Keterbatasan Penelitian Gambaran Karakteristik Ibu Balita Gizi Kurang Dan Gizi Baik

hal pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi terhadap masalah kesehatan dan penyakit. Usia merupakan salah satu karakteristik demografi penting yang biasanya selalu diukur dalam penelitian kesehatan. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukan hubungan dengan usia. Dalam penelitian ini diketahui bahwa ibu yang memiliki balita gizi kurang berada pada kisaran umur kurang dari sama dengan 35 tahun ≤ 35 tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia ibu tersebut masih termasuk ke dalam wanita usia subur menurut pembagian yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar Riskesdas, yaitu antara 15 – 49 tahun. Menurut Wintarti 2014, umur ibu tersebut termasuk dalam kategori dewasa. Hal ini dapat menunjukkan bahwa ibu yang memiliki balita gizi kurang sudah memiliki pengalaman dalam pemberian makan anggota keluarganya. Oleh karena itu, usia ibu juga dapat mempengaruhi kemampuan ibu dalam pemberian makan bagi keluarganya. Hal ini diperoleh melalui pengalaman sehari-hari di luar faktor pendidikannya. Dapat dikatakan bahwa usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prilaku seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu hal. Menurut Notoadmodjo 2007, menyatakan bahwa salah satu factor yang berhubungan dengan pengetahuan adalah umur. Semakin tua umur seseorang, pengetahuan yang dimiliki akan semakin banyak. Namun di masa sekarang tidak jarang juga usia muda memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan usia yang lebih tua. Hal tersebut dikarenakan banyak faktor lain yang juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang selain factor umur, seperti media massa dan juga informasi. Kemudian variabel karakteristik yang juga penting adalah pendidikan. Pendidikan seseorang merupakan salah satu proses perubahan tingkah laku, semakin tinggi pendidikan seseorang akan memperkaya pengetahuannya. Oleh karena itu seseorang diharapkan dapat berprilaku sehat seperti mencegah dirinya dari suatu penyakit jika ia berpendidikan tinggi. Namun hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan ibu tinggi yakni SMP Sekolah Menengah Pertama yang berpedoman pada ketentuan dari Kementrian Pendidikan Nasional terkait “wajib belajar 9 tahun”, hal ini dapat mempengaruhi sikap dan prilaku ibu khususnya dalam memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan status gizi anak. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin tinggi pengetahuan gizi dan kesehatannya yang dapat berpengaruh terhadap pemilihan bahan makan yang akan dikonsumsi Berg, 1986 dalam Al-kaff dan Ciptaningtiyas, 2012. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rarastiti dan Syauqy 2014 di Puskesmas Bugangan, Semarang Timur, diketahui bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita. Hal itu juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, Sudargo, dan Paramastri 2006 di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status balita. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu yang tamat SD, SMP, SMA, ataupun lulusan sarjana tidak memberikan pengaruh terhadap status gizi balita-nya. Variabel terakhir adalah pekerjaan. Pekerjaan merupakan aktifitas yang dilakukan seseorang setiap hari dalam kehidupannya dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dunia pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa status responden mayoritas ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga mengindikasikan kecendrungan ibu bisa beraktifitas lebih banyak terkait perawatan anak dan pemantauan kesehatan anak secara langsung. Hali ini, diharapkan dapat sejalan dengan pengetahuan ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan status gizi anak. Namun, kenyataannya balita mereka masih mengalami gizi kurang. Ada kemungkinan hal tersebut dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi balita atau karna salahnya pola asuh ibu.

6.3. Gambaran Hasil Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Sebelum Dan Setelah

Diberikan Penyuluhan Dengan Media Lembar Balik Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai kondisi tahu dari seseorang mengenai suatu hal. Dalam penelitian ini, pengetahuan yang dimaksud adalah kemampuan responden dalam menjawab 20 pertanyaan terkait gizi anak. Ibu balita gizi kurang yang menjadi responden diberikan kuesioner untuk mengukur pengetahuan sebelum diberikan perlakuan berupa penyuluhan. Penyuluhan ini dilakukan dengan menggunakan media lembar balik gizi terkait pemantauan pertumbuhan dan status gizi anak. Setelah selesai diberikan penyuluhan, peneliti kembali mengukur pengetahuan responden mengenai pemantauan pertumbuhan dan status gizi anak. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pengetahuan ibu balita gizi kurang mengalami peningkatan sebesar 66,9 atau meningkat 16,4 menjadi 83,3. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan rata- rata skor ibu balita gizi kurang sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan menggunakan media lembar balik gizi sebesar 66,9 . Menurut Notoadmodjo 2007, seseorang yang terpapar informasi mengenai suatu topik tertentu akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak dari pada yang tidak terapar informasi. Penyuluhan dengan media lembar balik merupakan salah satu metode untuk meningkatkan pengetahuan dengan melalui tulisan-tulisan dan gambar mengenai suatu materi. Sehingga dapat disimpulkan, seseorang yang terpapar suatu materi akan mengalami peningkatan pengetahuan yang lebih besar dari pada seseorang yang tidak terpapar informasi. Dalam tabel penjabaran jawaban benar ibu balita gizi kurang dapat diketahui bahwa terdapat beberapa pertanyaan yang awalnya hanya dapat dijawab oleh beberapa responden saja bertambah beberapa responden lagi. Namun, terdapat pula beberapa responden yang awalnya dapat menjawab dengan benar pertanyaan tetapi tidak mengalami peningkatan dan terdapat pula yang mengalami penurunan jawaban benar dari beberapa responden. Dapat dilihat dari perubahan pengetahuan ibu balita gizi kurang per item pertanyaan yang mengalami kenaikan setelah diberikan penyuluhan menggunakan media lembar balik yakni pada materi 1. Pengertian status gizi 69,5 menjadi 82,6, 2. Jenis status gizi 26,1 menjadi 78,2, 4. Manfaat pemantauan status gizi 60,8 menjadi 91,3, 5. Dampak anak terlalu kurus

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penatalaksanaan Gizi dan Pengetahuan Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Terhadap Keberhasilan Puskesmas dalam Perbaikan Status Gizi Balita Gizi Buruk di Puskesmas Se-Kota Medan

2 54 105

Perbedaan Pengetahuan Gizi, Pendapatan Dan Status Gizi Anak Balita Di Desa Proyek Dan Hon Proyek Kesehatan Keluarga Dan Gizi (KKG) Di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2004

0 34 81

Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi Dan Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

2 14 169

PENGARUH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN POLA PEMBERIAN MAKAN TERHADAP KEJADIAN GIZI Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Pemberian Makan Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

0 3 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Pemberian Makan Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

0 2 7

PENGARUH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN POLA PEMBERIAN MAKAN TERHADAP KEJADIAN GIZI Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Pemberian Makan Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

0 2 19

cetak lembar balik penyuluhan gizi

0 0 1

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA GIZI KURANG SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN EDUKASI GIZI DI PUSKESMAS BAUN SKRIPSI

0 0 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Ibu 2.1.1. Pengetahuan - Pengaruh Metode Penyuluhan Gizi terhadap Peningkatan Pengetahuan Gizi Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Watukumpul - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 16

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH METODE PENYULUHAN GIZI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATUKUMPUL

0 0 13