Pengertian Rancang Bangun Pendekatan Dalam Membangun

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Rancang Bangun

Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian Pressman, 2002.

2.2 Konsep Dasar Sistem

2.2.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai. Elemen-elemen yang dimaksud merupakan definisi yang lebih luas Jogiyanto, 2005. Suatu sistem merupakan sekumpulan objek yang mencakup hubungan fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap objek, dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional Dr. Ir. Harijono Djojodihardjo, 1984.

2.2.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang meliputi : Sutanta, 2003 1. Mempunyai komponen Components. Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem.komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak komponen sistem disebut sebagai subsistem. 2. Mempunyai batas Boundary. Batas sistem diperlukan untuk membedakan suatu sistem dengan sistem yang lain, tanpa adanya batas sistem maka sangat sulit untuk menjelaskan suatu sistem, batas sistem akan memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem. 3. Mempunyai lingkungan Environments. Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin bahkan jika mungkin di tiadakan. 4. Mempunyai penghubung Interface. Penghubung merupakan sarana yang bertugas menjembatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung merupakan sarana yang memungkinkan setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam rangka menjalankan masing-masing komponen. 5. Mempunyai masukan Input. Masukan merupakan komponen sistem yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan kedalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna. 6. Mempunyai pengolahan processing. Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para pemakainya. 7. Keluaran Output. Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan. 8. Mempunyai sasaran Objectives dan tujuan Goal. Setiap komponen dalam sistem perlu di jaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem 9. Mempunyai kendali Control. Setiap komponen dalam system perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing- masing. 10. Mempunyai umpan balik Feed Back. Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali kontrol sistem untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan membalikannnya ke dalam kondisi normal. Gambar 2.1 Karakteristik Sistem Edhi Sutanta, 2003

2.3 Konsep Dasar Informasi

2.13.1 Data dan Informasi

Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian- kejadian dan kesatuan nyata. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model untuk menghasilkan informasi. Sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya Jogiyanto, 2005. Dari pengertian informasi di atas diambil kesimpulan bahwa informasi merupakan data yang telah diproses diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan bermanfaat bagi penerimanya atau penggunanya untuk mengambil suatu keputusan. Data sendiri pun merupakan bahan untuk membentuk suatu informasi

2.13.2 Kualitas Informasi

Berdasarkan pengertian informasi yang telah dikemukakan, agar informasi dapat menunjukkan nilai gunanya, menurut Jogiyanto 2001 informasi tersebut harus memiliki kualitas informasi seperti dibawah ini: 1.1 Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan yang jelas dalam mencerminkan maksudnya. 2.1 Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Karena keterlambatan penerimaan informasi akan mengurangi nilai dari informasi tersebut atau bahkan dapat pula merugikan pihak yang memerlukan informasi tersebut. 3.1 Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh si penerima informasi tersebut.

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.4.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sebagai sekelompok elemen-elemen dalam suatu organisasi yang saling berintegrasi dengan menggunakan masukan, proses dan keluaran dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan dan dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat Whitten et al, 2004. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan kombinasi hardware, software , brainware, jaringan komunikasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan spesifik dan dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat dalam suatu organisasi.

2.4.2 Komponen Sistem Informasi

Komponen dasar sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut Ladjamudin, 2005: 1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin. 2. People dan Procedure yang merupakan manusia dan tatacara menggunakan mesin. 3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.

