoleh penerimaan sebesar Rp 2,81

PAYBACK PERIOD 5,82 PP waktu yg diperlukan usaha ini untuk mengembalikan semua investasi awal yang telah dikeluarkan adalah selama 5,78 tahun Tahun Analisa Proyek (Rp) Keterangan

KAS MASUK

TOTAL KAS MASUK KAS KELUAR


(5)

52

Lampiran 5. Analisis sensitifitas penurunan permintaan beras sebesar 2,55% usaha P3M

dalam ribuan (000)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pendapatan Usaha 22.448.582 23.580.505 24.759.530 25.997.507 27.297.382 28.662.251 30.095.364 31.600.132 33.180.139 34.839.146 36.581.103 38.410.158 Nilai Sisa 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283

22.858.865

23.990.788 25.169.813 26.407.790 27.707.665 29.072.534 30.505.647 32.010.415 33.590.422 35.249.429 36.991.386 38.820.441

Biaya Investasi

1

Bangunan Pabrik 640.000

2

Area Parkir 80.000

3

Mesin Giling 1.536.700

4

Mesin Pengering 895.400

5

Genset 374.000

6

Pemasangan Pagar 69.000

7

Instalasi Listrik 50.000

8

Instalasi Air 50.000

9

Perizinan 5.000

10

Alat Kantor, Meja, & Kursi 95.000 95.000 95.000

11

Handlift 5.000 5.000 5.000 5.000

12

Alat Transportasi 295.000 295.000

13

Papan Tulis 30 30 30

14

Terpal 500 500 500 500

15

Kalkulator 50 50 50 50 50 16

Sekop 150 150 150

17

Gerobak Modern 12.000 12.000

18

Sapu 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 19

Printer dan Fax 1.000 1.000 1.000

20

Laptop Komputer 10.000 10.000 10.000

Total Biaya Investasi 4.107.880 50 50 100 5.550 200 106.130 50 312.550 100 50 95.230 16.600

Biaya Operasional Biaya Variabel

1

Pembelian GKP 19.404.000 20.374.200 21.392.910 22.462.556 23.585.683 24.764.967 26.003.216 27.303.377 28.668.545 30.101.973 31.607.071 33.187.425 2

Plastik Kemasan Transparan Medium 20/50 768.900 807.345 847.712 890.098 934.603 981.333 1.030.400 1.081.920 1.136.015 1.192.816 1.252.457 1.315.080 3

Plastik Kemasan Transparan Premium 5/10 770.000 808.500 848.925 891.371 935.940 982.737 1.031.874 1.083.467 1.137.641 1.194.523 1.254.249 1.316.961 4

Biaya Air 60.000 63.000 66.150 69.458 72.930 76.577 80.406 84.426 88.647 93.080 97.734 102.620 5

Biaya Transportasi 192.000 201.600 211.680 222.264 233.377 245.046 257.298 270.163 283.671 297.855 312.748 328.385 6

Biaya Promosi 110.000 115.500 121.275 127.339 133.706 140.391 147.411 154.781 162.520 170.646 179.178 188.137 7

Gaji Tenaga Kerja Produksi 90.000 94.500 99.225 104.186 109.396 114.865 120.609 126.639 132.971 139.620 146.601 153.931 8

Biaya Listrik untuk Mesin 600.000 630.000 661.500 694.575 729.304 765.769 804.057 844.260 886.473 930.797 977.337 1.026.204

Total Biaya Variabel 21.994.900 22.464.645 23.587.877 24.767.271 26.005.635 27.305.916 28.671.212 30.104.773 31.610.011 33.190.512 34.850.038 36.592.540

Biaya Tetap

1

Biaya Perawatan Mesin 110.000 115.500 121.275 127.339 133.706 140.391 147.411 154.781 162.520 170.646 179.178 188.137 2

Biaya Perawatan Mobil 12.000 12.600 13.230 13.892 14.586 15.315 16.081 16.885 17.729 18.616 19.547 20.524 3

Pajak Mobil 10.500 11.025 11.576 12.155 12.763 13.401 14.071 14.775 15.513 16.289 17.103 17.959 4

Gaji Pegawai Manajemen 350.000 367.500 385.875 405.169 425.427 446.699 469.033 492.485 517.109 542.965 570.113 598.619 5

Gaji LKM 140.000 147.000 154.350 162.068 170.171 178.679 187.613 196.994 206.844 217.186 228.045 239.448 6

