Asas bagi hasil Ada bagi hasil
Tidak ada bagi hasil
Transparansi aliran
dana
Sejak awal
nasabah mengetahui aliran dana
Nasabah tidak
diberi btahu aliran dana
Dana hangus
Tidak mengenaldikenal Mengenal dana hangus
Asas hubungan
Individu dan
kebersamaan Individualistik
Keuntungan Win-win solution
Terbuka kemungkinan
diderita satu pihak
Asas kerohanian Religius
Sekuler Sumber: M. Amin Suma, Menggali akar dan Mengurai Serat Ekonomi dan
Keuangan Islam Jakarta: Kholam Publishing, 2008, h. 411. Dalam pelaksanaan operasionalnya, asuransi syariah berbeda dengan
asuransi konvensional. Asuransi syariah harus memiliki sistem operasional yang sesuai dengan syariat islam. Selain itu, prinsip operasional asuransi syariah harus
menghindari hal-hal yang diharamkan, yang terdapat dalam asuransi konvensional. Hal tersebut seperti gharar, maisir, dan riba. Sesuai dengan
prinsipnya, asuransi syariah lebih menekankan pada prinsip kebersamaan, tolong- menolong, dan keadilan.
Prinsip operasional asuransi syariah mempunyai ciri-ciri, seperti:
22
22
Wirdyaningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia Jakarta: Kencana, 2005, h. 208-209.
a. Niat, semangat, tata cara pengelolaan, jenis usaha, dan pengawasan syariah.
1 Dana asuransi diperoleh dari pemodal dan peserta suransi didasarkan atas niat dan semangat persaudaraan
untuk saling membantu pada waktu diperlukan. 2 Tata cara pengelolaan tidak terlibat dengan unsur-unsur
yang bertentangan dengan syariat islam. 3 Jenis asuransi Islam terdiri dari :
a Takaful Keluarga
yang memberikan
perlindungan kepada peserta atau ahli warisnya sebagai akibat kematian, dan sebagainya.
b Takaful Umum yang memberikan perlindungan atas kerugian harta benda karena kebakaran,
kecurian, dan sebagainya. 4 Terdapat Dewan Pengawas Syariah yang bertugas
mengawasi operasional
perusahaan agar
tidak menyimpang dari tuntuntan syariat. Pada asuransi
islam yang perlu mendapatkan perhatian adalah agar format berbagai perjanjian yang mengikat para pihak
dan investasi yang dilakukan perusahaan tidak menyimpang dari ketentua-ketentuan syariah.
b. Modal Saham
Modal saham yang disetor para pemegang saham merupakan modal awal usaha asuransi Islam untuk dibelanjakan bagi
kebutuhan awal operasi dan siswanya diinvestasikan sesuai deng prinsip syariat Islam atas dasar konsep mudharabah
5. Asuransi Jiwa a. Pengertian Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa merupakan asuransi dengan manusia sebagai kepentingan interest yang diasuransikan. Berbeda dengan asuransi
kerugian, dengan harta benda sebagai kepentingan yang diasuransikan. Dengan membayar premi setiap tahun atau selama suatu jangka waktu
terbatas, seorang tertanggung, sebagai imbalan dari premi yang dibayarkannya kepada penanggung, menerima jaminan yaitu :
1 Pada hari tua tertanggung akan diberikan sejumlah uang sebagai
santunan biaya hidup. 2
Bila tertanggung meninggal dunia, akan diberikan sejumlah uang kepada ahli waris tertanggung sebagai santunan biaya hidup.
3 Bila tertanggung mengalami kecelakaan fisik, akan diberikan
sejumlah pengobatan bila tidak cacat tetap
23
. Metode asuransi jiwa merupakan suatu metode investasi dalam
upaya manusia untuk menyediakan dana untuk menghadapi resiko hidup yang tidak berkepastian. Dalam metode ini, dapat dikatakan bahwa
perusahaan asuransi jiwa memberikan proteksi untuk mengganti
23
Radiks Purba, Memahami Asuransi di Indonesia Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1995, h. 271-272.
ketidakpastian menjadi kepastian yang maksimal, berarti melindungi masa depan setiap orang yang berpartisipasi dalam asuransi jiwa
24
.
b. Fungsi Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa memiliki fungsi diantaranya
25
: 1 Tujuan pertanggungan jiwa ialah mengadakan jaminan bagi
masyarakat, yaitu mengambil alih semua beban resiko dari tiap- tiap individu. Bilama ditanggung sendiri akan terlalu berat, maka
lebih baik dipindahkan kepada perusahaan asuransi jiwa. Untuk mengambil alih resiko dari masyarakat itu, oleh perusahaan
asuransi dipungut suatu pembayaran yang relatif lebih rendah pembayaran premi.