2.5 Sistem Informasi Geografi

2.5.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi

Pada awalnya, data geografi hanya di atas peta dengan menggunakan simbol, garis, dan warna. Peta adalah media yang efektif baik sebagai alat presentasi maupun tempat penyimpanan data geografis. Tetapi media peta ini memiliki kelemahan atau keterbatasan informasi- informasi yang tersimpan dalam peta yang telah diproses dan dipresentasikan dengan suatu cara tertentu, dan biasanya untuk tujuan tertentu pula, yang sudah dimanipulasi sehingga bersifat statis. Bila dibandingkan dengan peta, SIG memiliki keunggulan yang melekat karena penyimpanan data dan presentasinya dipisahkan. Dengan demikian, data dapat dipresentasikan dalam berbagai cara dan bentuk. Berbeda dengan sistem informasi lainnya, SIG membantu pekerjaan- pekerjaan yang berkaitan dengan bidang-bidang spasial dan geo-informasi. Salah satu keuntungan teknologi SIG adalah kemampuannya dalam menyediakan data atau informasi berkaitan dengan keruangan spasial. Hasil analisis data geografi dapat disajikan dalam media peta, laporan atau keduanya. Peta dipakai untuk menampilkan hubungan geografi suatu data, sementara itu laporan sangat tepat untuk merangkum data tabular dan mendokumentasikan suatu nilai hasil perhitungan atau analisis. Secara singkat, SIG mampu mengolah gambar visual sekaligus mengolah basisdata

2.5.2 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Menurut Aronoff dalam Prahasta 2009:116, sistem informasi geografi SIG adalah sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek- objek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Menurut Foote dalam Prahasta 2009:117, SIG adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografis. SIG adalah sistem basis data dengan kemampuan-kemampuan khusus terkait data yang tereferensi secara geografis berikut sekumpulan operasi-operasi fungsionalitas yang terkait dengan pengelolaan data tersebut.

2.5.3 Subsistem Sistem Informasi Geografi

SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut Prahasta, 2005: 1. Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format-format yang dapat digunakan oleh SIG. 2. Data Output Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain. 3. Data Management Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update dan di-edit. 4. Data Manipulation Analysis Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

2.5.4 Komponen Sistem Informasi Geografi

Menurut Prahasta 2009:120, SIG merupakan salah satu sistem yang kompleks dan pada umumnya terintegrasi dengan lingkungan sistem komputer lainnya di tingkat fungsional dan jaringan. Komponen SIG dapat diuraikan menjadi sebagai berikut : 1. Perangkat Keras SIG tersedia bagi berbagai platform perangkat keras yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, tersebar, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan hardisk besar, dan mempunyai kapasitas memori RAM besar. Perangkat keras yang digunakan dalam SIG adalah komputer, mouse, monitor beresolusi tinggi, digitizer, printer, plotter, receiver GPS, dan scanner . 2. Perangkat Lunak SIG merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana sistem basis datanya memegang peranan kunci. Perangkat SIG diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul hingga ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri- sendiri. 3. Data dan Informasi Geografi SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-import-nya dari format-format perangkat lunak SIG lain maupun secara langsung dengan cara melakukan digitasi spasial dari peta analog dan kemudian memasukkan data atributnya dari tabel-tabel atau laporan dengan menggunakan keyboard. 4.1 Manajemen Suatu Proyak SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan. Gambar 2.2 Komponen SIG Sumber : Prahasta, 2009

2.5.5 Jenis Data Sistem Informasi Geografi

Data pada SIG dikelompokkan dalam 2 dua bagian, yakni: data spasial keruangan dan data non spasial atribut. 1. Data Spasial Secara sederhana data spasial dapat didefinisikan sebagai data yang berhubungan dengan ruang atau bersifat keruangan. Data spasial mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau berkembang. Jenis data ini sering disebut sebagai data-data posisi, koordinat, ruang atau spasial Prahasta, 2009. Penyajian data spasial dalam komputer dapat disajikan secara raster atau vektor. a. Model Data Raster Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel- piksel yang membentuk grid Prahasta, 2005. Piksel Baris X max Y max Kolom Titik Asal origin 0,0 Gambar 2.3 Struktur Model Data Raster Prahasta, 2005 Entitas-entitas spasial model raster juga dapat disimpan di dalam sejumlah layer yang secara fungsionalitas direlasikan dengan unsur-unsur petanya. Beberapa sumber entitas spasial raster adalah citra dijital satelit misalnya NOAA, Spot, Landsat, Ikonos, QuickBird dan lain sejenisnya, citra dijital radar dan model ketinggian dijital DTM atau DEM dalam model data raster Prahasta, 2009. b. Model Data Vektor Model data vektor menampilkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atributnya Prahasta, 2005. 1 Entity titik: meliputi semua objek grafis ataupun geografis yang dikaitkan dengan pasangan koordinat x,y. 2 Entity garis: didefinisikan sebagai semua unsur linier yang dibangun dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik koordinat atau lebih. 3 Entity poligon area: bertujuan untuk mendeskripsikan properties yang bersifat topologi dari suatu area bentuk, hubungan ketetanggaan dan hirarki sedemikian rupa hingga properties yang dimiliki oleh blok-blok bangunan spasial dasar dapat ditampilkan dan dimanipulasi sebagai data peta tematik. 2. Data Non-Spasial Merupakan jenis data yang mempresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya Prahasta, 2009. Aspek deskriptif ini mencakup items atau properties dari fenomena yang bersangkutan hingga dimensi waktunya. Jenis data atribut non-spasial banyak digunakan oleh sistem-sistem manajemen basis data DBMS-database management system .

