2.8.2 Aktivitas Siswa
Dalam kegiatan belajar peserta didiksiswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses
belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik Sardiman, 2008: 97. Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 proses pembelajaran terdiri
atas lima pengalaman belajar pokok yaitu 1 mengamati, 2 menanya, 3 mengumpulkan informasi, 4 mengasosiasi, 5 mengomunikasikan. Kelima
pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 2.1 KegiatanAktivitas Belajar Siswa Langkah
Pembelajaran KegiatanAktivitas Belajar
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak,
melihat tanpa atau dengan alat menyangkut materi pembelajaran.
Melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik
Mengembangkan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat
Mengumpulkan Informasi
Eksperimen Melakukan eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks, mengamati objek kejadian aktivitas,
wawancara dengan narasumber.
Mengembangkan sikap teliti,
jujur,sopan, menghargai
pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan
kemampuan
mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar
dan belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan Mengolah
Informasi Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen
maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.
Mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif
dalam menyimpulkan.
Mengomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya.
Mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas,
dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.
Dari lima golongan aktivitaskegiatan belajar di atas, aktivitas yang dapat menunjang siswa dalam pembelajaran menulis teks anekdot dan selanjutnya akan
dipakai sebagai observasi aktivitas siswa, peneliti mengacu pada aktivitas sebagai berikut.
1. Mengamati, yang termasuk didalamnya membaca, mendengar, menyimak,
melihat tanpa atau dengan alat menyangkut materi pembelajaran.
2. Menanya, yang mencakup kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. 3.
Mengumpulkan informasieksperimen, yang mencakup kegiatan melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek
kejadianaktivitas. 4.
Mengasosiasikanmengolah informasi, yang mencakup kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkaneksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan
dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
5. Mengomunikasikan, yang mencakup kegiatan menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
2.9 Penilaian Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru perlu melakukan penilaian pembelajaran, karena kegiatan pembelajaran memuat tindak interaksi antara guru
dan siswa yang berorientasi pada sasaran belajar dan berakhir pada penilaian. Kegiatan penilaian ini merupakan tahapan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
tahapan inti pembelajaran.
Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Penilaian merupakan kegiatan mengumpulkan informasi sebagai bukti untuk dijadikan dasar
menetapkan terjadinya perubahan dan derajat perubahan yang telah dicapai sebagai hasil belajar peserta didik. Salah satu karakteristik pembelajaran
kontekstual adalah diterapkannya penilaian autentik yang mampu mengungkap potensi
siswa dalam
pembelajaran secara
utuh, komprehensif
dan berkesinambungan. Penilaian autentik ini diterapkan melalui teknik-teknik
penilaian tertentu sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Hasil penilaian dianalisis dan digunakan untuk mengambil keputusan terhadap ketuntasan belajar
siswa Komalasari, 2013: 145.
2.9.1 Pengertian Penilaian dan Penilaian Autentik
Dalam hand out penilaian autentik pada proses dan hasil belajar 2013: 4 dipaparkan mengenai pengertian penilaian dan penilaian autentik. Penilaian
assesment adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian autentik merupakan
penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan input, proses, dan keluaran output pembelajaran, yang meliputi ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen
input –proses–output tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil
belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional instructional effect dan dampak pengiring nurturant effect dari pembelajaran.