ANALISIS HASIL PENELITIAN Efektifitas pemasaran produk asuransi melalui keagenan branch office system dalam peningkatan jumlah premi pada AJB Bumi Putra 1912 divisi syariah
sistem dan ordinari sistem. Blok sistem adalah pembagian pasar berdasarkan geografis calon peserta. Sedangkan ordinari sistem adalah pembagian pasar
berdasarkan profesi calon peserta. Dalam blok sistem dan ordniari sistem nantinya akan dipetakan lagi, apa saja yang ada dalam pasar ini. Dengan blok sistem akan
mempermudah karena sumbertargetcalon peserta sudah banyak dikenal. Karena asuransi berasal dari kedekatan agen dengan calon peserta.
B.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Keagenan Branch Office System yang
diterapkan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
2
Praktek dalam melakukan pemasaran produk yang dilakukan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah tidak selalu mengalami kelancaran. Tentu ada
sisi kelebihan dan kekurangan didapat perusahaan dalam melakukan pemasaran tersebut.
1. Kelebihan pemasaran melalui Branch Office System a. Perusahaan cabang dapat mengontrol secara langsung agen cabang
mereka. Dengan branch office system, perusahaan dapat mengontrol
secara langsung agen-agen perusahaan cabang mereka. Kepala cabang dapat dengan mudah melakukan perintah dalam aktivitas
pemasaran produk. b. Perusahaan dapat melakukan pengendalian secara optimal
2
Hasil analisa penulis bersumber dari wawancara pribadi dengan Bpk. Suryanto Staf Pemasaran dan Evaluasi Bisnis, AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Kepala cabang dapat melakukan pengendalian aktivitas pemasaran kepada agen dengan mudah. Kepala cabang lebih
mengetahui karakteristik calon peserta, sehingga agen dapat dikendalikan lebih optimal.
c. Perusahaan cabang lebih mengetahui karakteristik calon peserta blok sistem dan ordinari sistem sehingga memudahkan dalam
merancang produk dan jumlah kontribusi yang akan dipasarkan Agen cabang dipersiapkan untuk melakukan pemasaran
yang diutamakan di sekitar perusahaan mereka. Perusahaan cabang lebih mengatahui bagaimana produk yang cocok
kebutuhan untuk calon peserta. Sehingga perusahaan dapat merancang produk dengan lebih mudah sebelum dipasarkan oleh
agen. d. Sebagai sarana penetrasi pasar dan penggarapan pasar yang lebih
tertata dan tergarap secara merata. Dengan branch office system, perusahaan akan lebih mudah
dalam penggarapan pasar dengan lebih tertata dan tergarap secara merata. Karena perusahaan lebih mengetahui karakteristik pasar.
2. Kekurangan pemasaran melalui Branch Office System a.
Beban pemasaran yang harus dikeluarkan perusahaan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan keagenan agency office system
Berdasarkan laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah terlihat jelas bahwa beban pemasaran yang harus
ditanggung perusahaan jauh lebih tinggi dibanding perusahaan yang
menggunakan agency
office system
yang pasti
mempengaruhi beban yang harus ditanggung perusahaan. b.
Komisi untuk agen jauh lebih rendah dibandingkan dengan agency office system.
Jumlah komisi agen pada agency office system sangatlah tinggi jumlahnya. Maraknya perusahaan asuransi jiwa syariah
yang membuka peluang usaha sebagai agen dengan iming-iming jumlah komisi yang besar menjadikan agen akan lebih tertarik
bergabung pada perusahaan yang menggunakan agency office system.
C.
Efektivitas Pemasaran Produk Melalui Branch Office System Pada AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pada branch office system Kepala Cabang memegang kendali penuh dalam merancang strategi pemasaran melalui
agen. Dalam hal ini Kepala Cabang dituntut untuk melakukan efisiensi biaya dalam mengelola operasional kantor cabang dan menghasilkan pendapatan secara
maksimal melalui agen-agen yang produktif. Oleh karena itu untuk melihat sejauh mana keefektivan pemasaran melalui
bracng office system dilihat melalui besar biaya operasional yang dilihat melalui
nilai beban operasional dan pendapatan perusahaan yang dilihat melalui kontribusi bruto AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah dan akan dibandingkan
dengan beban operasional dan kontribusi bruto PT Prudential Life Assurance Unit Syariah yang menerapkan sistem keagenan agency office system.