2.5.6 Kemampuan Sistem Informasi Geografi

Ada berbagai macam kemampuan SIG, salah satunya dapat dilihat dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukannya. Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis yaitu fungsi analisis atribut basis data atribut dan fungsi. analisis spasial Prahasta, 2005. 1. Fungsi analisis atribut, yaitu: a. Operasi dasar basis data: 1 Membuat basis data baru create database. 2 Menghapus basis data drop database. 3 Membuat tabel basis data create table. 4 Menghapus tabel basis data drop table. 5 Mengisi dan menyisipkan data record ke dalam tabel insert. 6 Membaca dan mencari data field atau record dari tabel basis data seek, find, search, retrieve. 7 Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam tabel basis data update, edit. 8 Menghapus data dari tabel basis data delete, zap, pack. 9 Membuat indeks untuk setiap tabel basis data. b. Perluasan operasi basis data: 1 Membaca dan menulis basis data dalam sistem basis data yang lain export dan import. 2 Dapat berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain misalkan dengan menggunakan driver ODBC. 3 Dapat menggunakan bahasa basis data standard SQL structured query language. 4 Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin digunakan di dalam sistem basis data. 2. Fungsi analisis spasial, berikut ini hanya beberapa fungsi dari analisis spasial: a. Klasifikasi reclassify: fungsi ini mengklasifikasikan atau mengklasifikasikan kembali suatu data spasial atau atribut menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu. b. Jaringan network: fungsi ini merujuk data spasial titik-titik point atau garis-garis lines sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan. c. Overlay : fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukannya. d. Buffering : fungsi ini menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkannya.

2.5.7 Sistem Informasi Geografi Berbasis

Web Sistem ini merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan media LAN dan atau intenet; khususnya dengan layanan web-nya. Dengan demikian, para pengguna yang memanfaatkan aplikasi browser internet dapat mengirimkan beberapa request terhadap server -nya untuk memperoleh informasi yang pada umumnya tersedia dalam bentuk teks dan file gambar dengan format HTML Prahasta, 2009.