2 Perusahaan asuransi mempunyai tugas lain bila dilihat dari sudut pembangunan economic development, yaitu sebagai suatu
lembaga yang mengumpulkan dana fundspremium dan dana tersebut dapat diinvestikan dalam lapangan pembangunan ekonomi
seperti: industri-industri, perkebunan, dan lain-lain. Dengan jalan demikian, adanya asuransi bisa untuk membangun perekonomian
nasional. 3 Dari sudut employment pekerjaan, perusahaan asuransi memberi
bantuan kepada publik, yaitu memberi kesempatan bekerja pada
24
ibid. 275-276
25
H. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003, h. 39.
buruh-buruhpegawai-pegawai untuk memperoleh income guna kelangsungan hidup mereka sehari-hari.
Dari semua fungsi yang kita lihat di atas tadi, dapatlah ditarik konklusi bahwa perusahaan asuransi jiwa itu terutama bertujuan untuk
26
: a Meningkatkan social welfare kesejahteraan sosial masyarakat
b Menaikkan economic wekdare kesejahteraan ekonomis
C. Agen Asuransi 1. Pengertian Agen Asuransi
Dalam melakukan pemasaran produk asuransi, kita mengenal sistem keagenan ordinary system atau agency distribution system. Karena, setiap
organisasi sebuah perusahaan akan menempatkan aspek pemasaran atau sering disebut agen asuransi dalam mendukung kelancaran jalannya operasional
perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanggungan semacam asuransi akan selalu menempatkan bidang pemasaran sebagai tulang
punggung penopang kinerja perusahaan. Dalam sebuah struktur perusahaan asuransi divisi pemasarankeagenan merupakan satu divisi tersendiri disamping
divisi-divisi lainnya, yang mempunyai fungsi sebagai agen yang memperkenalkan dan menjual produk asuransi kepada calon nasabah
27
. Agen adalah setiap orang yang menawarkan asuransi atau membantu
menempatkan resiko-resiko, menyerahkan polis, atau menagih premi atas nama sebuah perusahaan asuransi. Menurut UU Perasuransian No. 2 tahun 1992 definisi
26
ibid
27
AM.Hasan Ali, Asuransi dalam Persprektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis Jakarta: Kencana Press, 2004, h. 47.
dari agen asuransi adalah seorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa dalam memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama
penanggung. Tindakan-tindakan agen itu hanya mengikat perusahaan sejauh ditentukan dalam kontrak atau diberi kuasa. Mereka tidak dapat mengikat
perusahaan dengan suatu pernyataan yang bertentangan dengan pasal-pasal aplikasi atau polis. Agen-agen tidak dapat melimpahkan hak-hak atau kekuasaan
mereka kecuali kalau dikuasakan secara tegas. Dalam banyak negara bagian, para solicitor asuransi dianggap sebagai agen perusahaan dan bukan agen dari si
tertanggung
28
. Bagi perusahaan yang menggunakan jalur distribusi melalui penjualan
langsung direct selling maka peranan agen menjadi faktor yang sangat menentukan untuk keberhasilan penjualan. Maka, untuk itu setiap agen harus
diberikan pendidikan dan pelatihan yang mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Pengetahuan tentang profil perusahaan
b. Pengetahuan produk c. Teori pemasaran
d. Pemantapan aqidah dan akhlaq
29
Dalam bisnis agen diberi kuasa dan wewenang untuk melakukan penjualan dan promosi barang-barang atau jasa milik perusahaan yang diageninya.
Secara umum wewenang seorang agen terutama terletak pada wewenang yang
28
A. Hasyim Ali, et.al, Kamus asuransi Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002, h. 16.
29
Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah Jakarta: PT Grasindo,2007, h. 97.