Tabel 4.1 Rekap Persentase Beban pemasaran AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Tabel 4.2 Rekap Persentase Beban Pemasaran PT Prudential Life
Assurance Unit Syariah
Tahun Jumlah
Persentase
2010 31,848,550,000
- 2011
28,610,220,000 10.1
2012 27,373,100,000
4.3 2013
25,858,960,000 5.5
2014 28,780,460,000
11.2
Tahun Jumlah
Persentase
2010 3,787,000,000
- 2011
5,438,000,000 43.5
2012 20,448,000,000
276 2013
21,871,000,000 6.9
2014 19,968,000,000
8.7
Tabel 4.3 Rekap Persentase Kontribusi Bruto AJB
Bumiputera 1912 Divisi Syariah
Tabel 4.4 Rekap Persentase Kontribusi Bruto PT Prudential Life
Assurance Unit Syariah
Tahun Jumlah
Persentase
2010 61,866,260,000
- 2011
71,047,860,000 14.8
2012 64,731,190,000
8.8 2013
75,199,090,000 16
2014 60,392,290,000
19.6
Tahun Jumlah
Persentase
2010 966,591,000,000
- 2011
1,186,964,000,000 22.7
2012 1,399,429,000,000
17.8 2013
1,710,512,000,000 22.2
2014 2,066,456,000,000
20.8
Tabel 4.5 Market Share Kontribusi Bruto Asuransi Jiwa Syariah
Pada tahun 2011 beban pemasaran AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah mengalami penurunan sebesar 10.1 . sementara pada tahun 2012 mengalami
penurunan sebesar 4.3 . pada tahun 2013 pun mengalami penurunan sebesar 5.5 dan pada tahun mengalami peningkatan sebesar 11.2.
Sementara pada PT Prudential Life Assurance Unit Syariah yang menggunakan agency office system, beban pemasaran PT Prudential Life
Assurance Unit Syariah selalu meningkat setiap tahunnya. Bila dibandingkan dengan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah sangat terlihat jauh jumlahnya. Pada
3
Otoritas Jasa Keuangan, “Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2013”, artikel diakses pada 13 Oktober 2015 dari http:www.ojk.go.idpublikasi-laporan-perkembangan-
keuangan-syariah-2013
4
ibid
5
ibid
6
ibid
7
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia, “Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah TW IV 2014”, artikel diakses pada 2 Oktober 215 dari
http:www.aasi.or.idassetsimguploaddata_bisnis_asuransi_dan_reasuransi_syariahData_Bisnis _Asuransi_dan_Reasuransi_Syariah_AASI_Q4_2014.pdf
Tahun Persentase
2010 4
3
2011 4.14
4
2012 5.21
5
2013 6.68
6
2014 6.48
7
tahun 2011 jumlah beban pemasaran mengalamin peningkatan sebesar 43.5. Sementara pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 276. Pada tahun
2013 mengalami peningkatan sebesar 6.9. Dan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 8.7.
Nilai kontribusi bruto yang didapat AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah selama 5 tahun terakhir mengalami ketidakstabilan. Pada tahun 2011 kontribusi
bruto AJB Bumiputtera 1912 Divisi Syariah mengalami peningkatan sebesar 14.8 dari tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar
8.8. peningkatan jumlah kontribusi bruto juga terjadi lagi pada tahun 2013 sebesar 16 , dan kembali menurun pada tahun 2014 sebesar 19.6. Disini
terlihat kontribusi bruto AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah tidak mengalami peningkatan yang signifikan, padahal nilai market share kontribusi bruto asuransi
jiwa syariah terus mengalami peningkatan dari tahun 2010-2013 dan hanya turun 0.2 pada tahun 2014.
Sedangkan kontribusi bruto yang diterima PT Prudential Life Assurance Unit Syariah terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya market
share kontribusi asuransi jiwa syariah di Indonesia terhadap industri asuransi jiwa. Pada tahun 2011 meningkat sebesar 22.7. Pada tahun 2012 juga
mengalami peningkatan sebesar 17.8. Sementara pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 22.2 dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar
20.8. Disini terlihat nilai kontribusi bruto PT Prudential Life Assurance Unit Syariah terus meningkat dari tahun 2010-2014. Hal ini serupa dengan nilai market
share kontribusi bruto asuransi jiwa syariah di Indonesia yang mengalami peningkatan pada 2010-2013 dan penurunan sebesar 0.2 pada 2014.
Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah sangat terlihat beban pemasaran perusahaan dalam memasarkan produk melalui keagenan branch office
system terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Meskipun angka penurunan tersebut sangat kecil. Jumlah beban pemasaran AJB Bumiputera 1912 Divisi
Syariah jauh lebih tinggi dibandingkan PT Prudential Life Assurance Unit Syariah. Namun, beban pemasaran AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah yang
menggunakan sistem keagenan branch office system cenderung mengalami
penurunan setiap tahunnya bila dibandingkan dengan PT Prudential Life Assurance Unit Syariah yang menggunakan agency office system.
Sementara dengan jumlah kontribusi bruto , jumlah kontribusi bruto yang diterima AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah cenderung tidak stabil, setiap
tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan. Berbeda dengan PT Prudential Life Assurance Unit Syariah yang selalu mengalami peningkatan yang signifikan
dan hanya .