2.5.8 Basis Data Sistem Informasi Geografi

SIG tidak dapat dilepaskan dengan basis data, sebab SIG sendiri memerlukan basis data spasial dan atribut yang disimpan di dalam basis data spasial dimana data atribut terdapat di dalamnya Prahasta, 2009. Sistem manajemen basis data merupakan bagian penting di dalam SIG. Dalam Prahasta 2009, menurut Elmasri 2000, yang dimaksud dengan sistem manajemen basis data adalah paket perangkat lunak software atau sistem yang digunakan untuk memudahkan pembuatan dan pemeliharaan basis data yang terkomputerisasi. Masih dalam sumber yang sama, menurut Kadir 1999, DBMS merupakan suatu program komputer yang digunakan untuk menghapus, memanipulasi dan memperoleh data dan informasi dengan praktis dan efisien. Berikut ini adalah model basis data di dalam DBMS Prahasta, 2009: a. Flat file tabular: data properties objek spasial dituliskan dengan menggunakan metode yang paling sederhana dan terletak di dalam tabel yang berukuran relatif panjang tunggal tidak terdapat kaitan antara tabel suatu dengan tabel-tabel lainnya seperti halnya dokumen atau file lembar kerja atau spreadsheets. b. Hierarchical : model ini sering disebut dengan model pohon atau hirarki karena mirip dengan struktur pohon tetapi terbalik. Model ini menggunakan pola hubungan parent-child. Gambar 2.4 Tampilan Model Basis Data Hirarki Prahasta, 2009 c. Network : model basis data ini sering disebut juga sebagai model DBTG database task group atau CODASYL conference on data systems languages karena model ini telah distandarisasikan oleh institusi DBTG yang merupakan bagian dari CODASYL pada tahun 1971. Model ini sebenarnya sangat mirip dengan model hierarchical, tetapi pada model network ini, setiap child dapat memiliki lebih dari satu parent. Gambar 2.5 Tampilan Model Basis Data Network Prahasta, 2009 d. Relational : model ini terdiri dari tabel-tabel dimana data direpresentasikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom yang ternormalisasi dengan field-field kunci sebagai penghubung relasional antar tabel-tabelnya. Tabel “Murid” NIM Nama Alamat 1510913 R. Setiawan Jl. Otista 167 1510907 Maulida P. Jl. Benda Timur 126 1510901 Toni M. Jl. Pamulang Permai 167 1510909 Rizki Jl. Pondok Petir VI26 Tabel Pelajaran KodeP Nama Bobot Hari Jam KodeRu KodeGu GD202 Astro 2 Senin 07-Sep GD3101 GD8013 GD203 MatGD 2 Rabu Nov-13 GD3101 GD8013 GD305 Geodesi Satelit 2 Kamis 09-Nov GD3102 GD7603 GD306 Remote Sensing 3 Selasa 09-Des GD3103 GD7603 GD307 Fotogrametri I 2 Jumat 07-Sep GD3104 GD7603 Tabel 2.1 Beberapa Contoh Tabel Relasional Prahasta, 2009 Sebagai model basis data yang paling terkenal dan sering diimplementasiakan di dalam DBMS, model relasional sangat banyak digunakan di dalam sistem perangkat lunak SIG. Beberapa diantara DBMS yang menggunakan model basis data relasional adalah: 1 Dbase .dbf: digunakan oleh ArcView GIS beserta beberapa perangkat lunak SIG lainnya yang berbasiskan data spasial format shapefile . 2 Dbase .dbf: digunakan oleh PC ArcInfo dan SIG lain yang masih berbasiskan PC. 3 INFO: digunakan di dalam ArcInfo. 4 Oracle: digunakan oleh ArcInfo, Geovision, dan lainnya. 5 Empress: digunakan oleh System9.

2.6 Konsep Dasar Peta

2.6.1 Pengertian Peta

Menurut Prahasta 2005, peta merupakan suatu representasi konvensional miniatur dari unsur-unsur features fisik alamiah dan buatan manusia dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu. Sedangkan menurut Mutiara 2004, peta merupakan gambaran permukaan bumi dalam skala yang lebih kecil pada bidang datar. Suatu peta idealnya harus dapat memenuhi ketentuan geometrik sebagai berikut: a. Jarak antara titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi dengan memperhatikan faktor skala peta. b. Luas permukaan yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan luas sebenarnya di permukaan bumi dengan memperhatikan faktor skala peta. c. Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi. d. Bentuk yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan bentuk yang sebenarnya di permukaan bumi dengan memperhatikan faktor skala peta. Pada daerah yang relatif kecil 30 km x 30 km permukaan bumi diasumsikan sebagai bidang datar, sehingga pemetaan daerah tersebut dapat dilakukan tanpa proyeksi peta dan tetap memenuhi semua persyaratan geometrik. Namun karena permukaan bumi secara keseluruhan merupakan permukaan yang melengkung, maka pemetaan pada bidang datar tidak dapat dilakukan dengan sempurna tanpa terjadi perubahan distorsi dari bentuk yang sebenarnya sehingga tidak semua persyaratan geometrik peta yang ideal dapat dipenuhi.