Gaji Pendamping Petani 150.000 157.500 165.375 173.644 182.326 191.442 201.014 211.065 221.618 232.699 244.334 256.551 7

Gaji Marketing 210.000 220.500 231.525 243.101 255.256 268.019 281.420 295.491 310.266 325.779 342.068 359.171 8

Biaya Listrik Penerangan 12.000 12.600 13.230 13.892 14.586 15.315 16.081 16.885 17.729 18.616 19.547 20.524 9

Biaya Telepon 20.004 21.004 22.054 23.157 24.315 25.531 26.807 28.148 29.555 31.033 32.584 34.214 10

Biaya Promosi 110.000 115.500 121.275 127.339 133.706 140.391 147.411 154.781 162.520 170.646 179.178 188.137

Total Biaya Tetap 1.014.504 1.044.225 1.096.436 1.151.258 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821

23.009.404 23.508.870 24.684.314 25.918.529 27.214.456 28.514.737 29.880.033 31.313.594 32.818.832 34.399.333 36.058.859 37.801.360

Pajak 0 (3.373) 3.248 3.592 3.954 4.333 5.336 6.390 7.495 8.656 9.876 11.156 12.500

4.107.880 23.006.081 23.512.168 24.688.006 25.928.033 27.218.989 28.626.204 29.886.473 31.633.639 32.827.589 34.409.259 36.165.244 37.830.460 Net Benefit (4.107.880) (147.216) 478.620 481.808 479.757 488.676 446.331 619.174 376.776 762.833 840.170 826.142 989.981 Discount Factor (r=6.5% , n=12) 1 0,94 0,88 0,83 0,78 0,73 0,69 0,64 0,60 0,57 0,53 0,50 1,07

PV per Tahun (4.107.880) (138.231) 421.980 398.864 372.926 356.676 305.886 398.443 227.660 432.796 447.580 413.246 1.054.329 NPV (4.768) (4.246.111) 283.749 820.844 771.790 729.602 662.561 704.328 626.102 660.456 880.376 860.827 1.467.576

PV Positif 4.692.155

PV Negatif (4.107.880)

IRR 6% (Rumus Excel) diterima karena lebih besar dari 6,5%

NET B/C 1,14

PAYBACK PERIOD 12,06 (investasi/ kas bersih pertahun)*1 tahun KAS KELUAR

TOTAL KAS KELUAR Total Biaya Operasional

Keterangan Tahun Analisa Proyek (Rp)

KAS MASUK


(6)

53

Lampiran 6. Analisis sensitifitas kenaikan harga bahan baku sebesar 0,49% usaha P3M

dalam ribuan (000)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pendapatan Usaha 23.036.000 24.197.543 25.407.420 26.677.791 28.011.680 29.412.264 30.882.877 32.427.021 34.048.372 35.750.791 37.538.330 39.415.247 Nilai Sisa 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283 410.283

23.446.283

24.607.826 25.817.703 27.088.074 28.421.963 29.822.547 31.293.160 32.837.304 34.458.655 36.161.074 37.948.613 39.825.530

Biaya Investasi

1

Bangunan Pabrik 640.000

2

Area Parkir 80.000

3

Mesin Giling 1.536.700

4

Mesin Pengering 895.400

5

Genset 374.000

6

Pemasangan Pagar 69.000

7

Instalasi Listrik 50.000

8

Instalasi Air 50.000

9

Perizinan 5.000

10

Alat Kantor, Meja, & Kursi 95.000 95.000 95.000

11

Handlift 5.000 5.000 5.000 5.000

12

Alat Transportasi 295.000 295.000

13

Papan Tulis 30 30 30

14

Terpal 500 500 500 500

15

Kalkulator 50 50 50 50 50 16

Sekop 150 150 150

17

Gerobak Modern 12.000 12.000

18

Sapu 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 19

Printer dan Fax 1.000 1.000 1.000

20

Laptop Komputer 10.000 10.000 10.000

Total Biaya Investasi 4.107.880 50 50 100 5.550 200 106.130 50 312.550 100 50 95.230 16.600

Biaya Operasional Biaya Variabel

1

Pembelian GKP 19.499.080 20.569.579 21.698.849 22.890.116 24.146.783 25.472.442 26.870.879 28.346.090 29.902.290 31.543.926 33.275.687 35.102.523 2

Plastik Kemasan Transparan Medium 20/50 768.900 807.345 847.712 890.098 934.603 981.333 1.030.400 1.081.920 1.136.015 1.192.816 1.252.457 1.315.080 3

