Selain  itu,  Komalasari  2013:  3  mengemukakan  bahwa  pembelajaran didefinisikan  sebagai  suatu  sistem  atau  proses  pembelajaran  subjek
didikpembelajar  yang  direncanakan  atau  didesain,  dilaksanakan,  dan  dievaluasi secara  sistematis  agar  subjek  didikpembelajar  dapat  mencapai  tujuan-tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
2.1.2 Tujuan Pembelajaran
Tujuan  merupakan  komponen  yang  sangat  penting  dalam  sistem  pembelajaran, sebab  seluruh  aktivitas  guru  dan  siswa  diarahkan  untuk  mencapai  tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan yang harus dimiliki anak didik  setelah  mereka  mempelajari  bahasan  tertentu  dalam  bidang  studi  tertentu
dalam satu kali pertemuan Sanjaya, 2011: 86. Taksonomi  tujuan  pendidikan  merupakan  suatu  kategorisasi  tujuan  pendidikan
yang umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri dari domain-domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
1. Matra kognitif
Matra  kognitif  menitikberatkan  pada  proses  intelektual.  Bloom  mengemukakan jenjang-jenjang tujuan kognitif sebagai berikut.
a. Pengetahuan
Pengingatan  bahan-bahan  yang  telah  dipelajari,  mulai  dari  fakta  sampai  ke teori, yang menyangkut informasi yang bermanfaat.
b. Pemahaman
Abilitet  untuk  menguasai  pengertian.  Pemahaman  tampak  pada  alih  bahan dari satu bentuk ke bentuk lainnya, penafsiran, dan memperkirakan.
c. Penerapan aplikasi
Abilitet untuk menggunakan bahan yang telah dipelajari ke dalam situasi baru yang nyata, meliputi: aturan, metode, konsep, prinsip, hukum, teori.
d. Analisis pengkajian
Abilitet  untuk  merinci  bahan  bagian-bagian  supaya  struktur  organisasinya mudah  dipahami,  meliputi  identifikasi  bagian-bagian,  mengkaji  hubungan
antara bagian-bagian, mengenali prinsip-prinsip organisasi. e.
Sintesis Abilitet  mengombinasikan  bagian-bagian  menjadi  suatu  keseluruhan  baru,
yang menitikberatkan
pada tingkah
laku kreatif
dengan cara
memformulasikan pola dan struktur baru. f.
Evaluasi Abilitet  untuk  mempertimbangkan  nilai  bahan  untuk  maksud  tertentu
berdasarkan kriteria internal dan eksternal.
2. Matra afektif
Matra  afektif  adalah  sikap,  perasaan,  emosi,  dan  karakteristik  moral  yang merupakan  aspek-aspek  penting  perkembangan  siswa.  Kratwhol,  Bloom,  dan
Masia mengembangkan hierarki matra ini sebagai berikut. a.
Penerimaan receiving Suatu keadaan sadar, kemauan untuk menerima, perhatian terpilih.
b. Sambutan responding
Suatu sikap terbuka ke arah sambutan; kemauan untuk merespons; kepuasan yang timbul karena sambutan.