2.6.2 Simbolisasi Peta

Berikut ini adalah simbolisasi peta berdasarkan bentuk dan kenampakan geografis dan juga berdasarkan wujudnya. a. Berdasarkan bentuk dan kenampakan geografis yang diwakili, di antaranya: 1. Simbol Titik Kenampakan geografi yang tidak memiliki dimensi 0 D seperti lokasi kota, lokasi pelabuhan dan lokasi objek lainnya. Gambar 2.6 Entity Titik dengan Asosiasi Informasinya Prahasta, 2005 2. Simbol Garis Kenampakan geografis berdimensi 1 1 D seperti jalan, sungai dan lain-lain. Gambar 2.7 Entity Garis dengan Asosiasi Informasinya Prahasta, 2005 3. Simbol AreaPoligon Kenampakan geografis berdimensi dua 2 D seperti wilayah administrasi. Gambar 2.8 Entity Poligon Prahasta, 2005 b. Berdasarkan wujudnya, di antaranya: 1. Simbol Piktoral Suatu simbol yang dalam kenampakan wujudnya ada kemiripan dengan wujud dan unsur yang diwakilinya. Contoh: objek masjid digambarkan dengan bentuk rumah. 2. Simbol Geometrik Suatu simbol yang dalam kenampakan wujud tidak ada kemiripan dengan wujud unsur yang diwakilinya. Contoh: objek masjid digambarkan dengan segitiga. 3. Simbol Huruf Simbol huruf yang dalam kenampakan wujudnya berbentuk huruf atau angka, biasanya diambil dari huruf pertama dan atau kedua dari nama unsur yang digambarkan. Contoh: objek masjid digambarkan dengan huruf M.

2.6.3 Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak horizontal kedua titik tersebut dipermukaan bumi dengan suatu ukuran yang sama. Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menggambarkan skala pada peta, yaitu: 1. Skala Numeris 1:50.000 atau 150.000 artinya 1 satuan panjang di peta sama dengan 50.000 satuan panjang di lapangan. 1 cm di peta=50.000 cm di lapangan. 2. Skala dengan Kalimat 1 inch to 1 mile 1:63.660. Biasanya digunakan pada peta buatan Inggris. 3. Skala Grafis Gambar 2.9 Skala Grafis Untuk Skala 1:50.000 Prahasta, 2005.

2.6.4 Sistem Proyeksi

Proyeksi peta merupakan penggambaran kembali garis-garis lintang dan bujur bola bumi di atas bidang datar. Proyeksi Universal Transfer Mercator UTM dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an. Proyeksi ini memotong bola bumi pada dua buah meridian tersebut. Seluruh permukaan bumi dibagi menjadi 60 bagianzone dengan tiap zone- nya dibatasi oleh dua meridian selebar 6 o dengan menggunakan sistem ini, wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone dimulai dari zone 46 hingga zone 54 yang dimulai dari meridian 90 o BT - 141 o BT dengan batas lintang 11 o LS – 6 o LU Prahasta, 2005.

2.7 Metode Pengembangan Sistem

2.7.1 Pengertian RAD

RAD Rapid Application Development atau pengembangan aplikasi cepat adalah suatu pendekatan berorientasi objek untuk pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak Kendall dan Kendall, 2003. a. RAD merupakan alat digunakan untuk menghasilkan layar dan menunjukkan aliran keseluruhan aplikasi. b. Pengguna menyetujui rancangan dan menandatangani model visual. c. Implementasi kurang karena pengguna membantu untuk merancang aspek bisnis dari sistem.

