Fungsi Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa a. Pengertian Asuransi Jiwa

diberikan kepadanya oleh kontrak keagenan atau yang biasa disebut dengan perjanjian keagenan. Karena adanya wewenang yang dimiliki oleh agen merupakan kriteria utama untuk mendapatkan adanya suatu kegenan. Namun, kekuasaannya untuk mengikat perusahaan melampaui kontrak ini 30 . Agen mempunyai tiga macam wewenang: pertama, adalah wewenang tersurat yaitu tercantum dalam kontraknya dengan perusahaan yang dalam hal ini perusahaan asuransi. yang kedua, adalah wewenang tersirat, yaitu agen memperoleh wewenang yang layak dianggap publik yang dimilikinya. Aturan menyelidiki syarat-syarat sesungguhnya dari setiap perjanjian keagenan. Jika layak , maka bagi publik yaitu untuk mempercayai bahwa seorang agen mempunyai wewenang untuk suatu tindakan tertentu, maka sejauh yang menyangkut hukum, agen tersebut mempunyai wewenang itu. Yang ketiga, agen mempunyai wewenang lahiriah yaitu wewenang yang telah dilaksanakan itu didiamkan oleh perusahaan, artinya perusahaan asuransi itu gagal melarang tindakan agen tersebut. contoh, seorang agen telah dilarang oleh perusahaannya untuk mengambil asuransi mobil untuk pengemudi yang usianya di bawah 25 tahun. Sementara perusahaan asuransi menerima premi tersebut. Dengan tindakannya ini, perusahaan asuransi mendiamkan tindakan agen tersebut dan berarti merestui wewenangnya menjual polis tersebut 31 .

2. Branch Office System

Dalam sistem keagenan branch office system, perusahaan memegang kendali untuk mengatur agen-agen. Para agen terstruktur oleh perusahaan dan 30 Sumantoro, Hukum Ekonomi Jakarta: UIP, 1986, cet.I, h.24. 31 A. Hasmi Ali, Pengantar Asuransi Jakarta: Bumi Aksara, 1993, cet ke-1, h. 92. langsung berhubungan langsung dengan perusahaan. Agen diberikan pendidikan dan pelatihan yang ditangani langsung oleh perusahaan untuk mebentuk agen yang unggul. AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah memiliki kriteria sendiri dalam menetapkan syarat agen syariah, namun tetap berpatokan pada rule dari regulator dalam hal ini AAJI Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia dan AASI Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia.

3. Agency Office System

General agency system merupakan salah satu jenis distribusi alternatif yang dapat berbentuk badan hukum maupun individu. Seperti pembukaan authorized agency, yakni melibatkan pihak di luar manajemen dalam pemasaran produk, pelayanan administrasi, dan pelayanan nasabah, atau yang dikenal dengan pola “outsourcing”. Hal ini dapat dilakukan antar lembaga ataupun perseorangan dengan pihak perusahaan asuransi. ciri khas dari agency office system pada umunya adalah general agency, tidak ada subsidi biaya-biaya namun kontrak management participal menjadi terbatas.