Plastik Kemasan Transparan Premium 5/10 770.000 808.500 848.925 891.371 935.940 982.737 1.031.874 1.083.467 1.137.641 1.194.523 1.254.249 1.316.961 4

Biaya Air 60.000 63.000 66.150 69.458 72.930 76.577 80.406 84.426 88.647 93.080 97.734 102.620 5

Biaya Transportasi 192.000 201.600 211.680 222.264 233.377 245.046 257.298 270.163 283.671 297.855 312.748 328.385 6

Biaya Promosi 110.000 115.500 121.275 127.339 133.706 140.391 147.411 154.781 162.520 170.646 179.178 188.137 7

Gaji Tenaga Kerja Produksi 90.000 94.500 99.225 104.186 109.396 114.865 120.609 126.639 132.971 139.620 146.601 153.931 8

Biaya Listrik untuk Mesin 600.000 630.000 661.500 694.575 729.304 765.769 804.057 844.260 886.473 930.797 977.337 1.026.204

Total Biaya Variabel 22.089.980 22.660.024 23.893.816 25.194.831 26.566.735 28.013.390 29.538.875 31.147.486 32.843.756 34.632.465 36.518.654 38.507.637

Biaya Tetap

1

Biaya Perawatan Mesin 110.000 115.500 121.275 127.339 133.706 140.391 147.411 154.781 162.520 170.646 179.178 188.137 2

Biaya Perawatan Mobil 12.000 12.600 13.230 13.892 14.586 15.315 16.081 16.885 17.729 18.616 19.547 20.524 3

Pajak Mobil 10.500 11.025 11.576 12.155 12.763 13.401 14.071 14.775 15.513 16.289 17.103 17.959 4

Gaji Pegawai Manajemen 350.000 367.500 385.875 405.169 425.427 446.699 469.033 492.485 517.109 542.965 570.113 598.619 5

Gaji LKM 140.000 147.000 154.350 162.068 170.171 178.679 187.613 196.994 206.844 217.186 228.045 239.448 6

Gaji Pendamping Petani 150.000 157.500 165.375 173.644 182.326 191.442 201.014 211.065 221.618 232.699 244.334 256.551 7

Gaji Marketing 210.000 220.500 231.525 243.101 255.256 268.019 281.420 295.491 310.266 325.779 342.068 359.171 8

Biaya Listrik Penerangan 12.000 12.600 13.230 13.892 14.586 15.315 16.081 16.885 17.729 18.616 19.547 20.524 9

Biaya Telepon 20.004 21.004 22.054 23.157 24.315 25.531 26.807 28.148 29.555 31.033 32.584 34.214 10

Biaya Promosi 110.000 115.500 121.275 127.339 133.706 140.391 147.411 154.781 162.520 170.646 179.178 188.137

Total Biaya Tetap 1.014.504 1.044.225 1.096.436 1.151.258 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821

23.104.484 23.704.249 24.990.252 26.346.089 27.775.555 29.222.211 30.747.696 32.356.307 34.052.577 35.841.286 37.727.475 39.716.458

Pajak 0 (3.373) 3.248 3.592 3.954 4.333 5.336 6.390 7.495 8.656 9.876 11.156 12.500

4.107.880 23.101.161 23.707.547 24.993.945 26.355.593 27.780.089 29.333.678 30.754.135 32.676.352 34.061.334 35.851.212 37.833.860 39.745.558 Net Benefit (4.107.880) 345.122 900.279 823.758 732.480 641.874 488.869 539.025 160.952 397.322 309.862 114.753 79.972 Discount Factor (r=6.5% , n=12) 1 0,94 0,88 0,83 0,78 0,73 0,69 0,64 0,60 0,57 0,53 0,50 1,07

PV per Tahun (4.107.880) 324.059 793.739 681.947 569.374 468.492 335.039 346.866 97.252 225.422 165.072 57.401 85.170 NPV (5.312) (3.783.821) 1.117.798 1.475.686 1.251.321 1.037.866 803.531 681.905 444.118 322.674 390.493 222.472 142.571

PV Positif 4.149.832

PV Negatif (4.107.880)

IRR 6% (Rumus Excel) diterima karena lebih besar dari 6,5%

NET B/C 1,01

PAYBACK PERIOD 6,77 (investasi/ kas bersih pertahun)*1 tahun Total Biaya Operasional

Keterangan Tahun Analisa Proyek (Rp)

KAS MASUK

TOTAL KAS MASUK KAS KELUAR