2.7.2 Tahapan RAD

RAD terdapat 3 fase, yaitu: a. Requirements planning Perencanaan Persyaratan, yaitu: 1. Pengguna dan analis bertemu untuk mengidentifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem. 2. Berorientasi pada pemecahan masalah bisnis. b. Workshop design , yaitu: 1. Fase desain dan menyempurnakan. 2. Gunakan kelompok pendukung keputusan sistem untuk membantu pengguna setuju pada desain. 3. Programmer dan analis dapat membangun dan menunjukkan representasi visual dari desain dan alur kerja pengguna. 4. Pengguna menanggapi prototipe kerja aktual. 5. Analis menyempurnakan modul dirancang berdasarkan tanggapan pengguna. c. Implementation Penerapan, yaitu: 1. Sebagai sistem yang dibangun, sistem baru atau sistem parsial diuji dan diperkenalkan kepada organisasi. 2. Ketika membuat sistem baru, tidak perlu untuk menjalankan sistem yang lama secara paralel.

2.8 OOA dan OOD

2.8.1 Analisis Berorientasi Objek Object-oriented Analysis

Object-oriented analysis OOA adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mempelajari objek-objek yang sudah ada untuk digunakan kembali dan disesuaikan untuk penggunaannya yang baru. Selain itu, OOA juga dapat digunakan untuk membuat objek baru atau bisa juga untuk merubah objek yang sudah ada untuk dipadukan dengan objek- objek lainnya sehingga membentuk suatu aplikasi bisnis yang berdaya guna tinggi Whitten et al. 2004. Pendekatan Coad dan Yourdon pada OOA didasarkan pada model lima lapis Kendall dan Kendall, 2003. Lapisan-lapisan ini terdiri atas: 1 Lapisan kelas dan objek, dari analisa dan perancangan menunjukkan kelas dan objek. 2 Lapisan struktur, menangkap berbagai struktur dari kelas dan objek pelayanan atau metode. 3 Lapisan atribut, memperinci atribut-atribut kelas. 4 Lapisan subjek, membagi perancangan ke dalam unit-unit implementasi atau penugasan kelompok. Lapisan Kelas dan Objek Lapisan Struktur Lapisan Layanan Lapisan Atribut Lapisan Subjek Gambar 2.10 Lima Lapisan Analisis Berorientasi Objek Kendall dan Kendall, 2003

2.8.2 Perancangan Berorientasi Objek Object-Oriented Design

Object-oriented design OOD adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk menentukan solusi terbaik bagi piranti lunak dalam hal perpaduan objek objects, atribut attributes dan metode methods. Atribut c Atribut A Atribut D Atribut B Perancangan suatu piranti lunak berorientasi objek membutuhkan penggunaan arsitektur piranti lunak berlapis multilayered software architecture, juga membutuhkan spesifikasi dari subsistem yang menyediakan fungsi-fungsi functions yang dibutuhkan. Selain itu, gambaran tentang penggunaan objek yang membentuk sistem dan gambaran mekanisme komunikasi yang memungkinkan aliran data mengalir melalui lapisan layers, subsistem dan objek juga dibutuhkan. Semua itu dilakukan dan diselesaikan dengan menggunakan pendekatan OOD Whitten et al. 2004. Analisis dan Desain Berbasis Objek atau OOAD adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa atau pengembangan perangkat lunak yang memodelkan sebuah sistem sebagai kumpulan dari banyak objek yang saling berinteraksi. Setiap objek merupakan representasi dari entitas- entitas yang ada pada sistem tersebut dan dapat dibedakan berdasarkan atribut elemen data dan perilaku entitasnya. OOAD merupakan sekumpulan petunjuk umum yang mengarahkan kepada aktivitas analisis dan perancangan. Untuk membuat metode menjadi lebih berguna, merancangnya hingga terdapat penyesuaian, perkembangan dan substitusi bagian dapat dengan mudah diimplementasikan.

2.9 Alat Bantu Perancangan

2.9.1 Pengertian UML

Unified Modeling Language UML adalah adalah bahasa grafis yang mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun sistem perangkat lunak Hariyanto, 2004. UML merupakan notasi yang membantu pemodelan sistem menggunakan konsep berorientasi objek. Sebagai bahasa pemodelan UML merupakan salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini di sebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti, serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi sharing dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain Munawar, 2005.

