a. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
b. Media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama untuk
menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta.
c. Media memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta
dengan lingkungan. d.
Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan. e.
Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat. f.
Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik.
g. Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
h. Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal
yang konkret sampai yang abstrak.
2.6.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Sanjaya 2009: 213 mengklasifikasikan beberapa jenis media pembelajaran sebagai berikut.
1. Media Grafis Visual Diam
a. GambarFoto
b. Diagram
c. Bagan
d. Poster
e. Grafik
2. Media Proyeksi
3. Media Audio
4. Media Komputer
a. Penggunaan Multimedia Presentasi
b. CD Multimedia Interaktif
c.
Pemanfaatan Internet
2.7 Perencanaan Pembelajaran
Pada hakikatnya kegiatan yang telah direncanakan terlebih dahulu akan lebih terarah dan berhasil untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. Sama halnya
dengan kegiatan pembelajaran, guru harus mampu merencanakan pembelajaran. Adapun pengertian perencanaan itu sendiri menurut Uno 2007:2 adalah suatu
cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan
yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Sanjaya 2009: 28 mengatakan bahwa
perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan
perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber
belajar yang ada. Mengutip dari Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 2013: 273
dipaparkan bahwa PP nomor 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan
pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses yang
antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan RPP.