2.9.2 Diagram-diagram UML

UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukkan berbagai berbagai aspek dalam sistem UML. Berikut ini akan dipaparkan diagram-diagram yang digunakan dalam UML. 1. Use case Diagram Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user pengguna sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem di pakai Munawar, 2005. Gambar 2.11 Use case Diagram 2. Activity Diagram Activity Diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika procedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram dapat mendukung perilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa Munawar, 2005. Gambar 2.12 Activity Diagram 3. Sequence Diagram Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah scenario Munawar, 2005. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek actor dan message pesan yang diletakkan di antara objek- objek ini di dalam use case. Komponen utama sequence diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan kotak segi empat bernama. Pesan diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertical. Gambar 2.13 Sequence Diagram 4. Class Diagram Class dalam notasi UML digambarkan dengan kotak Munawar, 2005. Nama class menggunakan huruf besar di awal kalimatnya dan diletakkan di atas kotak. Bila class mempunyai nama yang terdiri dari dua suku kata atau lebih, maka semua suku kata digabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata menggunakan huruf besar. Attribute adalah properti dari sebuah class. Attribute ini melukiskan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih attribute . Operation adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau class yang lain dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility adalah keterangan tentang apa yang akan dilakukan class yaitu apa yang akan dicapai oleh attribute dan operation. Gambar 2.14 Class Diagram Diagram-diagram tersebut tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai dengan kebutuhan.

2.9.3 Pengujian

Black-box Pengujian Black-box Pressman, 2002 merupakan pengujian yang memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian Black-box juga merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkapkan kelas kesalahan daripada metode White-box. Pengujian Black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori Pressman, 2002 sebagai berikut: 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan interface. 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses Database eksternal. 4. Kesalahan kinerja. 5. Inisiasi dan kesalahan informasi.

2.10 Pendekatan Dalam Membangun

Web GIS SIG berbasis web yaitu suatu aplikasi berbasis SIG yang dapat dijalankan dan diaplikasikan pada suatu web browser apakah aplikasi tersebut dalam suatu jaringan komputer berbasis Local Area Network LAN atau dalam suatu Personal Computer PC namun memiliki dan terkonfigurasi dalam setting jaringan dalam web server . Aplikasi SIG yang dibuat dengan basis jaringan internet yang berbasis web memiliki konfigurasi yang khas juga yang dibangun atas dasar konsep arsitektur client-server. Dengan konsep arsitektur ini, beberapa program aplikasi yang lain dapat bertindak sebagai server, sementara program aplikasi yang lain dapat bertindak sebagai client. Walaupun demikian, arsitektur webbased ini tidak membatasi hanya pada koneksi satu-ke-satu tetapi sebuah client dapat mengakses banyak server yang berbeda, sementara server-nya dapat pula diakses oleh banyak client yang berbeda Prahasta, 2007. Pada pengembangannya, arsitektur aplikasi pemetaan di web di bagi menjadi dua pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan Thin Client Pendekatan yang memfokuskan diri pada sisi server. Hampir semua proses dan analisis data hasil request atau permintaan dari client dilakukan pada sisi server. Data hasil pemrosesan kemudian dikirim ke client dalam format standar HTML, yang didalamnya terdapat file gambar dalam file format standar sehingga dapat dilihat menggunakan sembarang web browser . Kelemahan utama pendekatan ini menyangkut keterbatasan opsi interaksi dengan user yang kurang fleksibel. 2. Pendekatan Thick Client Pada pendekatan ini, pemrosesan data dilakukan di sisi client sehingga memungkin web browser menangani format data yang standar. Dengan begitu transfer data antara client dan server akan berkurang. Tidak seperti pada pendekatan thin client, pada pendekatan ini data akan dikirim ke client dalam bentuk vector yang disederhanakan. Pemrosesan dan penggambaran kembali dilakukan di sisi client . Dengan begini pengembangan aplikasi dapat lebih fleksibel dalam menentukan prosedur interaksi aplikasi dengan user.

2.11 ArcGIS